Selain kian menarik sebagai destinasi investasi, status baru ekonomi Indonesia juga membuat negeri ini makin jauh dari kriteria miskin yang perlu diberi bantuan.
Kabar baik itu dirilis Bank Dunia (World Bank/WB) pada 3 Juli 2023. Indonesia resmi naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah atas, demikian simpulan rilis tersebut. Hal ini didasarkan pada fakta, di antaranya pertumbuhan ekonomi yang kuat, alias 5,3 persen.
Buntutnya, pendapatan per kapita Indonesia sebesar USD4.580 pada 2022, naik dari tahun 2021 sebesar USD4.140. "El Salvador, Indonesia, serta wilayah Tepi Barat dan Gaza semuanya sangat dekat dengan ambang pendapatan menengah atas pada 2021. Sehingga, dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak terlalu tinggi pada 2022 sudah cukup membawa perekonomian tersebut pada kategori ini," dikutip dari keterangan Bank Dunia, Senin (3/7/2023).
Meski bukan hal baru, kabar yang dirilis WB itu toh menyejukkan. Tidak heran, Presiden Joko Widodo pun memamerkan kenaikan level tersebut secara langsung belum lama ini. Demikian halnya Menteri Keuangan Sri Mulyani yang turut menyambut dengan suka cita.
Posisi baru ekonomi Indonesia ini dipastikan akan menjadikan Indonesia sebagai destinasi menarik bagi investor. Menkeu pun berharap, Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio makin deras masuk ke Indonesia.
"Jadi, seharusnya progres yang baik ini berdampak positif terhadap investasi dan pembiayaan, serta terhadap keseluruhan masyarakat Indonesia," kata Menkeu di Kompleks Parlemen, Selasa (5/7/2023).
Membawa Konsekuensi
Pada dasarnya, status naik kelas ekonomi ini telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki ekonomi yang lebih baik. Hal ini tentu membawa konsekuensi tertentu. Misalnya, terkait bantuan internasional. Dengan status baru ini, bukan tidak mungkin akan mengurangi beberapa bantuan internasional, lantaran Indonesia bukan lagi negara menengah bawah dan makin jauh dari kriteria negara miskin yang perlu mendapat bantuan.
Konsekuensi berikutnya, mungkin saja akan terjadi pengurangan fasilitas pembiayaan dari lembaga internasional seperti Bank Dunia dan bank pembangunan lainnya. Pasalnya, Indonesia bukan lagi negara berkembang yang masuk kategori 'sangat miskin' atau perlu mendapat pinjaman dengan biaya murah.
Meski telah naik kelas, Indonesia berdasarkan kategorisasi terbaru yang dirilis Bank Dunia, masih jauh untuk mencapai level negara berpenghasilan tinggi alias negara maju. Yakni negara dengan rata-rata pendapatan masyarakatnya di atas USD13.845.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita penduduk Indonesia pada 2021 mencapai Rp62,2 juta, meningkat dibandingkan pada 2020 sebesar Rp57,73 juta. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada tahun 2022 setara dengan USD4.349,5.
Sementara untuk angka PDB per kapita melampaui level sebelum pandemi pada 2019 yang mencapai Rp59,3 juta. Pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk Indonesia berdasarkan catatan BPS, menunjukkan tren kenaikan secara konsisten dalam 10 tahun terakhir, kecuali pada 2020. Saat itu, PDB per kapita Indonesia turun dari Rp59,3 juta menjadi Rp57,3 juta.
Datanya diperbarui setiap 1 Juli, menggunakan perhitungan pendapatan nasional bruto atau PNB per kapita dalam dolar AS berdasarkan metode Atlas. Metode Atlas menggunakan perhitungan kurs secara khusus, yakni rata-rata nilai tukar suatu negara untuk tahun itu dan nilai tukarnya untuk dua tahun sebelumnya, disesuaikan dengan perbedaan antara tingkat inflasi di negara tersebut dan inflasi internasional.
Hal itu bertujuan untuk mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar dalam perbandingan pendapatan nasional lintas negara. Meski Bank Dunia pada 2023 kembali mengubah ambang batas pendapatan nasional per kapita masing-masing kategorisasi negara, toh Indonesia tetap berhasil naik kelas.
Itu tak lepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 sebesar 5,3%, yang lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan hanya mencapai 3,2%. Status Indonesia masuk kelompok negara menengah atas, sebenarnya pernah terwujud pada 2019. Namun karena pandemi, Indonesia kembali turun ke kategori menengah bawah selama dua tahun beruntun, dan kini kembali naik.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari