Itulah dialog saya dengan Rani, pemilik Kurabesi. Rani adalah tipe anak muda yang ingin keluar dari situasi nyaman di ibu kota, yang kemudian berbisnis di sektor pariwisata. Bisa jadi di awal perjalanan bisnisnya, tentu tak mudah. Dia pun harus merogoh investasi kapal Phinisi sekitar Rp4 miliar.
Kini, paket wisatanya tak pernah sepi. Dan hampir 80% pasarnya adalah wisatawan asing. Bila punya dana terbatas, batalkan saja keinginan untuk menikmati layanan paket wisata yang disediakan mereka.
Sebagai gambaran, untuk paket 2020, mereka sudah menawarkannya. Paket Papua Region, misalnya, dijual dengan harga USD360 per malam dan USD3.600 per malam untuk charter penuh. Artinya bila perorangan, mereka harus menyediakan minimal Rp35 juta untuk paket 6 malam/7 hari perjalanan.
Di kawasan timur, layanan sejenis yang diberikan Kurabesi lagi naik daun. Banyak paket wisata yang menyediakan layanan premium. Namun, yang menjadi pertanyaan apa sih paket wisata premium? Yang jelas namanya segmen premium, wisatawan jenis ini lebih mengutamakan privasi daripada exposure.
Upaya menggenjot sektor pariwisata segmen premium menjadi mengemuka setelah Presiden Joko Widodo mengunjungi Labuan Bajo, NTT, Rabu (11/7/2019). Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo merencanakan untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai tempat wisata premium.
"Segmentasi yang mau kita ambil di sini beda," katanya kepada awak media di Puncak Waringin, Labuan Bajo. Segmentasi yang premium, oleh sebab itu penataan kawasan di Labuan Bajo penting sekali," jelas Jokowi.
Memang tidak ringan bila ingin mengambil wisatawan segmen premium. Wajar saja Kepala Negara ingin fasilitas penunjang pariwisata seperti bandara dan trotoar dibuat sedemikian rupa sehingga wisatawan yang datang semakin merasa nyaman.
"Yang ingin kita percepat pertama bandara, terminal akan kita besarkan, runway diperpanjang, maksimal tahun depan rampung semua. Kemudian pengelolaan akan dilelang, terutama kita ingin agar yang mengelola airport ini yang memiliki jaringan pariwisata internasional, sehingga yang datang ke sini turis-turis yang diharapkan meningkatkan devisa," paparnya.
Labuan Bajo sendiri merupakan salah satu dari 10 Destinasi Prioritas pemerintah. Artinya, pembangunan dan pengembangan pariwisata di daerah itu bakal lebih diperhatikan, apalagi sektor pariwisata sebagai bagian dari sektor jasa kini menjadi andalan untuk meraih devisa negara.
Menurut data Kementerian Pariwisata, selama kuartal pertama 2019, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sudah mencapai 6,37 juta, naik 2,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan meningkatnya jumlah wisman ke Indonesia dibandingkan periode yang sama sebelumnya menjadi indikator yang baik bagi sektor pariwisata di Indonesia.
“Sedangkan pada semester satu diperkirakan jumlah kunjungan akan berlipat menjadi 8 juta. Akhir tahun ini kami targetkan 18 juta. Lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia yang menyebut 17,6 juta kunjungan wisman," katanya.
Arief Yahya mengaku sangat optimistis hingga akhir 2019 jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai target 18 juta wisatawan. Hal itu lantaran jumlah wisman pada kuartal I/2019 telah melampaui angka psikologis 4 juta kunjungan.
Peningkatan jumlah wisman ke Tanah Air, menurut Arief, lebih karena didorong semakin membaiknya perekonomian global ditunjang dengan faktor promosi Wonderful Indonesia yang semakin gencar. Sejumlah negara fokus pasar dan niche market terus dikembangkan sebagai kantong-kantong penyumbang wisman baru ke Indonesia.
Wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Setiap daerah memiliki kelebihan masing-masing mulai yang ada di barat hingga di timur.
Dan, saat ini tempat wisata di wilayah timur Indonesia yang harus diakui sangat indah tengah terus digarap infrastrukturnya terutama bandara/pelabuhan, jalan raya juga perlu dibenahi sehingga wisatawan datang ke daerah wisata itu benar-benar nyaman dan mendapatkan layanan lebih selain privasinya juga tetap terjaga. Itulah wisata premium. (F-1)