Ketika infrastruktur menjadi salah satu kata kunci, dalam Visi Indonesia, yang disampaikan presiden terpilih Joko Widodo di depan para pendukungnya, Minggu (14/7/2019) sore di Sentul Convention Center, Sentul City, Bogor, muncul isyarat kuat, pembangunan jalan tol akan berlanjut. ‘’Pembanguan inftastruktur yang besar-besar sudah kita lalukan. Ke depan, kita akan lanjutkan dengan lebih cepat,’’ ujar presiden terpiliih 2019-2024 itu.
Namun, Jokowi memberi penekanan bahwa selain membangun yang besar-besar seperti bandar udara, pelabuhan, dan jalan tol, pemerintah juga akan membangun jalur konektivitas, dari infrastruktur besar itu ke sentra-sentra ekonomi seperti kawasan industri, destinasi pariwisata, sentra industri kecil, kawasan perkebunan, sentra tambak dan seterusnya.
Akan halnya pembangunan jalan tol, tampaknya juga akan terus berlanjut. Selama kampanya pilpres (pemilihan presiden), Jokowi juga gencar menarasikan jalan tol, utamanya di Sumatra. Bahkan, sempat muncul wacana untuk membangun 1.500 km jalan tol baru pada periode kedua Pemerintahan Presiden Jokowi. Untuk menunjukkan tekad itu, Presiden Jokowi sempat menghadiri ground breaking pembangunan jalan tol Banda Aceh – Sigli, 73 km, pertengahan Desember 2018.
Selama masa kampanye, jalan tol adalah ikon Jokowi. Sampai Desember 2018, dari 1.220 km jalan tol yang beroperasi, 480 km di antaranya dibangun pada era Jokowi-JK, dengan ratusan kilometer lainnya dalam status hampir selesai. Tidak heran bila sampai pertengahan 2019, ada penambahan sekitar 430 km, sehingga saat ini jalan tol yang telah beroperasi mencapai 1.650 km. Pemerintahan Jokowi-JK pun mencatatkan tambahan 910 km.
Beberapa ruas yang sudah dimulai pembangunannya sedang terus dikerjakan seperti Banda Aceh-Sigli yang direncanakan selesai 2021 sebagai bagian dari Trans Sumatra yang dari sisi Barat. Dari sisi Timur, setelah rampung menggarap jalur tol Bakauhuni -Terbangi Besar hingga Pematang Panggang 241 km, dan berjanjut dari Pematang Panggang ke Sekayu sejauh 85 km, yang menandai tembusnya jalan tol Jakarta-Palembang, pada tahun 2019 ini juga.
Tak berhenti di situ, secara pararel, pemerintah menggarap jalur Sekayu-Palembang (lewat Indralaya)-Betung 112 km. Jalur ini akan berfungsi akhir 2019 ini. Dari Betung inilah jalur Tol Trans Sumatra akan menuju Jambi, Pekanbaru kemudian berlanjut dan tersambung dengan ruas tol Tebingtinggi - Medan, sepanjang 61 km, yang sudah dioperasikan. Dari Tebingtinggi itu kelak jalan tol akan berlanjut ke Kota Kisaran hingga Rantau Prapat sebelum menembus ke Riau menuju Duri, Dumai.
Di Riau sendiri saat ini sedang dikerjakan jalur tol Pekanbaru-Dumai lewat Duri, sejauh 131 km, yang secara bertahap beroperasi mulai akhir 2019 ini. Ruas Pekanbaru-Duri itu kelak akan jadi bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatra. Di luar jalur Banda Aceh – Bakauhuni itu, dari kota Pekanbaru juga dimulai pembangunan jalan tol menuju Kota Padang yang direncanakan akan selesai tahun 2021.
Di Pulau Jawa kisah pembanggunan jalan tol relatif sepi, Hanya ada rencana kelanjutan tol Trans Jawa di ruas Probolinggo – Banyuwangi 173 km. Rencana tol Bawen- Jogjakarta (75 km) masih maju-mundur karena tak kunjung ada keputusan politik dari Pemprov DIY (Daerah Istimewa Jogjakarta).
Yang masih ramai hanya di Jakarta dan sekitarnya – kawasan Jobodetabek. Di sini ada masih rencana pembangunan 11 ruas baru yang di antaranya Kampung Melaju – Kemayoran (11 km) dan Cimanggis – Cibitung.
Program jalan tol di Sulawesi juga masih sepi. Begitu halnya dengan Kalimanan dan pulau lain termasuk Bali. Setelah tol Balikpapan – Samarinda sejauh 99 km beroperasi akhir tahun 2019 ini, atau awal 2020, hanya ada rencana penambahan kecil, dari Balikpapan ke Penajam sejauh 12 km,
Yang akan sibuk dengan jalan tol sampai lima tahun ke depan tampaknya hanya di Sumatra. Bukan hal yang mustahil, bila rencana tambahan 1.500 km jalan tol baru itu sampai lima tahun ke depan, sebagian besar berada di Pulau Sumatra, utamanya di sepanjang Trans Sumatra Bakauhuni – Banda Aceh.
Jika 1.500 km jalan tol berhasil dibangun Presiden Jokowi pada periode kedua pemerintahannya, maka Visi Indonesia 2030 dengan 4.620 km jalan tol, seperti yang didambakan para perancang pembangunan, bukan hal yang terlalu muluk untuk diraih. (P-1)