Indonesia.go.id - Elang Canggih Ikut Awasi Perjalanan Tamu VVIP KTT G20

Elang Canggih Ikut Awasi Perjalanan Tamu VVIP KTT G20

  • Administrator
  • Selasa, 8 November 2022 | 20:36 WIB
G20
  Anggota TNI AU mempersiapkan pesawat tempur dan helikopter saat apel gelar pasukan dalam rangka pengamanan VVIP Presidensi G20 di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (7/11/2022). ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
TNI akan mengerahkan pesawat tanpa awak atau drone untuk membantu pengamanan dan pemantauan secara akurat serta cepat dari udara selama KTT G20.

Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Anggota G20 (KTT G20) di Nusa Dua, Bali, 15 dan 16 November 2022 bakal dihadiri oleh puluhan kepala negara, kepala pemerintahan, pimpinan lembaga dunia, dan sekitar 20.000 peserta delegasi dari lima benua. Indonesia selaku Presidensi G20 2022 tentu saja harus memastikan keamanan dan kenyamanan dari kehadiran very very important person (VVIP) itu.

Tentu saja dibutuhkan sistem pengamanan tidak biasa untuk menjaga para VVIP selama mereka melakukan kegiatan di pulau seluas 5.780 kilometer persegi itu. Itulah sebabnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) kemudian mengerahkan ribuan prajuritnya untuk memastikan keamanan para VVIP.

Setidaknya, ada sekitar 18.030 personel dilibatkan dan prajurit TNI mendominasi dengan 14 ribu personel disusul 3.200 personel Polri dan sisanya 492 orang dari institusi lain. "Semuanya berada di bawah komando Panglima TNI," ujar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat jumpa pers bertema Dukungan Pengamanan KTT G20 yang diadakan secara daring, Kamis (20/10/2022).

Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu, keseluruhan personel tadi akan dibagi dalam beberapa satuan tugas termasuk Satgas VVIP. Mereka tidak hanya menjaga 20 kepala negara anggota G20 saja, melainkan juga 42 kepala pemerintahan yang diperkirakan akan hadir di Bali.

Panglima TNI menjelaskan, pengamanan untuk kepala negara dan seluruh tamu KTT G20 ini juga melibatkan satgas laut dan udara. Untuk satgas laut, TNI menurunkan kekuatan 12 unit kapal perang yang ditempatkan di sekeliling Pulau Bali, termasuk untuk pendampingan kapal-kapal militer dari negara-negara partisipan G20.

Untuk satgas udara, TNI mengerahkan pesawat tempur masing-masing dua Fighting Falcon F-16 dan Sukhoi Su-27 serta Su-30. Turut pula dikerahkan total 13 helikopter dengan rincian enam unit milik TNI-AU, lima unit dari TNI-AL, dan dua lainnya TNI-AD. TNI juga menyiagakan dua unit pesawat angkut jenis Hercules C-130. Satu unit akan bertugas untuk kepentingan medis guna mengevakuasi pasien darurat (medical evacuation).

Satu lainnya akan bertugas sebagai angkutan jika diperlukan. Bersama itu juga disiagakan satu unit pesawat Boeing 737-400 VIP sebagai tambahan, dan dua pesawat Boeing 737-200 2X9 Surveiller "Camar Emas" sebagai kegiatan intelijen, pengamatan, dan pengintai atau intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR). TNI telah menyiapkan 19 pangkalan udara untuk keperluan tadi dan tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok.

Pihaknya juga menyiapkan pesawat nirawak atau drone sebagai mata di udara dan akan dioperasikan sepanjang kegiatan konferensi terbesar di dunia menjelang akhir tahun tersebut. Pemakaian mata elang itu dilakukan untuk memantau situasi darat dari udara secara cepat dan akurat. "Misalnya rute kepala negara yang tiba-tiba macet, kita bisa langsung tahu. Kita bisa sampaikan beberapa plan, kalau kepala negara A macet, kita minta negara B dan C lewat lokasi lain," kata mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden tersebut.

Seperti diketahui, TNI telah mempunyai beberapa jenis mata elang canggih, seperti Orbiter 2B, CH-4 Rainbow, ScanEagle, serta MALE buatan dalam negeri. Elang-elang bermesin itu punya spesifikasi beragam, mulai untuk kebutuhan ISR hingga tempur dan mampu terbang hingga ketinggian 32 ribu kaki untuk tipe tertentu.

Kemampuan jelajah pesawat bernama Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ini sampai 5.000 kilometer serta sanggup terbang selama 24-30 jam. UAV milik TNI dilengkapi kamera-kamera resolusi sangat tinggi, berkemampuan penglihatan malam, dan sanggup mengirimkan ribuan gambar serta video dari udara ke ruang pengendali di darat dalam hitungan satu per sekian detik.

TNI juga sudah melakukan simulasi pengamanan di GOR Kodam Udayana, Bali, dihadiri seluruh personel. Disimulasikan beberapa perencanaan, baik dalam situasi normal maupun darurat ketika terjadi bencana alam seperti gunung meletus. Simulasi serupa akan dilakukan kembali pada 9 November 2022.

Seiring itu, Andika tetap meminta bantuan dari masyarakat untuk menyukseskan KTT G20 di Bali. Andika berharap masyarakat tak sungkan membantu TNI.

"Saya memohon dukungan kepada seluruh masyarakat yang mungkin menerima informasi tolong hubungi kami, sekecil apa pun informasi akan berguna bagi kami, supaya kita bisa menggelar acara Presidensi G20 2022 dengan lancar," kata Andika.

Sementara itu, beberapa waktu lalu Wakil Kepala Polda Bali Brigjen I Ketut Suardana mengungkapkan, pihaknya mengerahkan total 6.000 personel kepolisian. Selain bantuan personel dan helikopter dari Mabes Polri, Polda Bali juga telah menyiapkan 2.340 personel termasuk pasukan K-9 dan unit khusus pelumpuh drone-drone liar, selain milik TNI dan Polri.

Polda Bali juga menggelar Operasi Gapura Agung untuk kepentingan KTT G20. "Kami bersinergi dengan TNI dan pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta instansi-instansi lainnya dan kita selalu update," ucap Wakapolda.

Semoga pengerahan kekuatan dan pasukan sebagai sinergi TNI-Polri ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh peserta KTT G20 2022.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari