Indonesia.go.id - Ini Bentuk Sinergi G20 dan GCRG

Ini Bentuk Sinergi G20 dan GCRG

  • Administrator
  • Jumat, 10 Juni 2022 | 19:19 WIB
G20

Jakarta, InfoPublik - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, selaku Sherpa Global Crisis Response Group (GCRG) mengatakan Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022 menekankan kolaborasi dengan negara maju dan berkembang untuk menjadwab berbagai krisis, termasuk pangan, energi, dan keuangan, serta melakukan sinkronisasi dan sinergi concrete deliverables dengan inisiatif yang dibangun oleh negara-negara GCRG.

Úntuk diketahui, di tengah upaya Pemerintah memprioritaskan penanganan isu-isu di dalam negeri, Indonesia secara khusus dipercaya untuk membantu dalam mitigasi dan upaya solusi atas krisis keuangan dunia dalam Global Crisis Response Group (GCRG).

Presiden Joko Widodo mewakili Presidensi G20 dipercaya oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menjadi anggota GCRG bersama dengan Perdana Menteri Bangladesh, Perdana Menteri Barbados, Perdana Menteri Denmark, Kanselir Jerman, dan Presiden Senegal.

Dalam Media Briefing yang digelar secara hybrid di Media Center Kemenko Perekonomian, Jumat (10/6/2022) Susiwijono memaparkan sejumlah hal mengenai sinergi G20 dan GCRG.

Berikut adalah sinergi yang dmaksud:

1. Pembahasan Agriculture Deputies Meeting (ADM) G20 dan GCRG

Sekjen PBB pada forum GCRG mendorong adanya package deals untuk kelancaran pasokan pangan dari Ukraina dan pupuk dari Rusia. Negara G7 telah meluncurkan inisiatif untuk mengatasi krisis pangan antara lain berupa bantuan finansial dan kerja sama dengan Bank Dunia dalam membentuk Global Alliance of Food Security.

2. Pembahasan Energy TransitionS Working Group (ETWG) G20 dan GCRG

Presidensi G20 Indonesia dimanfaatkan untuk mengenalkan skenario Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Negara Anggota G20 dan Undangan berfokus pada sumber pendanaan untuk investasi pada transisi energi ke energi terbarukan dan memastikan tidak terjadi ketimpangan dalam mekanisme pendanaan. Fokus pembahasan pada kerjasama bidang teknologi, untuk mengurangi emisi karbon dan juga capacity building pada penerapan teknologi untuk transisi energi. Terdapat concerns terkait kompleksitas isu energi akibat konflik Eropa Timur meliputi dampak pandemi, konflik yang terjadi di Eropa Timur, sanksi yang diberikan kepada pihak yang bertikai, dan keengganan negara Timur Tengah untuk meningkatkan produksi energi.

3. Pembahasan terkait isu Keuangan (Finance Track) dalam G20 dan GCRC

Senegal menyampaikan perlunya penangguhan debt service dan pembahasan Pilot Project dalam G7 dan G20. Sekjen PBB mendorong adanya review atas G20 Common Framework for Debt yang dinilai tidak efektif. Sekjen juga mendorong International Finance Inistitutions untuk merespons cepat kebutuhan finansial negara berkembang, antara lain terkait fleksibilitas dan peningkatan limit pinjaman serta penerapan Resilience and Sustainable Trust (RST). Deputi Sekjen PBB menyampaikan bahwa G20 perlu mereaktivasi DSSI selama 2 dua tahun dan re-design proses.

4. Pertemuan di Forum G20 selanjutnya

Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri G20 tanggal 7-8 Juli 2022 di Bali untuk mendiskusikan perkembangan pembahasan G20, bagaimana G20 mendukung negara berkembang, dan isu global lain. Pertemuan Tingkat Sherpa ke-2 pada 10-12 Juli 2022 di Labuan Bajo untuk progress pembahasan pada tingkat Working Group Sherpa Track dan progress usulan concrete deliverables. Pertemuan Finance and Central Bank Deputies ke-4 pada 13-14 Juli 2022 di Bali sebagai pendahuluan Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central. Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central ke-3 pada 15-16 Juli 2022 di Bali untuk pembahasan isu-isu di Finance Track.

“Pemerintah Indonesia akan mengamplifikasi peran aktif dan kepercayaan pada tingkat global ini di forum GCRG dan mengaitkannya dengan pembahasan pada forum G20. Sherpa GCRG Indonesia akan membangun komunikasi intensif dengan para negara anggota GCRG dan G20 karena pembahasan harus difokuskan pada langkah konkrit, tepat dan cepat untuk mengatasi krisis, tidak hanya krisis karena perang Ukraina – Rusia, namun juga krisis karena efek pandemi COVID-19. Selain itu, Sherpa GCRG Indonesia juga akan mengedepankan aspek kemanusiaan dalam perang Ukraina – Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini,” pungkas Sesmenko Susiwijono.

Foto: InfoPublik