Jakarta, InfoPublik - Duta Besar Ukraina untuk Republik Indonesia, Y.M. Vasyl Hamianin, menyampaikan bahwa forum G20 menjadi penting untuk mengupayakan penyelesaian konflik di Ukraina.
"G20 merupakan cerminan representasi negara – negara yang ada di dunia. Meskipun agenda utama G20 adalah bidang ekonomi, tapi G20 tidak dapat dipisahkan dari berbagai situasi atau permasalahan yang sedang melanda dunia saat ini, seperti food security, energy security hingga logistik," kata Hamianin saat melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (7/6/2022).
Dubes Hamianin juga menginformasikan terkait situasi di Ukraina saat ini, di mana salah satu imbas konflik adalah adanya lebih dari 10 juta orang yang menjadi pengungsi dan displaced person. Meskipun begitu, situasi saat ini mulai berangsur membaik, khususnya di Ibukota Kyiv, di mana lebih dari 40 kedutaan besar negara sahabat sudah kembali beroperasi di sana.
Pihak Ukraina juga mencatat imbas konflik lainnya yaitu sulitnya untuk melakukan ekspor gandum ke luar Ukraina. Sekitar 22 juta ton gandum asal Ukraina tidak bisa lagi diekspor karena terhambatnya akses keluar masuk pelabuhan di Ukraina. Kebanyakan pengiriman komoditi gandum tersebut menggunakan kapal laut, dan agak sulit mengirimkannya melalui jalur darat.
Pada kesempatan itu, Duta Besar Hamianin mengungkapkan bahwa Pemerintah Ukraina memberikan apresiasi kepada Presiden RI Joko Widodo, yang telah mengundang Presiden Ukraina untuk menghadiri Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022 mendatang.
Hamianin juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada berbagai pihak di Indonesia, termasuk Pemerintah RI, Parlemen RI, hingga organisasi keagamaan yang telah mendukung berbagai upaya untuk diakhirinya konflik di Ukraina. Tidak lupa ucapan terima kasih juga disampaikan pihak Ukraina atas bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak yang disalurkan kepada masyarakat di Ukraina.
Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan posisi Pemerintah RI bahwa konflik di Ukraina harus segera dihentikan agar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dapat dihormati, sesuai prinsip dan tujuan yang tercantum dalam Piagam PBB dan hukum internasional.
Pemerintah RI secara konsisten menyampaikan posisi tersebut di berbagai pertemuan penting yang digelar baik dalam maupun luar negeri. Dalam pertemuan – pertemuan dimaksud Pemerintah RI juga menyampaikan concern terkait penanganan krisis kemanusiaan sebagai dampak dari konflik. Pemerintah RI juga siap mendukung dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, melalui Palang Merah Ukraina.
Dubes Hamianin kembali menyampaikan harapan agar G20 dapat mendorong upaya untuk mengakhiri konflik dengan segera. Ukraina percaya bahwa G20 bisa melakukan langkah – langkah strategis penyelesaian konflik yang diperlukan dengan mempertimbangkan kekuatan politik dan ekonomi yang dimiliki oleh negara – negara G20.
Dari aspek perdagangan, kedua negara mencatat tren yang cukup signifikan dalam perdagangan bilateral di mana pada 2021 tercatat kenaikan sebesar 22,83 persen atau senilai US$1,46 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya (US$1,26 miliar).
Komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Ukraina adalah Palm Oil yang diikuti oleh Coconut (Copra) dan Margarine. Ukraina menempati peringkat ke-39 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia serta peringkat ke-26 sebagai negara asal impor. Komoditi impor terbesar Indonesia dari Ukraina adalah gandum yang tercatat sebesar US$919,4 juta dan saat ini terimbas dampak dari konflik.
Foto: Humas Ekon