Jakarta, InfoPublik - Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 akan mengundang Islamic Development Bank (IsDB) dalam pertemuan G20 agar dapat berkolaborasi pada tiga area yaitu mengenai kesehatan dan keuangan, teknologi digital, serta pembiayaan berkelanjutan untuk perubahan iklim.
“Kami berinisiatif untuk mengundang IsDB sebagai tamu dalam Presidensi G20 Indonesia,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya saat menjadi pembicara pada The 2022 Annual Meeting of IsDB Group di Mesir, Jumat (3/6/2022) .
Di bidang kesehatan dan keuangan, Menkeu mengungkapkan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan banyak negara belajar bagaimana respon yang tepat jika dunia kembali dihadapkan pada pandemi berikutnya. Untuk itu, Presidensi G20 Indonesia tidak hanya akan berdiskusi mengenai arsitektur kesehatan global, tetapi juga pembiayaan dan tata kelola.
“Itu sebabnya dalam G20 ini, kami juga mendorong pembahasan yang sudah didukung selama Presidensi G20 Saudi dan kemudian diambil alih oleh Italia, tentang bagaimana kami akan dapat mencegah dengan mempersiapkan apa yang kami sebut sebagai Pandemic Preparedness Response (PPR),” ungkap Menkeu.
Dengan adanya perkiraan kebutuhan US$10 miliar per tahun untuk kapasitas tanggap kesiapsiagaan pandemi, Menkeu mengatakan Presidensi G20 Indonesia tengah membentuk Financing Instrument Facility (FIF) yang membutuhkan komitmen cukup besar dari banyak negara untuk berkontribusi.
Sementara itu, pada area digital teknologi, Menkeu menyampaikan jika dalam forum G20 tidak hanya akan berbicara mengenai infrastruktur, tetapi akan lebih memfasilitasi inklusi keuangan dan sistem pembayaran.
“Saya senang Presiden Al Jasser menyebutkan bahwa teknologi digital akan menjadi sangat penting yang menunjukkan bahwa kita sangat cocok dengan G20 ini. Jadi itulah yang akan kita kerjasamakan dengan IsDB dan mitra lainnya, agar kita bisa memastikan bahwa teknologi digital tidak memecah-belah masyarakat, tidak memecah-belah perekonomian, melainkan akan menyatukan kita, menciptakan lebih banyak kesempatan,” jelas Menkeu.
Kolaborasi terakhir yaitu pembahasan pembiayaan berkelanjutan untuk perubahan iklim, dimana menurut Menkeu sangat cocok untuk G20 dan IsDB bekerja sama mengatasi isu ancaman dan tantangan global. Hal ini karena setiap negara memiliki kapasitas yang berbeda untuk menghadapinya.
“Kami berharap ini akan menjadi permanen bagi IsDB untuk menghadiri G20 seperti lembaga multilateral lainnya yang diundang,” pungkas Menkeu.
(Foto: Istimewa)