Jakarta, InfoPublik - Universitas Indonesia (UI) menyiapkan 43 rekomendasi kebijakan (policy brief) sebagai masukan bagi pemerintah untuk KTT G20. Sebanyak 43 rekomendasi kebijakan pada tiga isu prioritas serta isu lintas sektoral dan ide dari forum T20, yang merupakan wadah bagi global think-tank dan para ahli untuk menyajikan analisis yang komprehensif guna menghasilkan ide-ide untuk mendukung G20 dalam menghasilkan kebijakan yang konkret dan berkelanjutan.
“Draft policy brief itu telah dipresentasikan dan didiskusikan pada hari pertama konferensi,” kata Rektor UI Ari Kuncoro pada International Conference on G20 bertajuk “Boosting Indonesia’s Role in G20 Presidency 2022” yang dilaksanakan secara luring dan daring, di Hotel JW Marriott, Jakarta, Rabu (15/6) dan Kamis (16/6).
Menurut Ari konferensi itu diselenggarakan guna memperkuat peran UI sebagai salah satu universitas mitra pemerintah yang berkontribusi pada kebijakan kebijakan berbasis riset dalam bidang sains, teknologi, kesehatan, seni dan budaya, serta sebagai bagian dari kerja sama global.
“UI memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung kepemimpinan Indonesia dalam G20. UI memainkan peran strategis dalam mengadakan diskusi dan dialog tentang isu-isu penting dan berkontribusi secara intelektual pada prioritas utama Presidensi G20 Indonesia,” ujar Ari, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Ia menambahkan, hasil dari diskusi tersebut akan dikompilasi sebagai policy brief, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi tiga isu prioritas Presidensi G20 Indonesia. Dalam kesempatan itu, Ari juga menyampaikan kontribusi lain UI untuk Presidensi G20 Indonesia, yaitu dengan menyerahkan Bus Listrik hasil karya UI ke pemerintah yang akan digunakan pada G20 Summit di Bali November 2022.
Ari mengungkapkan Policy Brief itu terkait tiga masalah utama yang akan dibahas pada KTT G20 yakni upaya membangun arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan ekonomi, serta transisi energi berkelanjutan yang lebih baik. “Misalnya soal kajian tentang penggunaan transportasi umum yang baik, penggunaan eneri baterai untuk kendaraan listrik, mewujudkan kota yang ramah lingkungan, dan sebagainya,” ujar Ari.
Apresiasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang jadi salah satu pembicara kunci dalam konferensi internasional itu, menyampaikan apresiasinya pada UI yang telah menjadi bagian dari Presidensi G20 dan berperan penting selama proses perhelatan tersebut. UI, kata Sri Mulyani, memiliki begitu banyak sivitas akademika yang mendedikasikan hidupnya atau selalu berpikir ke depan. Para akademisi ini dapat memberikan solusi dari berbagai permasalahan yang saat ini sedang dihadapi Indonesia dan dunia.
“Jika kita semua mengerahkan upaya dan energi untuk mengatasi masalah yang secara strategis penting bagi manusia dan kemanusiaan di dunia, dengan begitu UI akan benar-benar menjadi Guru Bangsa,” katanya.
Sementara itu, Prof. John Kirton, sebagai yang juga bertindak sebagai keynote speaker dan Direktur Research Group G20 University of Toronto, Kanada, menyampaikan materi dengan judul Promising Prospects and Proposals for the G20 Bali Summit.
Ia mengatakan, untuk menghasilkan kemajuan lebih lanjut, pemimpin yang hadir di G20 Bali harus melakukan empat hal, pertama, menutup compliance gap, fokus lebih komprehensif pada perubahan iklim, menambahkan pertemuan khusus di sela-sela Sidang Umum PBB pada bulan September untuk mendorong Sustainable Development Goals, dan mengundang para kepala organisasi lingkungan multilateral terkemuka di dunia ke Bali.
Menurut guru besar Departemen Ilmu Politik, University of Toronto itu, keempat hal di atas adalah fondasi penting untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi yang lebih kuat, lebih baik, lebih adil, berkelanjutan.
Foto: Warga melewati mural bergambar sejumlah pemimpin negara berbusana adat Suku Badui untuk mendukung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Pasar Nongko, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/6/2022). KTT ke 17 G-20 akan digelar di Bali, Indonesia pada 15-16 November 2022. ANTARAFOTO/Maulana Surya/foc.