Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyoroti perlunya forum Y20 (Youth 20), untuk memajukan dua peran pemuda dalam mencapai masa depan dunia yang lebih baik.
Hal tersebut disampaikan Menlu Retno, melalui keterangan tertulisnya, di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y20 Indonesia 2022 di Jakarta, Senin (18/7/2022).
Menlu Retno mengatakan peran pertama adalah bahwa pemuda merupakan agen perdamaian.
Sebagai pemimpin masa depan, anak muda harus memainkan peran penting untuk memastikan perdamaian dan masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan.
"Di tengah tantangan global maka kapabilitas transformatif dari 1,2 miliar anak muda di seluruh dunia bisa memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap solusi dunia," kata Menlu Retno.
Di dalam dunia yang terglobalisasi dan saling terkoneksi, kata Menlu Retno, bisa dilakukan dengan menumbuhkan dialog, kemudian membangun jembatan yang didasari dengan keragaman.
"Ini adalah prinsip-prinsip yang harus dimajukan untuk menjamin perdamaian," katanya.
Selain itu, peran kedua bagi pemuda yakni agen perubahan.
Y20, kata Menlu Retno, harus bisa mengatasi berbagai tantangan-tantangan dan mengubah dunia menjadi lebih baik, serta memikirkan solusi-solusi inovatif.
"Dalam konteks ini, pemuda harus berinvestasi pada isu-isu yang dapat berdampak pada masa depan, seperti kesehatan, transformasi digital, transisi energi dan juga menjadi masa depan yang lebih baik untuk generasi selanjutnya," kata Menlu Retno.
Sebagai agen perubahan dan agen instrumental dari isu tersebut, Menlu Retno menyambut dengan baik rekomendasi dari acara puncak Y20 tentang upaya untuk mencapai kemajuan untuk isu-isu prioritas tersebut.
Menlu Retno berharap agar acara puncak Y20 bisa menjadi platform yang efektif untuk meneruskan tampuk kepemimpinan kepada kelompok pemuda.
"Pemuda harus menjadi sumber solusi bagi dunia untuk pulih bersama dan pulih dengan lebih baik lagi," katanya.
KTT Y20 merupakan wadah resmi konsultasi para pemuda dari seluruh negara anggota G20 untuk berdialog terhadap persoalan global, dan bertukar ide hingga mencapai konsensus.
(Foto: ANTARA)