Sebanyak 65 alumni Startup Studio Indonesia telah merasakan manfaat program khusus itu. Termasuk, pendanaan dari investor lokal dan asing hingga Rp332,1 miliar.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuka kesempatan kepada para pendiri (founder) startup di tanah air untuk mendaftarkan aplikasi buatannya dalam kegiatan pengembangan (scale up), lewat Startup Studio Indonesia (SSI). Ini adalah sebuah program intensif untuk startup pemula (early-stage startup) yang fokus pada strategi produk, membentuk tim tangguh, membangun teknologi, kemampuan bisnis, dan pemasaran.
Program SSI disiapkan Kominfo sebagai wadah startup yang sedang dalam proses mencapai tahapan product to marketing fit dengan traksi dan akselerasi yang menjanjikan. Ini diadakan untuk menjawab masalah sulitnya mendapatkan sumber daya yang berkualitas dan pengembangan bisnis.
Program ini telah memasuki batch kelima dan menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan, sejak batch 1--4 telah menghasilkan 65 alumni dengan pendanaan yang dicapai yaitu sebesar Rp332,1 miliar. Pendaftaran batch kelima sudah dibuka sejak 27 Mei 2022 dan akan ditutup 1 Agustus 2022. Selanjutnya pada 11--12 Agustus 2022 dilakukan seleksi untuk mencari 15 startup siap dibina yang pengumumannya dilakukan 15 Agustus 2022.
Pada 22--26 Agustus 2022 digelar Focus Group Discussion (FGD) Diagnosis Session diteruskan dengan pembukaan dan Founder's Camp pada 15-17 September 2022. Kemudian digelar 1 on 1 Coaching Session pada 19 September-8 Desember 2022. Penutupan dilakukan pada 9 Desember 2022 lewat acara Milestone Day.
Untuk bisa mengikuti program khusus ini, Kominfo mengajukan sejumlah kriteria. Misalnya, startup telah memiliki rekam jejak (traction) minimal 3--6 bulan dan sudah melalui ideation stage dan validasi user. Startup juga sudah dalam tahap pendanaan Boostrap, Angel, atau Preseed, dan sedang mencari pendanaan Seed, Pre-Series A hingga Series A.
Kemudian startup sudah menunjukkan potensi menuju produk siap dipasarkan (product market fit). Ini dapat dilihat dari grafik rekam jejak aktif pengguna (traction active users) dan kemampuan mempertahankan kesetiaan penggunanya (retention rate). Startup juga menunjukkan kemampuan pengembangan (scale up).
Startup pun punya potensi untuk pengembangan dan mendapatkan keuntungan (path to scalability and profitability). Terakhir, startup harus berbadan hukum dan para pengelolanya sudah bekerja penuh (full time) di startup tersebut.
Program unggulan pada SSI adalah Founder's Camp yaitu rangkaian pemantapan berupa tukar pikiran (brainstorming) dengan para pendiri startup yang sudah berpengalaman serta pelaku industri lainnya. Para pendiri startup pemula ini dapat berdiskusi ilmu praktis yang harus dikuasai untuk merebut posisi product to market fit. Sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan skala usaha mereka.
Selain itu ada kelas 1 on 1 Coaching yaitu sesi privat per startup untuk mendapatkan sesi konsultasi dan supervisi eksekusi bisnis bersama para pengelola startup yang sudah berpengalaman. Fokus kegiatan ini adalah product to market fit, model bisnis, dan implementasi pasar selain diajarkan bagaimana strategi pengembangan merek dan pemasaran (branding/marketing strategy), serta pengembangan teknologi.
Ada sejumlah keuntungan yang didapat para peserta jika mengikuti SSI ini. Pertama, mendapatkan pelatihan (coaching) dan pembelajaran secara daring selama tiga bulan. Ada lebih dari 17 sesi mentoring dengan akses bimbingan langsung dari pakar-pakar produk dan teknologi ternama di Indonesia.
Peserta juga mendapatkan kurikulum mentoring mengenai strategi produk, membentuk tim tangguh (team building), dan kemampuan bisnis (business skill) agar peserta siap terbang tinggi. Sejumlah startup pernah merasakan SSI ini seperti Verihubs, alumni batch 1 yang mengembangkan solusi Know Your Customers (KYC) berbasis teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk proses onboarding pelanggan secara digital.
Kemudian ada LingoTalk, alumni batch 2 yaitu aplikasi edukasi bahasa asing termasuk untuk anak sekolah dan telah mendapatkan dua tahap pendanaan dari sejumlah investor asing. Paling fenomenal adalah Soulparking, alumni batch 3 yang mengembangkan aplikasi waralaba pengelolaan parkir secara digital yaitu Hardware as a Service (HaaS) yang berbasis AI.
Startup ini mencatat pertumbuhan pendapatan minimal 20 persen tiap bulan. Dan bersiap menambah titik operasional hingga 50 persen hingga luar Pulau Jawa. Setelah sebelumnya menjadi pemain tunggal untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya serta Pulau Jawa.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program ini dapat menghubungi SSI di www.startupstudio.id atau Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo di Jalan Medan Merdeka Barat nomor 9, Jakarta Pusat 10110, telepon (021) 38110305.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari