Indonesia.go.id - Donasi Tulus bagi Pendekar Kesehatan

Donasi Tulus bagi Pendekar Kesehatan

  • Administrator
  • Minggu, 19 April 2020 | 04:33 WIB
SOLIDARITAS SOSIAL
  Aksara Homestay di Purwokerto. 24 kamarnya digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi tenaga medis yang menangani Covid-19. Foto: Istimewa

Ada banyak cara mendukung para tenaga kesehatan dalam menangani para pasien Covid-19 di berbagai rumah sakit di Indonesia.

Mewabahnya virus di Tanah Air sejak awal Maret 2020, tatkala diumumkan penderita pertama penyakit bernama resmi corona virus disease 2019 atau Covid-19, telah menggerakkan jiwa sosial masyarakat. Tak terkecuali yang terjadi di Kota Purwokerto, Ibu Kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Masyarakat di kota seluas 38,5 kilometer persegi ini bahu-membahu bergerak untuk melawan laju pergerakan virus SARS COV-2. Salah satunya adalah Brili Agung Zaky Pradika.

Tanpa banyak cakap, pemuda 30 tahun ini mendonasikan Aksara Homestay, hotel melati yang ia kelola bersama beberapa rekannya, menjadi asrama bagi para tenaga kesehatan yang sedang berjuang di garda terdepan melawan Covid-19. Sebanyak 24 kamar di penginapannya dapat digunakan untuk beristirahat para tenaga kesehatan. Tersedia juga makan siap santap untuk para penghuni penginapannya. Semua gratis, alias tak perlu membayar.

Gayung pun bersambut. Tawaran Brili langsung ditanggapi oleh pengelola Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Margono Soekarjo, Purwokerto. RSUD Prof Margono bersama dengan 11 rumah sakit lainnya seperti dikutip dari Dinas Kesehatan Banyumas telah ditunjuk menjadi rujukan bagi penanganan wabah Covid-19 di Banyumas. Pengelola RSUD Prof Margono telah menempatkan 48 tenaga kesehatannya di penginapan milik Brili. Jarak dari rumah sakit ke Aksara Homestay tak lebih dari 700 meter.

Donasi pemuda asli Banyumas, kelahiran 7 Juli 1990 itu dilatarbelakangi keluhan seorang perawat RSUD Prof Margono pada pengujung Maret 2020. Ya benar, perawat itu diusir dari rumah kos oleh pemiliknya setelah tempat bekerjanya dijadikan rumah sakit rujukan perawatan pasien virus corona. “Saya tidak mengira kabar bahwa penolakan warga terhadap tenaga kesehatan yang tengah berjuang merawat para pasien Covid-19 itu terjadi di depan mata saya,” kata Brili ketika dihubungi, Kamis (16/4/2020).

Mengutip data dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di www.jatengprov.go.id, di Kabupaten Banyumas saat ini terdapat 10 pasien positif Covid-19. Sebanyak 6 orang di antaranya dirawat di RSUD Prof Margono dan 4 pasien lainnya di RSUD Banyumas.

Mereka adalah bagian dari 228 pasien positif Covid-19 yang saat ini tengah ditangani di sejumlah rumah sakit rujukan di Jateng. Dalam data itu juga disebutkan, sebanyak tiga pasien yang pernah dirawat di RSUD Prof Margono akhirnya wafat. 

 

Jalankan Protokol Kesehatan

Brili bukanlah orang pertama yang melakukan hal seperti ini. Di tingkat nasional, sejumlah pengusaha ternama pun telah melakukan hal serupa dengan menghibahkan aset properti mereka, termasuk hotel berbintang, sebagai tempat beristirahat para pendekar kesehatan. Sejumlah pemerintah daerah dan grup hotel terkemuka pun telah melakukan hal yang sama, menyediakan aset mereka untuk dimanfaatkan sebagai tempat menginap gratis bagi para tenaga kesehatan. 

Terasa sedikit istimewa karena penginapan Aksara Homestay ini baru beroperasi 1 September 2019 dan tengah berupaya merebut potensi bisnis perhotelan di Kota Krupuk. Dalam kondisi normal, tingkat keterisian kamar mencapai 80 persen. Brili mengaku, sejak virus corona mewabah, angka itu merosot hingga menyisakan tak lebih dari 50 persen saja.

Tak sekadar menyiapkan kamar dan makan cuma-cuma, manajemen penginapan pun memberikan fasilitas pendukung lain. Yakni berupa, suplemen vitamin, madu, minuman herbal untuk para tenaga kesehatan, secara gratis.

“Kami juga menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan dinas kesehatan setempat dan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kami selalu mengganti alas tidur, selimut, dan handuk mandi setiap hari. Mengelap semua permukaan meja, kaca, gagang pintu kamar penginapan dengan cairan disinfektan sebagai langkah pencegahan,” kata Brili.

Sayangnya, langkah ini belum diikuti oleh para pengelola penginapan lainnya yang ada di Kabupaten Banyumas. Padahal menurutnya, cukup banyak permintaan datang dari para pengelola rumah sakit lain untuk disediakan tempat istirahat bagi para tenaga kesehatan yang sedang merawat pasien Covid-19.

“Saya berharap pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyumas terketuk hatinya untuk mengajak para anggota ikut membantu menyiapkan kamar bagi para tenaga kesehatan ini,” kata Brili lagi.

 

Apresiasi Masyarakat

Langkah Brili dan rekan-rekannya ini diapresiasi oleh masyarakat terutama di jagat maya. Di akun Twitter milik Brili, tak kurang dari dari 51.300 pemilik akun Twitter membubuhkan tanda suka atau like. Sebanyak 24.500 pemilik akun lainnya menyebarkan kembali aksi Brili di akun mereka. “Matur nuwun sudah turut mengambil peran bagi kemanusiaan,” tulis pemilik akun @WidyoLita.

Dukungan juga diberikan Bupati Banyumas Achmad Husein dan Direktur Utama RSUD Prof Margono Tri Kuncoro. “Ini sangat membantu terutama bagi tenaga kesehatan yang rumahnya jauh, mengalami kelelahan atau misalnya mengalami sensitivitas karena mungkin warga menolak para tenaga kesehatan ini,” kata Tri Kuncoro seperti dikutip dari Antara.

Lalu bagaimana ia menyiasati biaya operasional penginapan termasuk untuk menggaji 10 karyawannya sedangkan tidak ada pemasukan karena seluruh kamar digratiskan?

“Sebelum memutuskan untuk menggratiskan seluruh kamar, kami sudah sisihkan anggaran untuk operasional membayar listrik, air, serta gaji dan tunjangan hari raya para karyawan kami,” kata Brili.

Ia juga bersyukur sejak hari pertama memutuskan menghibahkan seluruh kamar hotel pada 26 Maret 2020 hingga 16 April ini, tak sedikit warga sekitar Purwokerto yang mengirimkan donasi dalam bentuk makanan dan vitamin untuk membantu tenaga kesehatan yang diinapkan di tempatnya.

“Kami tak menyangka masyarakat di sekitar kami urunan mengirimkan makanan dan suplemen kepada para tenaga kesehatan. Ini semua kami yakini sebagai bentuk kepedulian mereka atas perjuangan para tenaga kesehatan,” kata Brili.

Meski wabah Covid-19 terus menggerus pendapatan usahanya, Brili bertekad untuk tidak merumahkan seluruh karyawan. Sebaliknya ia justru akan membuka donasi melalui platform digital seperti www.kitabisa.org agar tetap bisa membantu para tenaga kesehatan. “Karena hanya ini yang bisa kami perbuat bagi para tenaga kesehatan di garis terdepan melawan virus berbahaya itu,” kata Brili mengakhiri percakapan.

 

 

Penulis: Anton Setiawan
Editor: Firman Hidranto/Elvira
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini