Program ini menyediakan pembiayaan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) studi S3 selama tiga tahun atau S2 selama dua tahun.
Indonesia, sebagai negara dengan posisi geografis unik dan geologi kompleks, memiliki keanekaragaman hayati darat dan laut tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Hingga 2021, terdapat 31.031 spesies flora yang didominasi oleh spermatofit (25.127 taksa) dan 80.014 spesies fauna yang sebagian besar adalah insekta (66.361 taksa).
Namun, eksplorasi masih terbatas akibat luasnya wilayah dan kurangnya ahli taksonomi, sehingga banyak potensi biodiversitas yang belum terungkap meski ancaman kepunahan terus meningkat. Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan sifatnya.
Pulau Kalimantan, meski kaya biodiversitas, memiliki jumlah temuan mikroorganisme dan spesies baru yang lebih sedikit dibandingkan wilayah lain seperti Jawa atau Sulawesi. Hal ini lebih disebabkan minimnya ekspedisi dan penelitian dibandingkan kurangnya biodiversitas.
Berminat menjadi peneliti dan penjelajah hutan tropis? Untuk itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengundang para calon mahasiswa S2 dan S3 untuk menjadi taksonom melalui program Degree by Research (DbR). Pendaftaran program ini dibuka dari 15 Desember 2024 sampai 12 Januari 2025. Seleksi pada kandidat akan dilakukan pada 13 Januari 2025 hingga penetapan peserta diumumkan April 2025. Ekspedisi direncanakan diluncurkan pada Agustus 2025. Info pendaftaran bisa dicek di laman BRIN https://s.brin.go.id/l/ORHL_RIIMEkspedisiTerestrial_CFP.
Seperti dikutip dari laman cfd-or.brin.goid, pada program ini peserta akan berpartisipasi aktif untuk mengungkap keanekaragaman hayati Indonesia melalui ekspedisi, koleksi dan identifikasi flora, fauna, dan mikroorganisme di Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS), Kalimantan Barat.
Ekspedisi biodiversitas di Kalimantan Barat ini, bertujuan untuk menggali potensi biodiversitas yang tinggi di kawasan tersebut. Ekosistem hutan hujan tropis dan air tawar di TNBKDS menyimpan banyak spesies endemik dan penting secara ekologis, menjadikannya kunci untuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.
Ekspedisi ini akan melibatkan peneliti, akademisi, mahasiswa, dan pemangku kepentingan untuk survei biodiversitas, pendidikan taksonomi, dan pengembangan kebijakan konservasi. Melalui kegiatan ini, diharapkan terbentuk basis data yang komprehensif, peningkatan kapasitas SDM, dan kebijakan pengelolaan sumber daya hayati berbasis sains, sehingga mendukung pelestarian biodiversitas Indonesia.
Program ini menyediakan pembiayaan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) studi S3 selama tiga tahun atau S2 selama dua tahun, ditetapkan sebagai research assistant dan mendapatkan honorarium sesuai ketentuan BRIN (mahasiswa DbR non ASN), satu kali tiket pesawat pp selama penempatan, akses fasilitas dan bahan kimia yang tersedia di stasiun riset, transportasi lokal ( basecamp ke lokasi sampling pulang pergi/pp), penginapan di basecamp/lokasi sampling, data riset sesuai subtema yang diikuti, dan makan selama di lapangan.
Teknis Kegiatan
Adapun ekspedisi ini akan dilakukan secara bersama oleh 40 orang yang terdiri dari 20 periset gabungan dari BRIN, TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum, universitas, dan lembaga swadaya masyarakat. Sedangkan 20 lainnya merupakan calon-calon kader unggul yang berminat dan/atau sedang menempuh jenjang pendidikan S2/S3 di bidang keanekaragaman hayati Indonesia.
Kegiatan penelitian akan berlangsung sepanjang tahun dengan target pengambilan data di musim hujan dan musim kemarau. Untuk periset gabungan diberikan waktu maksimal dua bulan per orang per gelombang keberangkatan untuk dapat melakukan pengambilan data di lapangan. Total ada empat gelombang penelitian sepanjang 2025. Sementara mahasiswa yang terlibat akan ditempatkan di lokasi ekspedisi selama 12 bulan, kemudian mereka akan melanjutkan studi lebih lanjut di kampus masing-masing dan di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN.
Hasil koleksi penelitian berupa spesimen-spesimen flora, fauna dan mikroorganisme akan diproses sesuai tujuan penelitiannya secara terbatas di lapangan sebelum akan diteliti, dipreservasi, atau dikultur lebih lanjut pada Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN. Pengamatan-pengamatan morfologi, anatomi, morfometri dan genetika dilakukan lebih lanjut untuk dapat menyimpulkan temuan-temuan taksonomi baru yang didapatkan selama kegiatan di lapangan. Hasil pengamatan tersebut kemudian akan dijadikan pangkalan data dan kemudian akan dirumuskan sebagai landasan kebijakan.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf