Indonesia.go.id - Hasil KTT ASEAN 2023 Utamakan Kepentingan Rakyat Kawasan

Hasil KTT ASEAN 2023 Utamakan Kepentingan Rakyat Kawasan

  • Administrator
  • Kamis, 11 Mei 2023 | 21:00 WIB
ASEAN
  Presiden Indonesia Joko Widodo bersiap meninggalkan ruangan usai memberikan keterangan pers terkait hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN, di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (11/5/2023). ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
“Karena memang ASEAN ini adalah satu keluarga, ikatannya sangat kuat. Kesatuannya sangat penting untuk berlayar menuju tujuan yang sama, menjadikan ASEAN epicentrum of growth dan kawasan damai stabil dan sejahtera,” ujar Presiden RI Joko Widodo.

Pernyataan Pers dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) selaku pemegang Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 menutup rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023 yang berlangsung 10-11 Mei 2023. Destinasi prioritas pariwisata nasional di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tuan rumah dari pertemuan bersejarah pemimpin Asia Tenggara tersebut.

Pada 2023 ini, menjadi kali kelima, Indonesia didapuk memegang Keketuaan ASEAN, dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. Hal ini karena, Indonesia ingin membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting, bagi negara kawasan dan dunia. Baik berperan sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan. Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan alasan mengajak para pemimpin ASEAN berlayar menikmati senja di Labuan Bajo, Rabu (10/5/2023). Filosofinya, Kepala Negara menyebut ASEAN merupakan satu keluarga.

“Karena memang ASEAN ini adalah satu keluarga, ikatannya sangat kuat. Kesatuannya sangat penting untuk berlayar menuju tujuan yang sama, menjadikan ASEAN epicentrum of growth dan kawasan damai stabil dan sejahtera,” ungkap Kepala Negara yang didampingi Menlu Retno LP Marsudi dan Mensetneg Pratikno.

Satu hal, Presiden RI menambahkan, kesimpulan utama dari hasil akhir KTT ASEAN 2023 para pimpinan negara Asia Tenggara menyepakati segala keputusan yang dibentuk harus mengutamakan kepentingan rakyat di kawasan.

“Ada pun beberapa kesimpulan dari KTT ini yang pertama, hal yang menyentuh kepentingan rakyat menjadi perhatian penting para leaders, termasuk pelindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia,” jelas Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers usai KTT ASEAN 2023 di Media Center, Labuan Bajo, Kamis (11/5/2023).

Dengan semangat tersebut, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin di kawasan ASEAN untuk menindak tegas pelaku utama kejahatan khususnya yang dialami pekerja migran, nelayan migran, dan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Poin kedua, yang menjadi isu besar bagi ASEAN saat ini adalah terkait Myanmar. Bagi para pemimpin ASEAN, pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi dan 5 Point Consensus (5PC) memandatkan ASEAN harus melibatkan semua pemangku kepentingan.

Dalam hal ini, Kepala Negara mengatakan bahwa ASEAN harus memegang kuat nilai inklusivitas karena kredibilitas ASEAN saat ini sedang dipertaruhkan. Untuk itu, Indonesia siap untuk melakukan dialog dengan berbagai pihak di Myanmar termasuk junta militer dan seluruh stakeholders untuk kepentingan kemanusiaan.

Namun demikian, Presiden RI menegaskan bahwa pendekatan terhadap pihak Myanmar bukan berarti pengakuan. “Saya tegaskan bahwa engagement bukan recognition. Melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan,” tegasnya.

Poin ketiga, para pemimpin juga menyepakati penguatan kerja sama ekonomi, salah satunya pembentukan ekosistem mobil listrik. ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia sehingga hilirisasi industri menjadi kunci.

Selama KTT ke-42 ASEAN 2023, Presiden RI Joko Widodo memimpin tujuh pertemuan. Pada rangkaian pertemuan hari pertama KTT ASEAN 2023, Indonesia memimpin lima pertemuan KTT ke-42 ASEAN 2023 di Hotel Meruorah, Labuan Bajo.

Kelima pertemuan itu adalah KTT ke-42 ASEAN (Opening and Plenary Session), Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan Pemuda ASEAN, Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), dan Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan High-Level Task Force on ASEAN Community's Post-2025 Vision (HLTF-ACV).

Selanjutnya pada Kamis (11/5/2023) ada dua pertemuan yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo, yaitu Sesi Retreat dan KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

Sementara itu, pertemuan Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dipimpin Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim karena keketuaan BIMP-EAGA saat ini dipegang oleh Malaysia.

 

Deklarasi Pelindungan Nelayan Migran

Adapun KTT ASEAN 2023 para pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengambil sejumlah aksi guna meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi nelayan migran.

Keputusan itu dituangkan dalam Deklarasi Pelindungan Nelayan Migran, yang disahkan oleh para pemimpin pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, pada Rabu (10/5/2023).

Pengesahan deklarasi itu dianggap banyak kalangan sangat penting karena banyak awak kapal perikanan migran dilaporkan mengalami eksploitasi, perbudakan modern, bahkan menjadi korban perdagangan manusia.

Menurut deklarasi itu, ASEAN akan mengatasi dan menghukum segala bentuk kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi terhadap nelayan migran.

Langkah itu akan diiringi dengan upaya memperkuat kapasitas kelembagaan, sistem pengawasan ketenagakerjaan, dan mekanisme pengaduan.

ASEAN juga menyatakan tekad untuk memastikan pelindungan hak kerja dan kesehatan, termasuk bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat kesehatan dan situasi krisis bagi para nelayan di kapal.

Pertemuan KTT ke-15 IMT-GT di Labuan Bajo juga menghasilkan program Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle Visit Year 2023-2025 yang resmi diluncurkan, Kamis (11/5/2023).

Presiden Joko Widodo mengatakan pandemi telah mengacaukan sektor pariwisata dunia yang bahkan menurunkan sektor pariwisata Indonesia-Malaysia-Thailand sampai lebih dari 90 persen. Namun sejak 2022, sektor pariwisata kawasan mulai tumbuh kembali. Pergerakan wisatawan internasional di kawasan mencapai lebih dari 900 juta.

Untuk itu, Indonesia, Malaysia, Thailand harus bergerak cepat memanfaatkan peluang tersebut.

Kepala Negara menekankan tiga hal yang perlu menjadi fokus, yaitu meningkatkan infrastruktur terutama konektivitas, memperkuat branding yang inovatif, dan mengembangkan digital tourism untuk meningkatkan pelayanan. “Itu semua untuk memperkokoh ekosistem pariwisata yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan,” tukas Presiden Jokowi.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto

Redaktur: Elvira Inda Sari