Indonesia.go.id - KTT ke-43 ASEAN Kukuhkan Kerja Sama Strategis di Kawasan Indo-Pacific

KTT ke-43 ASEAN Kukuhkan Kerja Sama Strategis di Kawasan Indo-Pacific

  • Administrator
  • Senin, 21 Agustus 2023 | 13:23 WIB
ASEAN
  Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) menyerahkan potongan tumpeng kepada Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn saat peringatan HUT ke-56 ASEAN di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (8/8/2023). ANTARA FOTO/ Hafidz Mubarak
Pada Keketuaan ASEAN kali ini, Indonesia memang fokus meletakkan landasan untuk kerja sama negara-negara ASEAN yang sifatnya strategis di masa depan.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) yang akan berlangsung di Jakarta pada 5--7 September 2023 ditujukan untuk menguatkan kerja sama strategis dengan negara-negara anggota dan kawasan Indo-Pacific.

Untuk itu, Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN 2023 akan memimpin sebanyak 12 pertemuan saat KTT ke-43 ASEAN yang digelar di Jakarta Convention Center tersebut. Presiden RI Joko Widodo akan memimpin 12 sidang tersebut di antaranya KTT ke-43 ASEAN dalam format plenary, KTT ke-43 ASEAN dalam format retreat, KTT ke-26 ASEAN-Tiongkok, KTT ke-24 ASEAN-Korea Selatan, KTT Asia Timur, dan KTT ASEAN Plus Three (Japan, Tiongkok, dan Korea Selatan).

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Sidharto R Suryodipuro, saat konferensi pers secara daring bertajuk “Road to KTT ASEAN ke-43” yang digelar Forum Merdeka Barat (FMB) 9, di Jakarta, Jumat (11/8/2023). “Dijadwalkan juga dalam KTT ke-43 juga akan mengundang IMF dan World Bank dan beberapa organisasi dunia yang lain,” jelas Dirjen Sidharto.

Kepala Negara juga dijadwalkan akan memimpin sejumlah acara yang bersifat nonpersidangan, seperti pembukaan KTT ke-43 ASEAN, pembukaan ASEAN-IndoPacific Forum, gala dinner, social events, serta upacara penutupan sekaligus penyerahan Keketuaan ASEAN kepada Laos.

Adapun KTT ASEAN dalam format plenary maupun retreat akan diselenggarakan pada 5 September 2023. Pada hari berikutnya, akan dilaksanakan KTT antara ASEAN dengan negara-negara mitra yang akan berlangsung hingga 7 September 2023. Sementara itu, pada 7 September 2023, akan digelar pula KTT Asia Timur dan KTT ASEAN Plus Three.

Rangkaian KTT nanti juga menjadi ajang berbagai pertemuan bilateral di antara para pemimpin negara yang hadir. “Tapi intinya goals yang akan diharapkan adalah menguatkan pencapaian dan fondasi visi ASEAN 2045. Di samping itu penguatan kelembagaan ASEAN baik dari segi pembuatan keputusan yang lebih efektif dan efisien, hingga hal-hal substansi keorganisasian,” kata Sidharto.

Pada Keketuaan ASEAN kali ini, Indonesia memang fokus meletakkan landasan untuk kerja sama negara-negara ASEAN yang sifatnya strategis di masa depan. Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia akan mengawal dan memastikan kelembagaan ASEAN yang kuat dan kokoh dengan berbagai mekanisme kerjanya. Termasuk, bagaimana memperkuat sumber daya ASEAN.

“Selanjutnya adalah bagaimana menentukan agenda kawasan di masa datang, baik perdagangan, investasi, digitalisasi, ekonomi biru sebagai sumber pertumbuhan baru. Dan tentunya peranan dari Indo-Pacific outlook. Bagaimana kita memanifestasikan ini semua dalam konteks ekonomi dan pembangunan,” imbuh Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto Suryodipuro.

Disebutkan, ada beberapa aspek yang ingin diperkuat, seperti meningkatkan sumber daya manusia masyarakat ASEAN, dialog-dialog tentang hak asasi manusia dan kerja sama maritim antarnegara anggota. Menurut Sidharto, Indonesia selalu menghasilkan kesepakatan atau biasa disebut ASEAN Concord pada setiap keketuaannya di ASEAN. Indonesia sebelumnya telah berperan sebagai ketua pada 1976, 2003, dan 2011.

Kesepakatan yang dicapai pada Keketuaan Indonesia di ASEAN sebelumnya, di antaranya, pembentukan Sekretariat ASEAN, pembahasan Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ), komunitas ASEAN dengan tiga pilar, dan perjanjian perdagangan ekonomi Asia Pasifik (RCEP).

Sementara itu, pembahasan tentang penguatan kelembagaan ASEAN, yang merupakan inisiatif Indonesia, telah dimulai sejak 2022 dengan disahkannya Rekomendasi Satuan Tugas Tingkat Tinggi tentang Visi Komunitas ASEAN Pasca-2025 (HLTF-ACV) untuk penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN.

Para pemimpin ASEAN juga telah membahas isu tersebut dengan HLTF-ACV pada KTT ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Mei lalu. Para pemimpin ASEAN menegaskan pentingnya memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN agar dapat merespons krisis dan situasi darurat secara tepat waktu.

Dalam keketuaan tahun ini, Indonesia mengusung tema ”ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang bermakna ASEAN penting dan relevan sebagai pusat pertumbuhan dunia. Ada tiga elemen penting dalam makna ASEAN Matters, yakni penguatan kapasitas dan efektivitas ASEAN, persatuan ASEAN, dan sentralitas ASEAN. Sementara itu di bawah makna “Epicentrum of Growth”, Indonesia berupaya mendorong peningkatan kerja sama di ASEAN, khususnya di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan stabilitas keuangan.

KTT ASEAN 2023 di Jakarta tidak hanya dihadiri para pemimpin negara-negara anggota, tetapi juga negara-negara mitra seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, dan India.

Dijadwalkan akan ada 27 pemimpin negara dan atau organisasi internasional yang diperkirakan hadir, termasuk 18 pemimpin negara peserta KTT Asia Timur (EAS), pemimpin Pacific Island Forum (PIF), Perdana Menteri Kanada, dan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank.

Ajang KTT Asia Timur terdiri dari 18 negara peserta, termasuk 10 negara anggota ASEAN, Australia, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Republik Korea, Rusia, dan Amerika Serikat.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Elvira Inda Sari