Saat ini, Kabupaten Lumajang memiliki 198 desa dan 7 kelurahan, dengan 6 Sentra Penyediaan Pangan Gotong Royong (SPPG) yang telah beroperasi melayani distribusi makanan bergizi di sejumlah kecamatan.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pusat memberi dampak luas bagi masyarakat Lumajang. Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menegaskan bahwa program ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penurunan stunting, tetapi juga membuka ruang besar bagi pemberdayaan perempuan di tingkat desa.
“Sebagian besar tenaga kerja di dapur umum MBG adalah perempuan. Ini membuat saya sebagai kepala daerah perempuan merasa bangga karena kaum perempuan benar-benar diberdayakan,” ujar Indah, saat ditemui di Pendopo Lumajang, Selasa (16/9/2025).
Saat ini, Kabupaten Lumajang memiliki 198 desa dan 7 kelurahan, dengan 6 Sentra Penyediaan Pangan Gotong Royong (SPPG) yang telah beroperasi melayani distribusi makanan bergizi di sejumlah kecamatan. Setiap SPPG menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja lokal, mayoritas perempuan, yang terlibat dalam pengolahan hingga distribusi makanan. Jika seluruh rencana 71 titik SPPG terwujud, lebih dari 3.500 tenaga kerja akan terserap.
Program MBG menjadi penopang penting dalam meningkatkan kualitas SDM, terutama bagi anak sekolah, ibu hamil, dan balita. Indah menekankan bahwa pola konsumsi sehat tanpa MSG, susu murni tanpa pewarna, serta menu seimbang memberi pembelajaran langsung bagi anak-anak untuk mengenal gizi yang baik sejak dini.
Selain itu, MBG juga mendorong perputaran ekonomi lokal. Peternak ayam, petani padi, hingga penanam sayur dan buah di Lumajang merasakan manfaat karena produk mereka terserap oleh dapur MBG. “Ekonomi rakyat benar-benar berputar di daerah kami. Petani, peternak, hingga pedagang kecil ikut merasakan dampak positifnya,” jelas Indah.
Keberhasilan lain yang dicatat Lumajang adalah penurunan angka stunting. Jika pada tahun sebelumnya prevalensi stunting mencapai 29 persen, kini berhasil ditekan hingga 23 persen. Program MBG dinilai sangat sinergis dengan layanan posyandu, yang rutin memantau kesehatan ibu hamil, balita, dan lansia.
“Dengan makan bergizi gratis, ibu hamil bisa menjaga kesehatan janin, balita lebih terperhatikan, dan anak sekolah mendapat gizi cukup. Semua ini memperkuat upaya menekan stunting di Lumajang,” tambahnya.
Selain keterlibatan langsung dalam dapur MBG, perempuan juga berperan melalui program Pekarangan Sehat (PESAT), yakni pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur-mayur dan kebutuhan pangan rumah tangga. Hasilnya kini tidak hanya memenuhi konsumsi keluarga, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan karena terserap oleh SPPG.
Indah mengajak daerah lain untuk mereplikasi inovasi Lumajang, baik dengan membuka ruang partisipasi masyarakat—khususnya perempuan—maupun dengan mengintegrasikan aspirasi anak-anak sebagai penerima manfaat. “Mendengarkan keinginan mereka, termasuk menu kesukaan, membuat program ini lebih hidup dan disambut gembira,” pungkasnya.
Penulis: Pasha Yudha Ernowo
Redaktur: Kristantyo Wisnubroto
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/prioritas-nasional/938117/perempuan-lumajang-jadi-penggerak-utama-program-makan-bergizi-gratis