Indonesia.go.id - Penerjemah Dituntut Kuasai Enam Hal untuk Jaga Akurasi Informasi

Penerjemah Dituntut Kuasai Enam Hal untuk Jaga Akurasi Informasi

  • Administrator
  • Kamis, 2 Oktober 2025 | 12:03 WIB
AKURASI INFORMASI
  Penerjemah Ahli Madya Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Filmon Leonard dan Penerjemah Ahli Muda Kemkomdigi, Wilda Stiana, saat menjadi narasumber pada kegiatan Indonesia.go.id Goes to Campus bertema Sekolah Rakyat: Merdeka Pendidikan di HUT ke-80 RI di Padang, Sumatra Barat, Selasa (30/9/2025). (Foto: Jhonrico InfoPublik)
Penerjemah Ahli Madya Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Filmon Leonard Warouw mengatakan bahwa penerjemah dituntut memiliki penguasaan kosakata yang luas karena setiap pilihan kata bukan hanya menentukan makna, tetapi juga menjaga keakuratan pesan lintas bahasa.

Penerjemah Ahli Madya Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Filmon Leonard Warouw, menegaskan ada enam hal yang perlu dikuasai ketika menerjemahkan berita ke dalam bahasa Inggris.

Menurut dia, penerjemah dituntut memiliki penguasaan kosakata yang luas karena setiap pilihan kata bukan hanya menentukan makna, tetapi juga menjaga keakuratan pesan lintas bahasa. “Pertama adalah vocabulary, di mana ketika akan menerjemahkan harus memiliki banyak sekali vocabulary,” kata Filmon pada kegiatan Indonesia.go.id Goes to Campus bertema Sekolah Rakyat: Merdeka Pendidikan di HUT ke-80 RI di Padang, Sumatra Barat, Selasa (30/9/2025).

Bagi penerjemah, jelas dia, vocabulary ibarat peralatan utama. Semakin kaya perbendaharaan kata, semakin tajam pula kemampuannya menyampaikan pesan tanpa kehilangan makna.

Hal kedua adalah glossary yang menjadi “peta bahasa” bagi penerjemah agar setiap istilah teknis maupun khusus dapat diterjemahkan secara konsisten dan sesuai konteks. “Glossary itu adalah kumpulan kata yang ada di dalam sebuah bahasa atau sebuah sektor dan bidang. Jadi kami mengumpulkan semua kata-kata yang pernah kami terjemahkan dan dikumpulkan yang dinamakan glossarium,” ujar dia.

Selanjutnya adalah memahami dan mampu menerjemahkan titles secara tepat, karena gelar, jabatan, maupun judul karya mengandung makna khusus yang tidak boleh keliru. “Setelah kata, term base berlanjut ke judul. Judul itu sangat penting. Kalau bahasa Inggris, judul itu bisa aktif atau pasif,” jelas dia.

Menurut Filmon, penerjemah juga harus memiliki keterampilan menyusun kalimat (sentences) yang baik dan benar agar makna dari bahasa sumber dapat dialihkan secara jelas, runtut, dan mudah dipahami dalam bahasa sasaran.

Selain itu, pemahaman terhadap idiom menjadi aspek penting berikutnya. Idiom, kata dia, sering kali tidak dapat diterjemahkan secara harfiah dan membutuhkan kepekaan budaya agar pesan tetap tersampaikan dengan tepat.

Terakhir, seorang penerjemah harus memiliki style guide sebagai acuan penulisan agar hasil terjemahan konsisten, sesuai kaidah bahasa, serta mencerminkan gaya komunikasi yang diinginkan.

Sementara itu, Penerjemah Ahli Muda Kemkomdigi, Wilda Stiana, menambahkan bahwa seorang penerjemah juga perlu memahami takarir foto dalam artikel berita. “Takarir itu adalah caption yang ada di foto atau video berita,” jelas Wilda.

Menurut dia, dalam konteks artikel berita, takarir berfungsi memberikan deskripsi, cerita, atau konteks pada foto atau gambar yang mengiringi berita.

Dengan menguasai seluruh aspek utama tersebut, penerjemah berperan bukan sekadar pengalih bahasa, tetapi juga penghubung budaya yang menjaga akurasi informasi dan menguatkan citra Indonesia di kancah global.

 

Penulis: Jhonrico
Redaktur: Untung S/Kristantyo Wisnubroto

Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/940165/penerjemah-dituntut-kuasai-enam-hal-untuk-jaga-akurasi-informasi

Berita Populer