Visualisasi data menampilkan data dalam format kompleks seperti grafik dan diagram, sedangkan infografis menyajikan cerita utuh yang bisa berdiri sendiri dan mengandung pesan tertentu.
Visual memiliki kekuatan besar dalam menyampaikan pesan publik secara efektif. Hal ini disampaikan Redaktur indonesiabaik.id, Indira F. Pravangasta, dalam paparannya bertajuk “Visual Talks Louder: Seni Merancang Infografis yang Memikat” pada kegiatan Workshop SOHIB Berkelas Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) di Bali Sunset Road Convention Center, Denpasar, Bali, pada Kamis (2/10/2025).
Dalam sesi pelatihan yang diikuti ratusan peserta secara luring dan daring tersebut, Indira menjelaskan bahwa 90 persen informasi yang diterima otak manusia bersifat visual, dan gambar diproses 60.000 kali lebih cepat dibandingkan teks. “Visual berbicara lebih keras daripada kata. Konten visual bukan hanya memperindah tampilan, tetapi berperan penting agar pesan publik lebih mudah dipahami, diingat, dan menyentuh emosi audiens,” ujar Indira yang juga Pranata Humas Kemkomdigi.
Indira memaparkan bahwa visualisasi data dan infografis memiliki fungsi penting dalam mendukung komunikasi publik, terutama di era digital yang menuntut kecepatan dan kejelasan informasi.
Menurutnya, data yang kompleks dapat menjadi lebih bermakna jika disajikan secara visual dan komunikatif. “Visualisasi data tidak sekadar angka dan grafik. Di tangan yang tepat, data bisa bercerita dan menginspirasi. Inilah yang membuat infografis menjadi alat strategis dalam komunikasi publik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Indira menjelaskan perbedaan antara visualisasi data dan infografis. Visualisasi data menampilkan data dalam format kompleks seperti grafik dan diagram, sedangkan infografis menyajikan cerita utuh yang bisa berdiri sendiri dan mengandung pesan tertentu. “Infografis bukan sekadar visualisasi, tapi narasi visual yang menyampaikan pesan dengan jelas dan mudah dipahami,” tambah dia.
Ia juga menekankan pentingnya pemilihan warna, tipografi, dan elemen visual branding dalam menciptakan infografis yang memikat. Ia menyarankan peserta menerapkan prinsip 60:30:10, yakni komposisi warna utama, sekunder, dan aksen agar tampilan visual tetap seimbang dan nyaman di mata.
Selain itu, ia menegaskan bahwa desain visual yang baik harus berfokus pada keterbacaan dan konsistensi, bukan sekadar keindahan. “Desain visual yang efektif bukan soal seberapa indah tampilannya, tapi seberapa jelas pesannya. Tugas kita adalah mempermudah masyarakat memahami informasi penting,” tutup Indira.
Sesi yang dibawakan Indira mendapat respons positif dari peserta Workshop SOHIB Berkelas, yang merupakan inisiatif Direktorat Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas SDM komunikasi publik dalam mengelola konten digital yang informatif, menarik, dan berdampak positif bagi masyarakat.
Penulis: Wahyu Sudoyo
Redaktur: Kristantyo Wisnubroto
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/940543/kemkomdigi-ungkap-visual-yang-baik-dapat-bicara-lebih-kuat-dari-kata