Semua pihak yang terlibat dalam pengolahan makanan wajib mengikuti pelatihan rutin tentang higiene dan sanitasi pangan.
Pengamat Kesehatan Masyarakat dari Universitas Griffith Australia, dr Dicky Budiman, mengatakan pemerintah perlu membangun sistem keamanan pangan nasional yang ketat agar keracunan makanan tidak terulang dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut dr.Dicky, setiap dapur, vendor, dan penyedia makanan wajib menerapkan standar Good Manufacturing Practice (GMP) atau Praktik Manufaktur yang Baik dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) atau Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang diawasi ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM, dan Dinas Kesehatan.
"Hanya penyedia makanan yang telah bersertifikat resmi keamanan pangan yang dapat bergabung dalam program ini," kata dr Dicky, yang juga anggota Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat dihubungi InfoPublik, Senin (28/4/2025).
Selain itu, semua pihak yang terlibat dalam pengolahan makanan wajib mengikuti pelatihan rutin tentang higiene dan sanitasi pangan.
Menurutnya, pemerintah juga harus melakukan audit rutin dan inspeksi mendadak ke seluruh rantai penyediaan makanan, disertai dengan sistem pelaporan terbuka kepada publik.
"Penting untuk membangun sistem pelaporan cepat di sekolah dan komunitas agar setiap keluhan terkait makanan bisa terdeteksi dan ditindaklanjuti sejak dini. Setiap daerah penerima manfaat program MBG juga harus memiliki tim respons cepat untuk menangani insiden keracunan makanan," katanya.
Menurut dr Dicky, transparansi program MBG juga harus menjadi fondasi utama untuk menjamin efektivitas dan akuntabilitasnya.
"Pemerintah perlu melakukan pemetaan penerima manfaat secara presisi dengan menggunakan data dari Dapodik, Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), e-KTP, serta hasil verifikasi lapangan. Hanya anak-anak dari keluarga rentan yang berhak menerima manfaat program ini," katanya.
dr Dicky menegaskan, pemerintah harus mempublikasikan laporan pelaksanaan MBG secara berkala, minimal setiap tiga bulan.
"Audit independen tahunan oleh lembaga eksternal juga perlu dilakukan untuk memastikan akuntabilitas penggunaan dana dan efektivitas pelaksanaan. Di samping itu, harus tersedia sistem pengaduan berbasis aplikasi, hotline, dan posko manual yang mudah diakses masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih melakukan pendataan terkait keracunan massal yang menimpa puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Cianjur yang diduga mengeluhkan pusing, mual, dan muntah, setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (21/4/2025)
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Frida Laila Yahya mengatakan, baru mendapat laporan sekitar 21 siswa yang mengalami keracunan massal usai menyantap MBG yang disajikan dan sudah mendapat perawatan medis.
"Baru 21 orang yang dilaporkan dibawa ke rumah sakit, sehingga kami masih melakukan pendataan karena seluruh siswa menyantap hidangan MBG pada hari ini, informasinya seluruh siswa MAN Cianjur sekitar 800," kata Frida seperti dilansir ANTARA, Senin (21/4/2025).
Frida mengatakan, sebagian besar siswa yang mengeluhkan pusing, mual, dan muntah, menjalani perawatan di rumah, sehingga pihaknya akan melengkapi data total siswa yang mengalami keracunan setelah menyantap MBG yang disajikan.
Pihaknya segera mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium di Bandung, guna mengetahui penyebab pasti keracunan massal yang menimpa puluhan siswa MAN I Cianjur itu, termasuk mendatangi dapur yang memproduksi MBG.
"Kami akan mengambil sampel makanan atau sisa makanan guna memastikan penyebab keracunan yang menimpa puluhan siswa MAN I Cianjur," katanya.
Selain itu, sejumlah siswa di SDN Dukuh 03 Sukoharjo mengalami keracunan usai makan menu program makan bergizi gratis (MBG).
Kepala SDN Dukuh 03 Lilik Kurniasih di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (16/1/2025) mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Ia mengatakan pada saat itu, makanan tiba di sekolah pada pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, makanan tersebut disantap oleh para siswa. Usai makan, beberapa siswa merasa mual dan pusing.
Penulis: Eko Budiono
Redaktur: Untung S
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/916574/cegah-keracunan-makanan-di-mbg-ini-saran-pengamat-kesehatan-masyarakat