Dave menilai pengiriman siswa nakal ke barak tidak masalah selama itu masih sesuai dengan kurikulum dan juga menjaga fungsi-fungsi utama, tidak ada tumpang tindih.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi telah menjalankan program pembinaan karakter berbasis militer bagi siswa-siswi yang yang terlibat tawuran, narkoba, bolos sekolah, atau melawan orang tua. Bekerja sama dengan TNI dan Polri, program ini bertujuan mendisiplinkan anak.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono mengatakan dirinya mendukung jika TNI mendapat tugas melatih siswa-siswi sekolah yang bermasalah. Dave juga menegaskan bahwa kedisiplinan bukan berarti dilatih dengan kekerasan.
"Disiplin itu bukan berarti harus langsung dikumpulin digebukin, disiplin itu bisa dengan cara yang tegas, cara yang tepat untuk memastikan mereka itu bisa mendalami ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk mendewasakan diri," kata Dave di Jakarta, Rabu (8/5/2025).
Menurut Dave, menilai pengiriman siswa nakal ke barak tidak masalah selama itu masih sesuai dengan kurikulum dan juga menjaga fungsi-fungsi utama, tidak ada tumpang tindih.
Dedi Mulyadi pertama kali mengungkapkan rencana mengirim siswa nakal ke barak militer saat menghadiri hari ulang tahun ke-26 Kota Depok, Jawa Barat pada 25 April lalu. Saat ini, program tersebut sudah diterapkan di Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung.
Purwakarta telah menjalani program Dedi Mulyadi tersebut dan mendidik pelajar atau anak-anak nakal yang kerap tawuran dibina di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta. Sementara Pemerintah Kota Bandung mempercayakan pelaksanaan program ini di Rindam III/Siliwangi, Bandung.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan program ini dirancang untuk membina kedisiplinan dan karakter positif, terutama bagi siswa dengan catatan pelanggaran seperti narkoba, tawuran, dan masalah lainnya.
“Kami memastikan ikut serta dalam mengawasi dan melindungi para peserta. Kami percaya pelaksanaan program ini di Rindam III/Siliwangi akan berjalan baik. Kami juga percaya pada integritas dan kesiapan tim dari Rindam,” kata Farhan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/5/2025).
Farhan berharap, program ini bisa menjadi contoh upaya pembinaan disiplin yang melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah provinsi, TNI, hingga masyarakat. “Kritik tentu akan selalu ada, tapi justru itu penting sebagai bentuk kontrol dan keseimbangan agar program ini berjalan dengan baik dan transparan,” ucapnya.
Pemerintah Kota Depok juga mendukung kebijakan Gubernur Jabar tersebur. “Kita akan menjadikan ini menjadi program yang mudah-mudahan jadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi orang tua, terhadap kondisi-kondisi anak yang diistilahkan anak nakal itu,” kata Wali Kota Depok, Supian Suri.
Supian menjelaskan, pihaknya tengah memastikan kebutuhan anggaran pembiayaan penanganan anak nakal. Menurutnya, penanganan anak nakal Kota Depok untuk didik membutuhkan pembiayaan selama kurun waktu penanganan.
“Kita tetap gak mungkin gak ada pembiayaan, karena orang makan, tinggal selama kurun waktu itu kan harus ada pembiayaan,” jelas Supian.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyatakan kesiapannya mendukung program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait pengiriman siswa ‘nakal’ ke barak militer untuk pembinaan karakter.
Pihaknya, jelas Ade, berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Komando Resor Militer (Korem) 051/Wijayakarta dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi.
"Komunikasi dengan Korem 051/Wijayakarta, Kodim Kabupaten Bekasi, dan Dinas Pendidikan akan segera dilakukan untuk menyusun mekanisme pelaksanaan program tersebut," kata Ade.
Penulis: Isma
Redaktur: Untung S
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/918645/siswa-dikirim-ke-barak-militer-anggota-dpr-latihan-kedisiplinan-bukan-berarti-kekerasan