Ketahanan keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter anak, dan sekaligus menjadi kunci bagi keberhasilan pembangunan nasional jangka panjang.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa ketahanan keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter anak, dan sekaligus menjadi kunci bagi keberhasilan pembangunan nasional jangka panjang. Pernyataan ini disampaikan dalam sambutannya saat menghadiri peringatan Milad ke-108 ‘Aisyiyah di Palembang.
“Ketahanan nasional tidak mungkin tercapai tanpa ketahanan keluarga, karena keluarga adalah tempat pertama dan utama pendidikan karakter terbentuk,” ujar Abdul Mu’ti dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (9/6/2025).
Ia menekankan bahwa pembangunan generasi emas Indonesia 2045 tidak cukup hanya mengandalkan kurikulum dan sekolah, melainkan harus dimulai dari rumah. Salah satu contoh konkret adalah penerapan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebuah inisiatif Kemendikdasmen yang melibatkan kebiasaan sehari-hari anak seperti bangun pagi, beribadah, makan sehat, gemar belajar, hingga tidur tepat waktu.
“Semua kebiasaan itu tidak akan efektif kalau tidak dibentuk dari rumah. Keluarga menjadi titik awalnya,” jelas Mendikdasmen.
Mendikdasmen juga menyampaikan apresiasinya kepada organisasi perempuan ‘Aisyiyah, yang dinilai konsisten mendukung pendidikan karakter anak melalui pendekatan berbasis komunitas. Ia menyebut kolaborasi semacam ini penting untuk memperkuat jejaring sosial pendidikan yang partisipatif dan inklusif.
“Terima kasih kepada ‘Aisyiyah yang selama ini telah menjadi mitra strategis dalam memperkuat pendidikan karakter di masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menyatakan kehadiran Mendikdasmen menjadi bukti komitmen pemerintah pusat terhadap kemajuan pendidikan daerah. “Pak Menteri, kehadiran Bapak sungguh sangat kami nantikan. Ini bentuk nyata perhatian pusat kepada daerah,” ujar Gubernur Deru.
Selain menyoroti isu karakter, Mendikdasmen juga mengumumkan langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan percepatan pembangunan satuan pendidikan. Salah satunya adalah pemberian bantuan langsung sebesar Rp300 ribu per bulan kepada guru honorer, yang akan mulai disalurkan pada Juli 2025.
“Kami berkomitmen agar guru, terutama yang mengabdi di sekolah-sekolah kecil dan pelosok, bisa mendapatkan dukungan nyata dari negara,” jelasnya di hadapan sekitar 500 guru dari Amal Usaha ‘Aisyiyah se-Sumatera Selatan.
Tak hanya itu, Kemendikdasmen juga akan menyalurkan bantuan sarana prasarana ke lebih dari 11.000 sekolah, baik negeri maupun swasta, dalam lima tahun ke depan. Program ini termasuk penyediaan papan tulis interaktif sebagai bagian dari transformasi digital pendidikan.
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Rohimi Zam Zam, menyambut baik kebijakan yang menempatkan guru sebagai ujung tombak pendidikan karakter. Ia menekankan pentingnya penguatan peran guru bimbingan konseling (BK) sebagai pihak yang mampu mengidentifikasi sekaligus membina potensi karakter anak sejak dini.
“Masalah anak usia dini tidak bisa diselesaikan sendiri. Harus ada sinergi antara guru, orang tua, dan kebijakan dari pemerintah,” tuturnya.
Ia menutup dengan ajakan untuk terus memperkuat kontribusi organisasi masyarakat dalam membangun pendidikan yang menanamkan nilai dan karakter kuat. “Dengan sinergi, kami yakin cita-cita membentuk generasi emas Indonesia 2045 bisa tercapai,” pungkas Rohimi.
Penulis: Pasha Yudha Ernowo
Redaktur: Kristantyo Wisnubroto
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/923534/mendikdasmen-keluarga-kunci-pendidikan-karakter-anak-sejak-dini