Indonesia.go.id - Mengenali dan Mencegah Demam Berdarah Dengue

Mengenali dan Mencegah Demam Berdarah Dengue

  • Administrator
  • Rabu, 18 Maret 2020 | 22:00 WIB
ANTISIPASI WABAH
  Petugas Puskesmas Kebayoran Lama melakukan

Musim hujan adalah saat rawan wabah demam berdarah dengue (DBD). Kenali gejala dan tanda-tanda awal DBD agar tak salah membedakan dengan demam biasa.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah masalah kesehatan yang bersumber dari lingkungan. Orang cenderung tidak menata lingkungannya dan melakukan pembiaran atas sarang-sarang nyamuk. Upaya efektif memberantas dan mencegah persebaran DBD, sebagaimana  anjuran Kementerian Kesehatan adalah menetapkan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik).

Menghadirkan jumantik ke rumah diyakini sebagai upaya yang sangat efektif. Betapa tidak. Jika di setiap rumah ada satu juru pemantau jentik, maka artinya ada agent of change, mereka yang mengubah perilaku.

Selain bertugas memantau jentik nyamuk di sekeliling tempat tinggal, Jumantik juga bertugas memastikan berlangsungnya gerakan 3M+, yakni mengubur, menguras, menutup  tampungan air yang kerap menjadi sarang nyamuk. Lalu, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Jumantik juga bertugas menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau antinyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

DBD tidak hanya bisa berjangkit di musim hujan. Pada musim kemarau pun DBD berpotensi menyerang orang. Apalagi, Indonesia adalah negara endemi.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala dan tanda pada orang yang sakit dapat beragam mulai dari ringan hingga berat. Gejala DBD berat merupakan keadaan gawat darurat medis karena dapat mengancam jiwa hanya dalam beberapa jam saja.

 

Berikut gejala dan tanda-tanda awal DBD:

- demam panas

- muah, muntah

- muncul bintik-bintik merah

- nyeri, sakit pada mata, otot, sendi, dan tulang

- sakit kepala

 

Gejala dan tanda-tanda awal DBD ini umumnya berlangsung selama 2-7 hari. Gejala ini dapat diobati dengan pengobatan dari dokter.

Gejala dan tanda awal ini dapat berkembang menjadi DBD berat dengan sejumlah tanda. Tanda peringatan ini biasanya dimulai dalam 24-48 jam setelah demam turun.

 

Berikut gejala dan tanda DBD parah:

- sakit perut

- muntah setidaknya 3x dalam 24 jam

- pendarahan dari hidung atau gusi

- muntah darah atau darah di tinja

- merasa lelah dan gelisah

 

Pada tahap DBD serupa ini, mesti ada penanganan medis di rumah sakit.

 

Penulis : Eri Sutrisno
Redaktur Bahasa : Ratna Nuraini