Indonesia.go.id - Panduan New Normal di Lingkungan Kerja

Panduan New Normal di Lingkungan Kerja

  • Administrator
  • Senin, 25 Mei 2020 | 18:34 WIB
PROTOKOL KESEHATAN
  Sejumlah pekerja melakukan proses produksi di salah satu pabrik di Kudus dengan menerapkan protokol kesehatan.Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Tak ada yang tahu kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Pemerintah berkewajiban menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi ini.

Lebih dari dua bulan sejak ditemukan kasus pertama, wabah Covid-19 sudah menyebar ke-34 provinsi dan 404 kabupaten/kota di Indonesia. Jumlah pasien positif Covid-19 dari hari ke hari juga terus bertambah. Dari data Gugus Tugas, hingga Senin (25/5/2020) virus itu telah memapari 22.750 orang.

Tak hanya berdampak pada faktor kesehatan, wabah ini juga berdampak pada sektor ekonomi. Menyebarnya virus Covid-19 ke sejumlah wilayah ini membuat sejumlah industri menutup usahanya. Beberapa industri bahkan memutuskan merumahkan sebagian karyawannya.

Ini memang bukan hanya menjadi fenomena Indonesia tapi sudah menjadi fenomena global. Wabah ini telah membuat roda perekonomian bergerak melambat.

Melihat kondisi ini, Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2020, pada Kamis (20/4/2020), mengatakan bahwa keberhasilan negara bukan hanya bagaimana negara mampu menangani wabah dengan cepat tapi bagaimana juga bisa melakukan pemulihan ekonomi.

Untuk menggerakkan roda perekonomian di tengah wabah ini, Menteri Kesehatan Terawan mengeluarkan panduan pencegahan, dan penanganan virus corona di lingkungan kerja. Tujuannya, untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19, sekaligus mendorong keberlangsungan perekonomian.

Panduan yang tertera dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kemenkes) Nomor HK.01.07/Menkes/328/2020 tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

“Dengan menerapkan panduan ini diharapkan dapat meminimalisir risiko dan dampak pandemi Covid-19 pada tempat kerja khususnya perkantoran dan industri. Di wilayah itu terdapat potensi penularan akibat berkumpulnya banyak orang dalam satu lokasi,” kata Terawan, Sabtu (23/5/2020).

 

Panduan pencegahan penularan Covid-19:

1. Selama PSBB bagi Tempat Kerja

A. Kebijakan Manajemen dalam Pencegahan Penularan Covid-19

- Pihak manajemen agar senantiasa memantau dan memperbaharui perkembangan informasi tentang Covid-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses di http://infeksiemerging.kemkes.go.id. dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Pembentukan Tim Penanganan Covid-19 di tempat kerja yang terdiri dari pimpinan, bagian kepegawaian, bagian K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja), dan petugas kesehatan yang diperkuat dengan surat keputusan dari pimpinan tempat kerja.

3. Pimpinan atau pemberi kerja memberikan kebijakan dan prosedur untuk pekerja melaporkan setiap ada kasus dicurigai Covid-19 (gejala demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas) untuk dilakukan pemantauan oleh petugas kesehatan.

4. Tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma.

5. Pengaturan bekerja dari rumah (work from home).

  • Menentukan pekerja esensial yang perlu tetap bekerja/datang ke tempat kerja dan pekerja yang dapat melakukan pekerjaan dari rumah.
  • Jika ada pekerja esensial yang harus tetap bekerja selama PSBB berlangsung:
    • Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan menggunakan thermogun, dan sebelum masuk kerja terapkan self assessment risiko Covid-19 untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit Covid-19.
    • Pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang (lembur) yang akan mengakibatkan pekerja kekurangan waktu untuk beristirahat yang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan/imunitas tubuh.
    • Untuk pekerja shift:
  • Jika memungkinkan tiadakan shift 3 (waktu kerja yang dimulai pada malam hingga pagi hari)
  • Bagi pekerja shift 3 atur agar yang bekerja terutama pekerja berusia kurang dari 50 tahun.
  • Mewajibkan pekerja menggunakan masker sejak perjalanan dari/ke rumah, dan selama di tempat kerja.

6. Mengatur asupan nutrisi makanan yang diberikan oleh tempat kerja, pilih buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, jambu, dan sebagainya untuk membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Jika memungkinkan pekerja dapat diberikan suplemen vitamin C.

7. Memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat;

B. Higiene dan sanitasi lingkungan kerja

  • Memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan melakukan pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan yang sesuai (setiap 4 jam sekali). Terutama pegangan pintu dan tangga, tombol lift, peralatan kantor yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainya.
  • Menjaga kualitas udara tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan filter AC.

C. Sarana cuci tangan

  • Menyediakan lebih banyak sarana cuci tangan (sabun dan air mengalir).
  • Memberikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan
  • Memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar.
  • Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 70% di tempat-tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk, ruang meeting, pintu lift, dll)

D. Physical distancing dalam semua aktivitas kerja. Pengaturan jarak antarpekerja minimal 1 meter pada setiap aktivitas kerja (pengaturan meja kerja/workstation, pengaturan kursi saat di kantin, dll).

E. Mengampanyekan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) melalui pola hidup sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja sebagai berikut:

  • Cuci tangan pakai sabun (CTPS) mendorong pekerja mencuci tangan saat tiba di tempat kerja, sebelum makan, setelah kontak dengan pelanggan/pertemuan dengan orang lain, setelah dari kamar mandi, setelah memegang benda yang kemungkinan terkontaminasi.
  • Etika batuk membudayakan etika batuk (tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam) dan jika menggunakan tisu untuk menutup batuk dan pilek, buang tisu bekas ke tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelahnya.
  • Olah raga bersama sebelum kerja dengan tetap menjaga jarak aman, dan anjuran berjemur matahari saat jam istirahat.
  • Makan makanan dengan gizi seimbang
  • Hindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat salat, alat makan, dan lain lain.

F. Sosialisasi dan edukasi pekerja mengenai Covid-19

  1. Edukasi dilakukan secara intensif kepada seluruh pekerja dan keluarga agar memberikan pemahaman yang benar terkait masalah pandemi Covid-19, sehingga pekerja mendapatkan pengetahuan untuk secara mandiri melakukan tindakan preventif dan promotif guna mencegah penularan penyakit, serta mengurangi kecemasan berlebihan akibat informasi tidak benar.
  2. Materi edukasi yang dapat diberikan:
  • Penyebab COVID-19 dan cara pencegahannya
  • Mengenali gejala awal penyakit dan tindakan yang harus dilakukan saat gejala timbul.
  • Praktek PHBS seperti praktek mencuci tangan yang benar, etika batuk
  • Alur pelaporan dan pemeriksaan bila didapatkan kecurigaan
  • Metode edukasi yang dapat dilakukan: pemasangan banner, pamplet, majalah dinding, dll di area strategis yang mudah dilihat setiap pekerja seperti di pintu masuk, area makan/kantin, area istirahat, tangga serta media audio & video yang disiarkan secara berulang. SMS/Whatsapp blast ke semua pekerja secara berkala untuk mengingatkan.
  • Materi edukasi dapat diakses pada www.covid19.go.id.

 

 

 

Penulis: Fajar WH
Editor: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini

Berita Populer