Indonesia.go.id - Setelah Tsunami Melanda Pantai-Pantai Selat Sunda

Setelah Tsunami Melanda Pantai-Pantai Selat Sunda

  • Administrator
  • Kamis, 27 Desember 2018 | 02:42 WIB
PARIWISATA
  Relawan bersama polisi mencari korban tsunami di reruntuhan sebuah hotel di kawasan Carita, Banten. Sumber foto: Antara Foto

Lebih dari 400 orang tewas dan 154 lainnya dinyatakan hilang. Tinggi tsunami diperkirakan bisa 2-4 meter. Kemungkinan akibat runtuhnya dinding Krakatau.

Dalam waktu singkat, video dramatis Grup Band Seventeen yang diterjang tsunami, ketika beraksi di panggung, memviral ke seluruh penjuru dunia. Breaking News CNN International ikut menayangkan peristiwa epik yang terjadi Tanjung Lesung Beach Resort, Pandeglang Banten, Sabtu (22/12/2018) malam lalu itu. Gelombang simpati warga dunia pun mengalir, termasuk dari legenda hidup gitaris Queen, Brian May.

Melalui instagramnya, May mengunggah foto tangkapan dari  layar CNN yang memperlihatkan detik-detik terakhir sebelum panggung Seventeen rubuh oleh terjangan air, Senin pagi lalu. May mengirim doa untuk awak band Seventeen dan mereka yang menderita oleh tsunami. “Such sad and shocking news. Sending prayer to you guys in Seventeen, and  who are suffering from this tragedy,” demikian gitaris keliber dunia itu menuliskan pesan.

Namun, peristiwa epik dari atas panggung tadi berujung tragis. Hanya vokalis, Ifan, yang selamat dari musibah ini. Herman  Sikumbang (gitaris) dan Bani (basis) ditemukan meninggal. Begitu pula Dylan Sahara, istri Ifan, yang ditemukan taidk bernyawa sehari kemudian. Akan halnya Adi sang drummer dinyatakan hilang.

Sebanyak 29 penonton juga diketemukan meninggal. Mereka bagian dari 199 orang karyawan Unit Transmisi  PLN dan  keluarga, yang  menikmati acara gathering  di akhir tahun. Dari rombongan itu masih ada 13 orang yang belum diketahui nasibnya. Mereka tak sempat menyelamatkan diri karena gelombang  yang diperkirakan setinggi 4 meter itu datang tanpa isyarat , tanpa peringatan.

Panggung di Tanjung Lesung Beach Resort ini juga menggoreskan kisah tragis bagi Group Komedian Jigo yang beranggotakan Aa Jimmy (Haryanto) dan Ade Dora. Mereka hadir sebagai pembawa acara pada malam kekeluargaan Karyawan PLN Unit Transmisi Jawa Bagian Barat itu. Namun, gelombang tsunami datang ketika Seventeen baru menyanyikan lagu keduanya.

Ade Dora dan Aa Jimmy yang datang dengan didampingi keluarganya itu turut dihempas massa  air laut yang garang itu. Ade dan anaknya selamat. Tapi sang istri, Meyuza, meninggal. Sementara itu, Aa Jimmy bersama istrinya, Hati Nurilah, dan seorang putri mereka, terenggut jiwanya oleh tsunami. Satu puteri yang lain hilang. Hanya anak bungsu mereka yang masih bayi yang selamat dari musibah itu.

Bukan hanya di Tanjung Lesung. Tsunami juga menyerang bagian pantai Barat Banten lainnya, mulai dari Tanjung Lesung, Carita, hingga Anyer, sekitar 50 km, di Kabupaten Pandeglang dan Serang, serta menerjang pula Pantai Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran. Pantai Pandeglang yang paling parah kondisinya.

Sampai Selasa (25/12/2018), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat  adanya korban jiwa 429  dan 154 orang dinyatakan hilang. Sebanyak 1.485 lainnya mengalami cedera ringan sampai berat. Gelombang tsunami itu juga menerjang permukiman, mengakibatkan 882 rumah rontok, dan tidak kurang dari 420 unit perahu nelayan rusak. Lebih dari 16 ribu warga mengungsi, dan sebagian  karena kehilangan tempat tinggal.

Tsunami itu menyapu pula kawasan wisata. Tak kurang dari 74 hotel, vila, dan resort, rusak bahkan sebagian hancur. Banyak rumah makan dan restoran ikut menjadi korban.

https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1545878788_p_154564811850a_jokowi_kunjungi_korban_tsunami_banten.jpg" style="height:544px; width:800px" />Presiden Joko Widodo meninjau warga pengungsi pasca tsunami yang melanda Selat Sunda di kawasan Pandeglang, Banten. Sumber foto: Biro Pres dan Media

Presiden Joko Widodo segera memerintahkan sejumlah pejabat, di antaranya, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto datang ke lokasi bencana. Mereka diminta berkordinasi dengan para pimpinanan daerah mengambil langkah tanggap darurat bencana yang diperlukan.

Langkah yang diperlukan utamanya adalah mengevakuasi dan merawat korban, membantu warga terdampak agar dapat memenuhi kebutuhan dasar, serta menjamin agar warga  terdampak segera mendapat akses atas kebutuhan dasarnya. Tindakan lain yang diperlukan adalah membuka kembali jalur transportasi yang terganggu, juga pelayanaan listrik dan telekomunikasi.

Presiden Joko Widodo sendiri Senin pagi segera menyisir pantai Banten dengan heli EC725 Caracal milik TNI-AU. Setelah memantau situasi dari udara, Presiden Jokowi, didampingi  Agus Gumiwang, Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, mendarat di Labuan, Pandeglang. Rombongan ini memeriksa Posko Tanggap Darurat Bencana sebelum meninjau lapangan.

Usai melakukan peninjauan dan bertemu warga yang mengungsi ke tempat aman, Presiden Jokowi menekankan kembali prioritas evakuasi  dan pencarian korban yang belum diketemukan. Prioritas lainnya merawat korban yang terluka dan membantu pengungsi. Kepada Agus Gumiwang, Presiden memerintahkan untuk mengurus pengungsi dan menyiapkan santunan bagi para korban, termasuk mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Akan halnya, korban luka, Gubernur Banten Wahidin Halim menjamin korban tsunami bisa berobat gratis di Puskesmas di daerah bencana atau rumah sakit yang dirujuk. Kepada warga DKI yang turut menjadi korban tsunami di Selat Sunda, Gubernur Anies Baswedan juga menawarkan pengobatan cuma-cuma di RSUD.

Sesuai dengan skala kebencanaannya, status tanggap darurat bencana pun kini diberlakukan di dua kabupaten, yakni Pandeglang di Banten untuk dua minggu (22 Desember – 4 Januari)  dan Lampung Selatan (22 -29 Desember). Catatan BNPB menunjukkan lebih dari 70 persen korban tewas dan luka berasal dari pantai-pantai Pandeglang. Begitu halnya dengan kerusakan fisik dan jumlah pengungsi, sebagian besar ada di Pandeglang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menduga bahwa pemicu tsunami berpangkal dari Gunung Krakatau yang berada di tengah Selat Sunda. Getaran-getaran akibat desakan vulkanik di perut gunung membuat dinding Krakatau sisi selatan dan tenggara runtuh. Material padat dalam jumlah besar yang tiba-tiba terperosok ke laut itu menimbulkan olakan air yang kuat, yang berikutnya menjelma sebagai gelombang tsunami.

Dengan  menguatnya gejala fisik yang mengindikasikan aktivitas vulkanik Gunung Krakatau sebagai pemicu tsunami, pemerintah akan bergegas memasang perangkat cangggih yang memonitor gerak gerik dan segala dinamika fisik gunung ini dari waktu ke waktu 24 jam sehari. ‘’Kita akan memasang alat pendeteksi untuk memantau Krakatau,’’ kata Presiden Jokowi. Krakatau akan terus menerus dipantau.

Pariwisata Terganggu

Musibah Tsunami Selat Sunda Sabtu (22/12/2018) malam lalu itu tentu akan mengganggu perekonomian Banten. Anyer, Carita, dan Tanjung Lesung adalah destinasi pariwisata yang ramai. Bahkan, Tanjung Lesung sempat digadang-gadang menjadi satu dari destinasi wisata unggulan yang disebut New Bali. Indonesia akan mengandalkan pariwisata sebagai satu dari empat sektor penghasil devisa terbesar, bersama migas, batubara, dan kelapa sawit.

Dengan terjadinya musibah tsunami ini, industri pariwisata Banten tentu mengalami tenanan besar. Bukan saja karena terjadi kerusakan sarana wisata seperti resort, cottage, dan hotel-hotel, lebih dari itu kini muncul pertanyaan sejauh mana Pantai Barat Provinsi Banten ini aman untuk wisatawan? Perlu upaya serius untuk membenahinya.

Pemerintah sendiri menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan asing pada 2018. Namun, target itu sepertinya tak tercapai. Diperkirakan tahun 2017 ini Indonesia ‘’hanya’’ dapat menjaring 16 juta wisman. Tidak buruk, karena itu berarti kenaikan 14 persen, dari tahun 2017 yang mencatat 14 juta.

Bencana alam adalah gangguan laten untuk industri pariwisata di Indonesia. Letusan Gunung Agung pada 2017 juga mendatangkan gangguan yang dampaknya terasa hingga awal 2018. Namun, pada 2018 sendiri tidak sedikit gangguan datang dari gempa Lombok 19 Agutsus, gempa Palu-Donggala 28 September, musibah Boeing 737 Max-8 Lion Air GT-610, 28  Oktober di Tanjung Karawang, serta yang  terakhir tsunami di Selat Sunda Sabtu lalu. Semua itu bukan promosi pariwisata yang positif. (P-1)