Indonesia.go.id - Satelit di Langit Indonesia

Satelit di Langit Indonesia

  • Administrator
  • Jumat, 4 Januari 2019 | 01:18 WIB
SISTEM KOMUNIKASI
  BRIsat. Sumber foto: SSL

BRIsat menjadi unik karena ini merupakan satu-satunya satelit di dunia yang dimiliki oleh lembaga keuangan.

Dari landasan Tanjung Canaveral, AS, sebuah roket meluncur mengantarkan Satelit Palapa A1 pada 9 Juni 1976. Ini adalah satelit pertama berbobot 574 kilogram milik Indonesia untuk melayani keperluan dalam negeri seperti transmisi televisi dan telekomunikasi. Peluncurannya sendiri dilesatkan roket Delta 2914.

Saat itu, Indonesia adalah negara ketiga yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan satelit Geo Stasioner Orbit. Dua negara lainnya adalah AS dan Kanada. Setahun kemudian diluncurkan lagi satelit Palapa A2 untuk melayani telekomunikasi ASEAN dan keperluan Pertahanan.

Hanya saja usia satelit memang terbatas. Setelah masa orbitnya selesai, diluncurkan satelit pengganti yang dinamakan Palapa B1 dan Palapa B2. Bedanya, satelit baru ini memiliki teknologi lebih canggih. Palapa B2, misalnya, harus diangkut dengan pesawat Challenger ke ruang angkasa.

Sayangnya saat proses penjemputan untuk ditempatkan dalam orbitnya, satelit B2 mengalami kegagalan serius. Untuk menggantinya beberapa tahun kemudian diluncurkan satelit pengganti Palapa B2P yang bergerak dari barat ke timur Indonesia. Satelit ini berada pada ketinggian 36 ribu kilometer dan beredar tepat di garis khatulistiwa.

Pada 1991 Indonesia meluncurkan kembali satelit Palapa C1. Ini adalah satelit pertama yang dioperasikan PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Semua satelit sebelumnya dikelola Perumtel (PT Telkom). Satelit itu diluncurkan pada 1996 di Kennedy Space Center, AS, dengan memanfaatkan roket Atlas 2AS. Sayangnya pada 1998 satelit ini dinyatakan tidak bisa berfungsi setelah kegagalan pergantian baterai. Untuk menggantikan slotnya kemudian diluncurkan Palapa C2 dengan operasional dipegang oleh PT Indosat, setelah digabungkan dengan Satelindo.

Sampai saat ini ada 24 satelit yang pernah dilincurkan Indonesia ke ruang angkasa. Memang satelit punya usia produktif. Dari 24 yang pernah diluncurkan, sebagian sudah habis masa edarnya. Sebagian lainnya, masih produktif sampai sekarang.

Pada Agustus 2018, Telkom meluncurkan satelit Telkom-4. Satelit ini diperkirakan akan beredar sampai 2033 untuk melayani kebutuhan telekomunikasi nasional. Peluncuran Telkom-4 sendiri sebetulnya untuk menggantikan satelit Telkom-3 yang mengalami kegagalan.

Di ruang angkasa orbit bumi sekarang ini, ribuan satelit saling berdesakan. Setiap titik orbit harus diperhitungkan secara jeli agar tidak terjadi tabrakan. Untuk mendapatkan slot satelit bukan perkara gampang, karena harus antre berebut dengan seluruh negara di dunia yang berkepentingan mengaveling orbit bumi untuk satelit negaranya.

Sampai saat ini ada tujuh satelit Indonesia yang masih mengorbit. Satelit Telkom 3S berhasil mengorbit sejak Februari 2017 yang diluncurkan di Guiana Space Center, Prancis. Satelit ini diupayakan untuk meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi, seperti siaran TV digital, komunikasi bisnis, selular, dan boadband internet.

Sedangkan pihak swasta murni yang meluncurkan satelit, di antaranya MNC Sky Vision pada Mei 2009, di Kazakhstan. Satelit ini diluncurkan menggantikan Indostar I yang habis masa orbitnya.

Yang menarik, ada satelit yang diproduksi di dalam negeri yang dikuncurkan Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Sayangnya peluncuran satelit Lapan A2 ini belum bisa dilakukan di Indonesia. Lapan A2 dikuncurkan di Sriharikota, India. Misi satelit ini untuk melakukan pengamatan di bumi, pemetaan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit buatan anak bangsa ini dilengkapi Automatic Packer Reporting System yang mampu membantu komunikasi penanganan bencana.

Selain Lapan A2 juga diluncurkan satelit Lapan A3 yang merupakan kerja sama Lapan dan IPB. Satelit ini dikhususkan untuk memantau kapal yang bergerak di laut Indonesia. Penangkapan kapal asing pencuri ikan salah satunya adalah jasa teknologi satelit ini.

Yang juga menarik adalah, BRIsat. Ini adalah satelit satu-satunya di dunia yang dimiliki oleh lembaga keuangan. BRI mengklaim dengan dioperasikan satelit miliknya sendiri itu terjadi penurunan biaya yang tadinya Rp500 miliar setahun, menjadi tinggal Rp250 miliar setahun. Peluncuran satelit BRIsat dilakukan di Guyana, Prancis. (E-1)