Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi mendengar burung puyuh. Burung yang telurnya biasa dimanfaatkan untuk berbisnis terutama bisnis kuliner. Telur burung buyuh selain memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, juga memiliki rasa yang lezat. Biasanya sebagai makanan pelengkap saat sarapan.
Burung puyuh merupakan salah satu dari sekian banyak jenis unggas di dunia. Meski dikategorikan sebagai burung, namun burung puyuh tergolong burung yang sulit terbang. Ukuran tubuh kecil dan gemuk dengan kaki yang pendek. Pada umumnya burung putuh berukuran panjang 19 cm, berbafan bulat, berekor pendek, memiliki paruh pendek dan kuat, serta berjari kaki sebanyak empat. Untuk warna, kebanyakan berwarna cokelat kemerahan atau coklat kekuningan dihiasi corak yang khas sesuai jenisnya.
Soal jenis burung puyuh, terdapat beberapa jenis, setidaknya ada empat jenis yang tersebar di dunia. Keempat jenis burung puyuh itu diantaranya puyuh jepang, puyuh batu, puyuh gonggong jawa, dan bobwhite. Khusus di Indonesia kebanyakan berjenis gonggong jawa dengan corak vairasi garis dan totol. Namun banyak juga ternak burung puyuh di Indonesia yang menggunakan burung puyuh jepang. Karena berbeda dengan spesies puyuh lainnya, burung puyuh jepang mampu menghasilkan sekitar 300 telur per tahun dengan bobot telur sekitar 10 gram per butirnya.
Pada dasarnya, burung puyuh memakan biji-bijian, namun juga sering ditemui burung puyuh memakan serangga dan mangsa lain yang berukuran kecil. Burung puyuh lebih banyak hidup di permukaan tanah, berkemampuan untuk lari, dan terbang dengan kecepatan tinggi meskipun dengan jarak tempuh yang pendek. Khusus burung puyuh jepang mampu terbang dengan jarak yang lebih jauh dibanding spesies puyuh lainnya.
Perbedaan antara burung puyuh jantan dengan betina dapat terlihat jelas. Burung puyuh jantan dewasa memiliki ukuran lebih kecil dibanding puyuh betina. Selain itu, pada dada puyuh jantan bulunya bewarna cokelat polos, sedangkan puyuh betina terdapat corak totol disekitar dadanya. Selain itu pada pangkal paruh puyuh jantan bewarna kemerahan, sedangkan betina hanya bewarna cokelat. Terakhir, ciri lainnya yaitu pada puyuh jantan terdapat benjolan di atas kloaka, dan jika ditekan akan mengeluarkan cairan putih seperti pasta dari kloaka. Umur dewasa burung puyuh jantan ditandai dengan mulainya berkokok, sedangkan pada puyuh betina ditandai dengan mulai produktinya bertelur.
Uniknya, burung yang memilik telur bercorak ini merupakan burung yang menyukai kebersihan. Burung puyuh aktif selalu menjaga bulunya tetap bersih pada siang maupun malam hari. Di alam liar, burung puyuh dapat bertahan hidup selama 3-5 tahun. Istimewanya lain dari burung ini juga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit.
Usaha ternak burung puyuh memang menjanjikan, karena burung puyuh dalam sekali bertelur mampu menghasilkan 10-20 butir telur. Setelah kurang lebih satu tahun setengah, burung puyuh yang tidak produktif lagi dijual untuk dimanfaatkan dagingnya. Di Indonesia ternak burung puyuh telah dilakukan sejak tahun 1979.Saat ini, konsumsi daging dan telur putuh mulai banyak diminati masyarakat karena tinggi gizi dan kadar protein. (K-MP)