Jakarta, InfoPublik - Para Menteri Energi negara-negara Group of Twenty atau G20 menyepakati Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (COMPACT).
Dokumen itu merupakan prinsip-prinsip dasar dalam mempercepat transisi energi yang akan menjadi pondasi, dan acuan bagi negara anggota G20 dalam percepatan transisi energi.
"Kami sangat senang karena inisiatif kami, yakni Bali COMPACT disetujui oleh semua negara anggota G20. Itu berarti Bali sekali lagi akan diakui sebagai pulau yang memproduksi hal yang bermanfaat bagi masyarakat dunia," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pada Press Statement di hadapan media, usai menutup Sidang Energy Transitions Ministerial Meeting (ETMM) Presidensi G20 Indonesia, di Nusa Dua Bali, seperti dilansir laman Kementerian ESDM, Jumat (2/9/2022).
Selanjutnya, Bali COMPACT akan disahkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para Pemimpin Negara G20 di Bali November 2022 mendatang.
Arifin mengatakan, diskusi yang dilakukan Menteri-Menteri Energi itu menghasilkan Chair's Summary, yakni catatan dari seluruh intervensi yang disampaikan pada Energy Transitions Working Group (ETWG) di Yogyakarta, Labuan Bajo, dan terakhir di Bali.
"Output dari ETWG dan ETMM ini berupa Chair's Summary, di mana kami menuangkan seluruh isi diskusi yang telah dikemukakan selama rapat dan diskusi berlangsung," kata Arifin.
Selain Bali COMPACT, Indonesia mengajukan Bali Energy Transitions Roadmap sebagai inisiatif untuk memberikan kontinuitas pada agenda global untuk memperkuat kerja sama internasional dan arsitektur energi.
"Roadmap Presidensi itu menetapkan aksi multi-years sukarela untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan meletakkan jalur menuju Net Zero Emission (NZE) atau Karbon Netral sesuai dengan kondisi nasional," tegasnya.
Peta jalan itu memberikan kerangka kerja untuk mempercepat transisi energi melalui tiga prioritas utama, yakni pengamanan aksesibilitas energi, peningkatan teknologi energi pintar dan bersih, serta memajukan pembiayaan energi bersih.
"Tindakan-tindakan yang dilakukan pada ketiga prioritas ini merupakan dasar untuk bekerja menuju rencana aksi G20 yang lebih luas, untuk mempercepat transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau, dan dapat dipertimbangkan sebagai program kerja Presidensi G20 berikutnya," pungkas Arifin.
Foto: esdm.go.id