Indonesia.go.id - Stok Beras sampai Akhir Tahun Aman

Stok Beras sampai Akhir Tahun Aman

  • Administrator
  • Senin, 15 Juni 2020 | 03:28 WIB
PANGAN
  Seorang pria berjalan di dekat tumpukan karung berisi beras di gudang Bulog wilayah NTT di Kupang, NTT, Senin (18/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Panen musim tanam (MT) 1 berhasil. Stok beras hingga akhir Desember 2020 mencapai 6,1 juta ton. Pemerintah menjamin kesediaan beras aman.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melansir data stok beras akhir Juni yang mencapai 7,49 juta ton. “Angka tersebut sudah termasuk dalam hitungan stok hingga akhir Desember 2020 yang mencapai 6,1 juta ton,” ujar Mentan dalam Rapat Koordinasi Akselerasi Pelaksanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2020, Rabu (10/6/2020).

Mentan menyampaikan apresiasi kepada petani karena sukses melakukan cocok tanam musim tanam (MT) 1 dengan peningkatan produksi yang luar biasa. “Di saat pandemi Covid-19 melemahkan semua sendi-sendi perekonomian, sektor pertanian menjadi penyelamat dengan hasil panen yang luar biasa dan mampu memberi makan yang cukup bagi masyarakat Indonesia,” imbuh Mentan.

Pada MT  1 luas tanam Okmar (Oktober-Maret) mencapai 6,07 juta ha dengan luas panen dari Januari-Juni sekitar 5,83 juta ha. Dari luasan tersebut para petani mampu memproduksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 29,02 juta ton dan menghasilkan beras murni sebanyak 16,65 juta ton atau senilai Rp168 triliun.

“Apapun yang terjadi besok, yang tidak boleh bersoal adalah pangan masyarakat. MT 1 kita berhasil di situ dan hanya Kementan yang produktivitas ekspornya naik di atas 12,6 persen,” katanya.

Syahrul mengingatkan, musim tanam berikutnya akan mengalami banyak tantangan dan rintangan yang lebih berat. Oleh karena itu, Mentan meminta semua elemen bangsa mempersiapkan MT 2 dengan penuh semangat.

Beberapa bulan lalu Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) memperingatkan akan adanya kekeringan yang sangat tinggi yang dibarengi dengan serangan hama siklus lima tahunan. Bahkan tahun ini diprediksi akan terjadi krisis pangan dunia.

“Kalau kita semua turun tangan, akan ada kebersamaan yang kuat dengan perencanaan yang apik. Kerja sama dengan Kemendes, Kemenko, kementerian dan lembaga lain, BUMN, Pemda, swasta, dan perguruan tinggi harus saling bersinergi. Krisis akan teratasi,” katanya.

Sementara itu menanggapi sorotan yang menyatakan ketersediaan stok pangan, terutama stok beras mulai menipis pada Juni 2020, Kementerian Pertanian menilai informasi itu tidak berdasar. "Stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah,red) di Bulog rekomendasi dari Rakortas adalah 1--1,5 juta ton. Saat ini CBP di Bulog 1,485 juta ton, dan akan terus bertambah," tegas Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Profesor Risfaheri, di Kantor Pusat Kementan Jakarta, Senin (8/6/2020).

CBP adalah persediaan beras yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah pada Perum Bulog, dengan arah penggunaan untuk penanggulangan keadaan darurat bencana dan kerawanan pangan pascabencana.

Secara rinci Risfaheri mengatakan, stok beras di masyarakat berada di Bulog, penggilingan, pedagang, Horeka, dan rumah tangga. Data terbaru stok beras minggu ke 1 Juni 2020 sebagai berikut, di Bulog terdapat 1, 485 juta ton, penggilingan 1,363 juta ton, pedagang 0,730 jt ton, dan stok cukup besar ada di Horeka dan rumah tangga. "Data pengadaan beras Bulog per 8 Juni 2020, juga masih terus berlangsung. Setidaknya ada 21.667 ton beras telah terserap," tambahnya.

Terkait luasan sawah dan panen yang akan berlangsung hingga akhir tahun, Kementan terus melakukan monitoring dan analisa ketat, dengan menggunakan data metode KSA BPS. "Masa tanam II sudah dimulai, insyaallah beras bagi masyarakat akan tercukupi. Tidak perlu risau dan panik. Beras aman hingga akhir tahun," kata Risfaheri.

Metode Survei Kerangka Sampel Area (KSA) adalah survei berbasis area yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap sampel segmen dan bertujuan untuk mengestimasi luasan dengan ekstrapolasi dari sampel ke populasi dalam periode yang relatif pendek (rapid estimate).

 

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Editor: Putut Tri Husodo/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini