Indonesia.go.id - Teman Sekawasan Berdiri dalam Satu Barisan

Teman Sekawasan Berdiri dalam Satu Barisan

  • Administrator
  • Senin, 27 Juli 2020 | 02:21 WIB
KERJA SAMA REGIONAL
  Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menlu Retno Marsudi (kedua kanan) dan Seskab Pramono Anung menghadiri KTT ASEAN ke-36 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Ahli-ahli virus terbaik di Asia akan berkumpul di Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi. Indonesia menggalang kawan sekawasan bersama-sama menghadapi Covid-19. Ada antisipasi krisis pangan.

Pandemi Covid-19 adalah musibah global. Tidak bisa wabah ini ditanggulangi negara per negara tanpa menjalin kerja sama satu sama lain. Maka, pemerintah Indonesia tidak mengendurkan upaya diplomasi kepada dunia internasional untuk bersama-sama menghadapi pandemi yang tak kunjung menunjukkan pertanda untuk mereda itu.

Salah satu upaya diplomasi yang dilakukan ialah mengalang negara-negara kawasan Indo-Pasifik untuk bekerja sama memperkuat infrastruktur kesehatan, memulihkan kondisi ekonomi seraya membangun konektivitas di kawasan secara lebih baik. Tujuannya, melaksanakan secara berbarengan norma-norma  adaptasi kebiasaan baru sekaligus menggairahkan putaran roda ekonomi di kawasan.

Inisiatif itu sejalan dengan kapasitas Indonesia yang saat ini duduk sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC). Salah satu agenda kerja ECOSOC ialah memperkuat kerja sama negara-negara anggota dalam penanganan Covid-19 dan sekaligus pemulihan ekonomi.

Menurut Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Jose Tavares, dalam waktu dekat ini Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Pakar Kesehatan Kawasan Asia Timur (East Asia Summit (EAS) Health Experts Meeting). Forum itu akan menjadi ajang pertemuan para ahli virus di Asia. Mereka akan merumuskan strategi terbaik bagi penangan dan pencegahan Covid-19.

Indonesia berharap dari pertemuan ini dapat dihasilkan rekomendasi yang jitu bagi langkah percepatan penanganan pandemi. Termasuk di dalamnya formulasi protokol kesehatan terkait essential movement of persons dalam meminimalisasi dampak Covid-19.

Indonesia saat ini menjadi anggota ASEAN dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak. Menurut catatan pemerintah, hingga Kamis (23/7/2020), terdapat 93.657 penduduk Indonesia yang positif terjangkiti  virus SARS COV-2, sebutan resmi kuman Covid-19, yang pertama kali menyebar Desember lalu di Kota Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Tiongkok.

Selain menghelat pertemuan, para ahli virus Indonesia juga akan menggelar World Economic Forum on ASEAN: Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity tahun 2021. Indonesia secara khusus akan  mendorong anggota EAS (East Asia Summit), yakni 10 negara Asean ditambah enam negara lainnya yaitu Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, Australia, dan Selandia Baru, serta organisasi internasional di kawasan, agar terus meningkatkan kerja sama multilateral dalam situasi pandemi Covid-19.  

 

Gandeng APT

Indonesia tidak hanya bergerak cepat melakukan diplomasi di kawasan Indo-Pasifik saja. Dalam lingkup Asia Tenggara, Indonesia juga terlibat aktif dalam upaya pemulihan ekonomi ASEAN secara cepat akibat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah menggagas berdirinya Gugus Tugas Pandemi Covid-19 ASEAN Plus Three (APT), yakni 10 negara Asia ditambah Jepang, Korea, dan Tiongkok. Gugus tugas ini akan bekerja dalam skala regional Asia Timur dan Tenggara.

Pembentukan Gugus Tugas Pandemi ini, menurut Jose Tavares, untuk menguatkan kerja sama mitigasi dari dampak pandemi Covid-19 di ASEAN. Kehadiran wadah yang diajukan Indonesia sejak April 2020 lalu itu untuk memperkuat kesiapan dan pencegahan berbagai penyakit pandemik supaya masyarakat ASEAN lebih resilien dan kuat menghadapi tantangan serupa di masa mendatang.

Dalam hal pemulihan ekonomi dari musibah pandemi Covid-19 seperti saat ini, Indonesia mendorong ditingkatkannya peran APT Emergency Rice Reserve (APTERR). Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi kemungkinan terjadi kerawanan pangan. Pendek kata, teman-teman sekawasan ini diajak agar mau berdiri dalam satu barisan melawan pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya.

Ke depan, kata Jose Tavares, kerja sama APT akan terus dilakukan untuk membangun resilien ekonomi kawasan melalui penguatan infrastruktur, menjamin perdagangan, penguatan usaha mikro , kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu diharapkan terjadi penguatan infrastruktur konektivitas digital, jaringan kerja sama kesehatan dan jaring pengaman sosial masyarakat ASEAN.

“Kerja sama seperti ini bukan saja akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tetapi juga mempertebal strategic trust antara negara ASEAN. Kita tidak ingin kawasan Asia Tenggara sebagai wilayah yang lemah dan tertinggal karena pandemi ini. Jika tidak diatasi segera, maka ketertinggalan ekonomi, sosial, ketidakstabilan kawasan akan terjadi,” kata Jose Tavares.

 

 

 

Penulis: Anton Setiawan
Editor: Putut Tri Husodo/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini