Badung, InfoPublik - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate mengungkapkan, rangkaian penyelenggaraan Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 diakui para delegasi yang hadir, meninggalkan kenangan yang indah.
Perpaduan suguhan keindahan alam Nusantara dan keramahan masyarakat, menjadi dua hal yang membekas dalam ingatan mereka.
Ada empat lokasi dalam rangkaian pertemuan DEWG G20 Indonesia, pertama Lombok yang menjadi tempat pertemuan awal. Kemudian Yogyakarta, Labuan Bajo, dan pertemuan terakhir adalah pulau Dewata Bali.
"Para peserta dari mulai delegasi hingga pejabat tinggi sangat menikmati rangkaian kegiatan. Banyak kenangan yang indah dari para anggota yang hadir dalam pertemuan," kata Menkominfo Johnny G Plate, saat menggelar Jumpa Pers di Hotel Mulia Resort, Badung, Bali, Kamis (1/9/2022).
Terkait keramahan pun sama, para delegasi dikatakan Johnny mengungkapkan keindahan Indonesia semakin lengkap dengan masyarakat yang ramah dan welcome kepada tamu yang datang. Pelayanan yang diberikan Indonesia kala menjadi tuan rumah gelaran G20, dikatakannya, tidak akan terlupakan.
"Kenangan yang sangat menyentuh bagi setiap pribadi peserta anggota G20 yang hadir," kata Menkominfo.
Apresiasi tersebut dikatakan Menkominfo menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Hal itu akan dikenang dan menjadi standar penyelenggaraan Presidensi selanjutnya..
"Presidensi G20 Indonesia akan terus menggema sepanjang pertemuan G20 di negara-negara lain," imbuh Menkominfo.
Bagi Delegasi India di 4th Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20, Naman Upadhyaya, Indonesia telah menetapkan standar yang tinggi bagi penyelenggaraan Presidensi G20. Apresiasi bahkan dikatakannya tidak akan cukup untuk sukses Indonesia menjadi tuan rumah.
"Praktis tanpa cela, semua agenda sukses terlaksana," kata Naman Upadhyaya kepada Kominfo Newsroom di Hotel Mulia Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa (30/8/2022).
Menurutnya, apa yang dilakukan Indonesia selama penyelenggaraan DEWG G20, belum tentu bisa dilakukan oleh negara lain, apalagi kondisi pandemi COVID-19 yang masih melanda.
"Rasanya akan sulit untuk bisa sesukses ini. Termasuk India yang akan mengemban Presidensi G20 berikutnya pada 2023. Sehingga sudah sepatutnya semua menyontoh Indonesia dalam penyelenggaraan acara internasional," katanya.
Meski begitu, Upadhyaya yakin dan optimistis jika India pun akan berusaha bekerja keras saat menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Presidensi G20 pada 2023 mendatang, agar bisa sukses seperti Indonesia.
Indonesia dikatakannya sudah memberi contoh, bahwa dengan menampilkan keramahan sebagai tuan rumah, menjadi nilai tambah dalam menyelenggarakan setiap pertemuan G20. Semua persoalan global, katanya, bisa diatasi bersama, dengan kerja bersama dan saling menghargai.
"Kami akan mencoba mencontoh hal terbaik dari keramahan diberikan Indonesia kepada delegasi, untuk bisa juga diterapkan di Presidensi G20 India nanti," tutur Naman.
Pun demikian yang disampaiikan Sushil Pal, delegasi India lainnya. Ia mengakui jika pelayanan yang diberikan Indonesia memberikan kesan yang mendalam. Hal ini menjadikan ia bermaksud untuk berkunjung kembali ke Indonesia, khususnya Bali di kemudian hari.
"Saya akan datang lagi ke sini, ke Bali, karena bukan hanya pemandangannya yang indah, makanan enak dan kekayaan budaya, namun keramahan yang ditunjukkan untuk melayani kami, betul-betul berkesan," katanya.
Foto: Amiriyandi InfoPublik