Review Standard and Poor's (S&P) menyebutkan profile kredit IPC membaik dari BB+ menjadi BBB-. Dalam dunia investasi, peringkat BBB- dikategorikan sebagai peringkat investment grade (layak investasi).
Peringkat utang PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC juga meningkat, seiring dengan naiknya peringkat utang jangka panjang Indonesia versi lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P). Berdasarkan review S&P, profile kredit IPC membaik dari BB+ menjadi BBB-. Dalam dunia investasi, peringkat BBB- dikategorikan sebagai peringkat investment grade (layak investasi).
S&P merevisi penilaian atas stand-alone credit profile (SACP) IPC dari BB+ menjadi BBB-. Penilaian ini berdasarkan pandangan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang lebih stabil akan mendukung perusahaan-perusahaan seperti PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC dalam meningkatkan pendapatan dan menekan gejolak arus kas (cash flow) mereka.
Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya mengapresiasi penilaian yang disematkan S&P terhadap IPC. Menurutnya kenaikan peringkat utang IPC ini menandakan kepercayaan investor global terhadap pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional yang dilaksanakan IPC. Salah satunya pembangunan Terminal Kijing di Kalimantan Barat, untuk meningkatkan konektivitas nasional.
Dalam penilaiannya, S&P menyebut ekonomi Indonesia secara konsisten mengungguli negara-negara lain dengan tingkat pendapatan yang serupa. Lembaga ini optimistis dengsn kebijakan Indonesia yang stabil dan pengaturan fiskal yang hati-hati, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat di tahun-tahun mendatang.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC memiliki 12 (dua belas) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam, dan Tanjung Pandan.
Selain itu, IPC memiliki 17 (tujuh belas) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia Tbk., KSO TPK Koja, serta PT Pelabuhan Indonesia Investama.
Pelabuhan Baai
Perlu diketahui, belum lama ini Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC berencana untuk mengalokasikan dana investasi hingga Rp1 triliun untuk pembenahan Pelabuhan Baai. Pelabuhaan Baai merupakan pelabuhan yang memiliki lahan terluas di mana luasnya dua kali lipat dari Pelabuhan Tanjung Priok yakni seluas 1.300 hektare. Namun pengembangan pelabuhannya belum maksimal sehingga angkutannya pun masih kecil-kecil.
Ada empat strategi yang akan dilakukan guna meningkatkan produksi di Pelabuhan Baai, di antaranya, memgembangkan fasilitas ekspor CPO, fasilitas ekspor batu bara, fasilitas terminal petikemas, dan fasilitas karantina hewan, serta digitalisasi. Tidak hanya itu, untuk menghidupkan Pelabuhan Baai, Pelindo II juga tengah menjadi inisiator untuk menggandeng pemerintah terkait untuk mengembangkan kawasan ekonomi khusus di area pelabuhan.
Pelindo II sedang mempersiapkan rencana KEK ini. Jika terealisasi KEK Pelabuhan Baai akan berdiri di atas lahan kurang lebih seluas 413 hektare dari total luas arean 1.300 hektare tersebut. Pembenahan fasilitas diperkirakan akan memakan biaya hampir Rp 1 triliun. Sementara untuk KEK, Pelindo II menganggarkan nilai investasi hingga ultimed senilai Rp500 miliar.
Kontribusi Pelabuhan Baai hingga saat ini masih terbilang kecil terhadap total pendapatan Pelindo II. Saat ini kontribusinya belum sampai 10%, namun jika semua sudah terealisasi, Pelabuhan Baai bisa menjadi kontributor terbesar atau memberi kontribusi lebih dari 20% dari total keseluruhan pendapatan Pelindo II. (E-2)