Indonesia.go.id - Integrasi Proyek SDA Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi

Integrasi Proyek SDA Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi

  • Administrator
  • Rabu, 14 Desember 2022 | 08:06 WIB
PERTUMBUHAN EKONOMI
  Indonesia menjadi lokomotif besar yang bisa menarik semua pelaku usaha, termasuk pengusaha daerah dan UMKM. ANTARA FOTO/ Jessica Helena Wuysang
Ke depan, negara ini mempunyai potensi dan kekuatan besar yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Yakni, visi bersama 2045, Indonesia Emas.

Indonesia telah menetapkan sasaran lebih tinggi di tahun depan. Keberhasilan sebagai tuan rumah G20 yang baru saja berakhir jadi pijakan negara ini untuk mengejar ambisi ekonomi lebih besar, terutama di industri hilir berbasis sumber daya.

Dalam risetnya, satu lembaga keuangan dunia, DBS, pada Kamis (8/12/2022), menilai bahwa Indonesia, sebagai pasar negara berkembang terbesar keenam berdasarkan PDB, telah membuat kemajuan berarti dalam menarik investasi asing.

Dalam laporannya itu, DBS menilai Indonesia telah mampu mengubah orientasinya menjadi pemain komoditas bernilai tambah, basis konsumen digital besar, dan dipandang sebagai salah satu lokasi sehat dan maju untuk inkubator teknologi era baru di kawasan.

Meskipun DBS memberikan laporan yang positif terhadap Indonesia, dari sisi perekonomian global, sejumlah lembaga dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia memberikan gambaran outlook ekonomi global yang suram. Meskipun, Tiongkok telah mulai melonggarkan kebijakan zero Covid-nya.

Seperti dilansir dari Bloomberg pada Minggu (11/12/2022), Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, indikator-indikator yang ada menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi global berpotensi terus berlanjut. Berbicara setelah pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Provinsi Anhui, pada Jumat (9/12/2022), Georgieva mengatakan, pelonggaran kebijakan Zero Covid Tiongkok akan menjadi hal yang baik untuk ekonomi domestik dan seluruh dunia.

IMF kini memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,7 persen tahun depan, turun dari 3,2 persen pada 2022. Pertemuan ini adalah bagian dari dialog "1+6" yang diadakan Tiongkok setiap tahun dengan kepala IMF, Bank Dunia, OECD, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan organisasi lainnya.

Kepala Bank Dunia David Malpass juga mengemukakan kekhawatirannya terhadap outlook ekonomi global. Dia juga memperingatkan potensi pertumbuhan yang lambat selama bertahun-tahun ke depan.

"Saya sangat khawatir bahwa dunia berisiko mengalami resesi global. Ini adalah krisis jangka panjang yang sebenarnya bagi orang-orang di negara berkembang. Masih banyak yang harus dilakukan agar ekonomi global keluar dari stagflasi," kata Malpass.  

Sementara itu, Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan, perdagangan global menghadapi tantangan nyata dan pertumbuhan perdagangan kehilangan momentumnya. WTO memprediksi, perdagangan barang global hanya akan tumbuh 1 persen pada 2023, turun tajam dari perkiraan pertumbuhan sebesar 3,5 persen tahun ini.

Pendapat senada juga disuarakan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang berpendapat prospek ekonomi global terus memburuk.

 

Usung Optimisme

Dari gambaran di atas, ada kesamaan dari sejumlah lembaga dunia memberikan prediksi perekonomian global suram. Namun, Pemerintah Indonesia tetap mengusung optimisme dengan mematok target pertumbuhan ekonomi 2023 di kisaran 4,7 persen–5,25 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan berbasis investasi. Apalagi, pemerintah saat ini sudah mengantongi komitmen investasi senilai USD30 miliar. Karena itu, kami optimistis target pertumbuhan 2023 pada kisaran 4,7 persen--5,25 persen bisa dicapai,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Saat membuka Rapimnas Kadin Indonesia 2022 di Jakarta, Jumat (2/12/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan strategi besar Indonesia dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia. Kepala Negara pun menekankan ada tiga hal yang menjadi poin penting, yakni menjaga konsumsi, pengendalian inflasi, dan penguatan investasi.

"Kunci pertumbuhan ekonomi di 2023 selain tadi belanja yang menyangkut konsumsi, kemudian pengendalian inflasi, peningkatan investasi. Ini harus, dan tidak bisa ditawar-tawar lagi karena ini sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga yang namanya hilirisasi industri konsisten terus akan kita lakukan," ujar Presiden Jokowi.

Sependapat dengan Presiden Jokowi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, investasi harus ditingkatkan. Pemerintah mendorong agar target investasi senilai Rp1.400 triliun pada tahun depan dapat direalisasikan.

Target 2023 itu lebih tinggi dari 2022 sebesar Rp1.200 triliun. Khusus realisasi investasi tahun ini, pemerintah sangat optimis target itu dapat dicapai, kendali ekonomi global tengah bergejolak.

Sedangkan realisasi investasi pada 2021 mencapai Rp901,2 triliun, melampaui target yang diberikan Presiden Jokowi. Jokowi optimitis perekonomian nasional ke depan bagus.

“Ke depan, negara ini mempunyai potensi dan kekuatan besar yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Ini bisa melompatkan kita, kalau kita memiliki satu visi bersama 2045, Indonesia Emas,” ujarnya.

Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia Emas itu dicapai dengan memanfaatkan empat kekuatan yang dimiliki negara ini. Pertama, kekuatan dari sisi populasi penduduk yang besar, mencapai 278 juta penduduk.

Indonesia juga bisa memanfaatkan pasar Asean yang sangat besar, menembus 600 juta orang. Pada 2023, Indonesia kembali akan memegang posisi penting dalam forum regional sebagai Ketua Asean.

“Itu kekuatan kita yang sering tidak kita lihat, sering kita lupakan, sehingga pasar kita dimasuki oleh negara lain. Tidak boleh itu, pasar kita harus kita lindungi agar bisa dipakai untuk melompat maju,” lanjutnya.

Kedua, adalah kekuatan dari sisi letak geografis yang berada pada jalur perdagangan dunia, yang sangat menguntungkan produk-produk Indonesia. Ketiga, kaya berbagai macam sumber daya alam (SDA).

Keempat, sumber daya manusia yang pada 2030 akan mencapai bonus demografi. Artinya, Indonesia akan memiliki kekuatan tenaga kerja yang produktif sebanyak 201 juta dan kelas menengah yang sangat besar. Kelima, kekuatan dari sisi kepercayaan dari internasional yang sangat kuat.

“Saya kira, Pak Ketua Kadin [Arsjad Rasjid] merasakan energi positif, saat forum B20 di Bali itu terlihat sekali,” tambah Jokowi.

Kepala Negara juga menjelaskan, pemerintah mendorong integrasi proyek-proyek sumber daya alam menjadi ekosistem besar. Ini seperti nikel yang bisa menjadi cikal bakal ekosistem industri kendaraan listrik di tanah air.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengaku senang dengan rencana Kadin yang akan merumuskan peta jalan industri logam di dalam negeri. “Yang sulit dari dulu sampai sekarang yang tidak pernah kita kerjakan adalah mengintegrasikan berbagai proyek sebagai ekosistem besar,” ujarnya.

Dahulu, proyek-proyek jalan sendiri, sehingga tidak memiliki nilai tambah besar. Akhirnya, Indonesia dimain-mainkan negara lain. Padahal, integrasi ekosistem itu bisa jadi lompatan bagi Indonesia menuju peradaban baru, ekonomi dalam negeri bergerak dan menjadi lokomotif besar yang bisa menarik semua pelaku usaha, termasuk pengusaha daerah dan UMKM.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari