PLTS jadi andalan pasokan energi bersih bagi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara.
Fajri harus sedikit membungkukkan badan agar tubuh bongsor berbalut rompi kuning terang itu dapat menyusup ke bagian bawah panel-panel kaca bersusun banyak yang menutupi sebuah lahan luas. Begitu sampai di bawah panel tadi, ia mulai mendongakkan kepala yang terbungkus helm proyek kuning. Pandangannya tertuju kepada setiap kode baris (barcode) di bagian panel.
Kode baris itu menunjukkan nomor seri yang menjadi identitas dari tiap panel dan menjadi semacam garansi kualitas perangkat tersebut. Fajri merupakan satu di antara sejumlah pekerja listrik pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ibu Kota Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Lokasinya tersembunyi di kerimbunan hutan hijau, berdiri di sebuah lahan datar seluas 10 hektare di mana tersusun sebanyak 21.000 panel membentuk cermin raksasa.
Belasan ribu panel tadi digunakan sebagai penangkap sinar surya untuk diubah menjadi energi listrik ramah lingkungan. Penyiapan lahan proyek PLTS sudah dimulai sejak April 2023 dan mulai dibangun Agustus 2023. Proyek senilai USD64 juta (Rp998,4 miliar) ini dikerjakan oleh PT PLN Nusantara Renewables, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara bersama mitranya, sebuah perusahaan energi asal Singapura.
Kapasitas maksimal PLTS IKN adalah 50 megawatt fotovoltaik (MWp) dan tahap awal baru disiapkan untuk menyediakan energi listrik sebesar 10 MW yang beroperasi pada akhir Februari 2024. Lokasi PLTS energi hijau ini jaraknya hanya sekitar 5 kilometer dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di mana berdiri Istana Kepresidenan, kantor-kantor kementerian, rumah dinas menteri, dan apartemen untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kehadiran PLTS untuk menyuplai kebutuhan listrik harian di KIPP dan mempercepat proses pembangunan di kawasan tersebut. Pasalnya, sebelum HUT ke-79 RI, 17 Agustus 2024 nanti, seluruh pembangunan fase pertama KIPP IKN harus sudah rampung. Lokasi PLTS disesuaikan dengan titik bersuhu paling panas di KIPP yang cocok dijadikan tempat pembangkit energi surya itu.
Kondisi IKN yang bersuhu di kisaran 30-34 derajat Celcius dinilai sangat pas untuk dibangunnya PLTS. Ini juga sesuai dengan rencana jangka panjang IKN sebagai kota hutan cerdas ramah energi dan berkelanjutan. Dalam jangka panjang, IKN diharapkan menjelma menjadi kota netral karbon (net zero emission) pada 2060. Nantinya, IKN akan menekankan pentingnya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
"Tahap pertama dibangun di atas seluas 10 hektare dengan kapasitas 10 megawatt untuk memenuhi kebutuhan kota masa depan, IKN. Selanjutnya adalah 40 MWp. PLTS yang dipersiapkan ini nantinya diharapkan mampu memproduksi listrik sebesar 93 gigawatt per tahun," kata Direktur Utama PLN Nusantara Renewable Harjono seperti diwartakan Antara, Kamis (15/2/2024).
Harjono menambahkan, listrik dari PLTS nantinya dialirkan melalui sistem kabel bawah tanah (undeground) hingga ke pusat kota. Sehingga lebih rapi dan tidak semrawut. Jika beroperasi penuh dengan panen surya berdaya 50 MWp, PLTS yang terbentang di atas lahan seluas 80 ha itu diharapkan mampu memasok kebutuhan listrik IKN pada 2045 nanti. Ini sesuai dengan target pemerintah bahwa kebutuhan listrik di IKN dihasilkan oleh energi baru terbarukan (EBT).
PLTS IKN ini bakal mereduksi emisi sebesar 104 ribu ton karbondioksida (Co2) per tahun. Harjono mengakui, meski banyak dari komponen PLTS ini masih diimpor, namun keberadaan energi ramah lingkungan tersebut mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. Mereka dipekerjakan untuk konstruksi, menjadi operator, hingga staf.
Sementara itu, dalam pandangan Direktur Transformasi Hijau dan Digital Otoritas IKN (OIKN) Mohammed Ali Berawi, kebun panel surya ini sebagai simbol energi terbarukan (renewable energy) dan akan menjadi energi masa depan IKN. pengembangan PLTS Ibu Kota Nusantara menjadi bagian tidak terpisahkan dari prinsip IKN sebagai kota hijau, cerdas dan berkelanjutan.
PLTS ini ke depannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan ekosistem transportasi kendaraan listrik yang dikelola dengan sistem smart grid. “Prinsip pembangunan Nusantara berupa kota nol emisi karbon diwujudkan salah satunya melalui penyediaan sumber energi listrik ramah lingkungan di Nusantara," tegasnya seperti dikutip dari website OIKN.
Karenanya, PLTS ini akan memperkuat tujuan IKN sebagai kota hijau, inklusif, dan berkelanjutan. Sehingga, listrik yang dihasilkan jauh lebih bersih dan tidak merusak lingkungan.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari