Guna mengurangi risiko banjir di hilir Sungai Citarum (Karawang dan Bekasi), pemerintah membangun Bendungan Cibeet dan Cijurey di Bogor.
Selain warga Jakarta, banjir juga menghantui warga Karawang dan Bekasi. Tamu tidak diundang itu rutin datang tiap musim penghujan. Akibatnya aktivitas ribuan warga di area langganan banjir pun terganggu.
Selain warga yang terganggu untuk beraktivitas, sebagaimana banjir di Jakarta pada Jumat (1/4/2024), banjir di Karawang dan Bekasi yang juga melanda area persawahan dengan rata-rata tinggi genangan 30 sampai 40 sentimeter, tidak urung mengancam hasil panen. Sebagaimana diketahui, kedua wilayah itu, tercatat sebagai lumbung pangan nasional.
Dengan luas lahan sawah yang ditanami sekitar 150 ribu hektare, Kabupaten Karawang tiap tahun mampu memproduksi rata-rata sekitar 1,3 juta ton gabah kering. Adapun kebutuhan beras masyarakat di sana, menurut Dinas Pertanian setempat, rata-rata hanya sekitar 500.000 ton per tahun. Artinya, produksi pertanian di Karawang selalu surplus.
Manakala produksi padi di Karawang terganggu, lantaran sebab apa pun, tentu akan mengganggu pasokan beras nasional. Oleh karena itu, Pemkab di sana berkomitmen mengatasi kendala yang ada. Selain mengupayakan bebas banjir di sawah, juga menjaga luas lahan sawah dilindungi sedikitnya seluas 95.000 hektare.
Bentuk komitmen perlindungan itu melalui Peraturan Daerah (Perda) tentang Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B). Perda tersebut mengatur tentang batasan alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian, dengan tujuan untuk menjaga produktivitas.
Mengatasi banjir yang mengganggu warga dan mengancam produksi padi di Karawang dan Bekasi itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun dua bendungan sekaligus, yakni, Bendungan Cibeet dan Cijurey yang dibangun sejak September 2023. Langkah itu tentu melegakan.
"Dua bendungan ini dibangun untuk pengendalian banjir di hilir Sungai Citarum, seperti di Muara Gembong, Bekasi dan Karawang. Kami berharap masyarakat bisa mendukung pembangunan kedua bendungan ini, yang nantinya juga akan diikuti dengan pembangunan sejumlah tanggul di hilirnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang disimak www.indonesia.go.id, Senin (4/3/2024).
Bendungan Multifungsi
Sesuai kontrak berjalan, pembangunan Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijurey masing-masing dikerjakan dalam tiga paket berbeda. Biaya pembangunan kedua bendungan menggunakan skema multi years dengan nilai kontrak untuk Bendungan Cibeet sebesar Rp5,5 triliun dan Bendungan Cijurey sebesar Rp3,7 triliun.
Untuk Paket I Bendungan Cibeet dikerjakan oleh penyedia jasa PT Nindya Karya-PT Adhi Karya-PT Bahagia Bangun Nusa (KSO) meliputi pekerjaan urugan kiri bendungan utama dan bangunan pengelak. Paket II dikerjakan oleh kontraktor PT PP-PT Marfri Jaya Abadi-PT Daya Mulia Turangga (KSO) meliputi pekerjaan bendungan utama (kanan), bangunan fasilitas umum, dan jalan akses; Paket III dikerjakan PT Waskita Karya-PT Bumi Karsa-PT KPR (KSO) meliputi bendungan utama (tengah), bangunan pelimpah, dan pengambil.
Bendungan Cibeet dibangun di Kecamatan Cariu dengan luas genangan sebesar 735,61 hektare (ha) yang mampu menampung volume efektif sebesar 22,53 juta m3 , volume tampung mati sebesar 28,75 juta m3, dan volume tampung total sebesar 97,53 juta m3.
Besarnya tampungan air kedua bendungan ini diproyeksikan dapat memberikan manfaat untuk mengurangi banjir di Sungai Citarum Hilir sebesar 66% dan dimanfaatkan untuk mengairi irigasi baru seluas 1.000 ha dan sawah eksisting 1.037 ha, serta menyuplesi 5.000 ha lahan irigasi di Saluran Tarum serta menghasilkan air baku sebesar 3,77 m3/detik dan PLTA sebesar 0,25 MW.
Selanjutnya pekerjaan pembangunan Bendungan Cijurey terbagi dalam tiga paket yang meliputi, Paket I oleh PT Brantas Abripraya-PT Minarta-PT Raya (KSO) mencakup bendungan utama, bangunan fasilitas pendukung, dan pekerjaan mekanikal elektrikal; Paket II oleh kontraktor PT Hutama Karya-PT Sacna (KSO) meliputi pekerjaan bendungan utama, jalan akses, dan bangunan pengendali sedimen; Paket III dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi (KSO) meliputi bangunan pelimpah, jalan akses, hidro mekanikal elektrikal, dan fasilitas penunjang.
Bendungan Cijurey direncanakan untuk memiliki volume tampung efektif 9,76 juta m3. Bendungan yang secara administratif terletak di Kecamatan Sukamakmur, Cariu, dan Tanjungsari ini diproyeksikan dapat mereduksi banjir dari hulu Sungai Cihoe sebesar 59,33% dan dimanfaatkan untuk mengairi irigasi seluas 561 hektare. Selain itu untuk menghasilkan air baku sebesar 0,71 m3/detik dan PLTA sebesar 2x0,5 MW.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari