Luas panen padi di Lampung diperkirakan sebesar 532.770 ha. Angka itu mengalami kenaikan 14.520 hektare (2,80%) dibandingkan pada 2022 sebesar 518.260 ha.
Lampung merupakan provinsi paling ujung timur di Pulau Sumatra dan menjadi pintu masuk dan keluar menuju Pulau Jawa. Provinsi yang merayakan hari jadi tiap tanggal 19 Maret itu juga dikenal sebagai daerah agraris dengan tingkat produktivitas pertanian yang baik. Provinsi berjuluk "Sai Bumi Ruwa Jurai" ini bersama sejumlah daerah lain seperti Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dan menjadi salah satu penopang pangan nasional.
Provinsi seluas 33.575 kilometer persegi tersebut selama ini mampu menjaga ketersediaan pangan untuk masyarakatnya sendiri. Sebagai buktinya, pada periode Oktober--Desember 2023 misalnya, komoditas beras yang tersedia di Lampung sebanyak 1,1 juta ton. Sedangkan tingkat kebutuhan sebanyak 232.806 ton, sehingga terdapat surplus sebesar 966.499 ton. Pada 2022, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, produksi beras setempat mencapai 2,69 juta ton.
Komoditas bawang merah ketersediaan mencapai 8.442 ton, dengan kebutuhan 8.299 ton sehingga ada surplus 143 ton. Gula memiliki ketersediaan sebanyak 26.041 ton, sedangkan kebutuhannya berjumlah 25.589 ton sehingga mengalami surplus sebanyak 452 ton. Kemudian, kedelai dengan ketersediaan 19.362 ton sementara kebutuhannya sebanyak 14.766 ton, sehingga komoditas ini surplus sebanyak 4.595 ton.
Pemerintah Provinsi Lampung melakukan berbagai upaya dan program agar produktivitas pertanian di daerah mereka tetap stabil. Misalnya menjaga lahan pertanian berkelanjutan, menyediakan cadangan bibit, mempermudah alur pengambilan pupuk bersubsidi hingga membuat sistem yang dapat memberikan kemudahan bagi para petani dengan Kartu Petani Berjaya (KPB).
Selain itu, juga melakukan peningkatan akses pasar dan hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah produk pertanian yang dilakukan oleh petani maupun pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung telah mendorong percepatan tanam padi sejak musim hujan November 2023 guna memaksimalkan pengairan lahan pertanian.
"Upaya percepatan tanam padi dilakukan untuk menjaga produktivitas pertanian agar pangan dapat terus tersedia bagi konsumsi masyarakat. Beberapa daerah yang telah melakukan percepatan tanam padi di Provinsi Lampung yakni Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Pringsewu," kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi seperti dikutip dari Antara.
Pihak Arinal juga telah menyiapkan lahan sawah seluas 78.000 hektare (ha) untuk perluasan tanam padi. Hal ini sebagai wujud optimalisasi lahan rawa menjadi tanam padi yang merupakan program lanjutan dari Kementerian Pertanian. Area tanam padi itu tersebar di Kabupaten Tulang Bawang, Mesuji, Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Lampung Tengah.
Pemerintah pusat pada 2024 ini juga memberikan alokasi pupuk subsidi urea kepada Lampung sebanyak 204 ribu ton, pupuk subsidi jenis NPK sebanyak 185 ribu ton, dan alokasi untuk NPK Formula khusus sebanyak 3.500 ton. Ini dilakukan guna meningkatkan produktivitas pertanian di provinsi berpenduduk 9,17 juta jiwa tersebut.
Untuk 2024 ini, Provinsi Lampung menargetkan areal tanam padi seluas 630 ribu ha dan jagung seluas 466 ribu ha. Dengan adanya pemenuhan pupuk subsidi ini diharapkan target tanam tersebut dapat tercapai. Sebab, hal itu dapat memangkas biaya tanam padi, meningkatkan produksi, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Petani asal Lampung Timur bernama Nuswantoro berharap provinsinya dapat memeratakan akses serta pemenuhan pupuk bersubsidi sesuai kebutuhan kepada seluruh petani. Ia mengakui meski mendapatkan jatah pupuk bersubsidi, namun jumlahnya masih terbatas.
Melansir data BPS Lampung, pada 2023 lalu, luas panen padi diperkirakan sebesar 532.770 ha. Angka ini mengalami kenaikan sebanyak 14.520 ha atau 2,80 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 518.260 ha. Nilai produksi padi sekitar 2,73 juta ton gabah kering giling (GKG), naik sebanyak 40.620 ton GKG atau 1,51 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 2,69 juta ton GKG.
Jika dikonversikan menjadi beras untuk dikonsumsi, maka produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 1,57 juta ton. Atau naik sebanyak 23.350 ton atau 1,51 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 1,55 juta ton. Pemprov Lampung memperkirakan produksi padi pada Januari--April 2024 mencapai 1,2 juta ton.
Produksi tadi terbagi menjadi periode Maret--April 2023 sebanyak 840 ribu ton yang diperoleh dari penanaman padi di lahan 140.000 ha dengan produktivitas padi per ha sebanyak 6 ton. Pada periode April--Mei 2023 sebanyak 450.000 ton dari lahan pertanaman seluas 75.000 ha.
Karena itu, demi mewujudkan Lampung sebagai lokomotif pertanian Indonesia, tentu dibutuhkan dukungan dari seluruh kabupaten/kota agar provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai tetap menjadi lumbung pangan nasional.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari