Dalam pameran produk makanan laut SENA 2024, produk perikanan Indonesia menarik minat para buyer dari sejumlah negara.
Berbagai produk perikanan Indonesia sukses memikat para pembeli dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Belgia, Spanyol, Inggris, Prancis, Tiongkok, Arab Saudi, Korea Selatan, Peru, Chili hingga Taiwan, Hongkong, India, dan Australia. Hal itu diketahui setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar produk perikanan Indonesia di ajang Seafood Expo North America (SENA) 2024, yang berlangsung selama tiga hari di Boston.
Selama pameran berlangsung, nilai perdagangan mencatatkan potensi sebesar USD58,47 juta. "Pengunjung SENA terpikat dengan tuna kita, ini terlihat dari nilai USD29,50 juta atau 50,45 persen total potensi transaksi khusus produk tuna di saat pameran," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo di Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Selain tuna, komoditas udang, cumi, sotong, gurita, kakap, baramundi, octopus, mahi-mahi, dan tilapia juga diminati dalam pameran yang berlangsung di Boston Convention and Exhibition Center itu. Total potensi transaksi yang dihasilkan dari pameran tersebut melampaui target yang ditetapkan, yaitu USD50 juta.
Pada pameran yang digelar selama tiga hari, KKP memfasilitasi Paviliun Indonesia yang diikuti oleh 14 peserta eksportir yang mengisi 16 booth yang disediakan. Budi mengungkapkan, SENA 2024 menjadi salah satu media penting untuk mempromosikan ikan tuna Indonesia.
Dikatakannya pada SENA kali ini, sebanyak 10 booth Paviliun Indonesia diisi oleh perusahaan yang memiliki produk tuna. Selain itu, terdapat side event terkait komoditas tuna, yaitu talkshow dan promosi tuna Indonesia yang berkelanjutan. "Kami mengapresiasi dukungan semua pihak mitra KKP yang turut menggaungkan pencanangan Tahun Tuna Indonesia pada SENA 2024," urainya.
Budi berharap, hasil SENA 2024 menjadi pembuka bagi produk kelautan dan perikanan untuk semakin dikenal di dunia. Terlebih di pameran yang diselenggarakan pada 10--12 Maret tersebut, paviliun Indonesia dikunjungi lebih dari 1.000 orang dari berbagai negara.
"Semoga ini jadi pemantik agar para pengunjung lebih dekat dengan produk Indonesia. Karena saya percaya secara kualitas, produk Indonesia tak kalah dengan negara lain," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono meresmikan pencanangan Tahun Tuna Indonesia 2024 pada Peringatan Hari Ikan Nasional ke-10 di Jakarta. Diharapkan, pencanangan tersebut, melalui branding seafood Indonesia "safe, eco-friendly, dan sustainable" dapat memperkuat sinergi dan kolaborasi antar-stakeholders dalam memperluas akses pasar, baik domestik maupun ekspor. KKP juga mengungkapkan, Amerika Serikat masih menjadi pasar utama tujuan ekspor produk perikanan dengan nilai USD2,15 miliar. Selanjutnya diikuti Tiongkok sebesar USD1,02 miliar dan Jepang USD678,13 juta. Kemudian ASEAN USD651,66 juta dan 27 negara Uni Eropa senilai USD357,12 juta.
Kini komoditas utama ekspor Indonesia ke Amerika, di antaranya udang (61,72%), rajungan-kepiting (13%), tuna-tongkol-cakalang (11,84%), tilapia (2,18%), cumi-sotong-gurita (1,35%), dan lainnya (9,13%). Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, nilai ekspor perikanan Januari--November 2022 mencapai USD5,71 miliar dengan nilai impor USD0,64 miliar.
“Sehingga neraca perdagangan hasil perikanan mengalami surplus sekitar USD5,07 miliar atau meningkat 7,22% dibanding periode yang sama tahun lalu,” ucap Trenggono, pada awal tahun lalu.
Trenggono menambahkan, udang masih menjadi komoditas utama ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD2 miliar. Selanjutnya diikuti tuna-cakalang-tongkol dengan nilai USD865 juta, cumi-sotong-gurita sebesar USD657 juta, rumput laut sebesar USD554 juta dan rajungan-kepiting USD450,55 juta.
Adapun realisasi investasi triwulan III-2022 mencapai Rp6,39 triliun atau meningkat 45,62% dibandingkan periode 2021. Sebaran investasi sejumlah daerah seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
Sementara itu, Republik Rakyat Tiongkok menjadi negara terbesar yang berinvestasi pada sektor kelautan dan perikanan. Disusul Singapura, British Virgin Islands, dan Jepang.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari