Badung, InfoPublik – Pemerintah Indonesia, yang diwakili Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo RI), Johnny Gerard Plate, dan International Telecommunication Union (ITU), yang diwakili Sekjen Houlin Zhau, melakukan pertemuan bilateral untuk membahas sebagai hal, termasuk pemanfaatan teknologi digital untuk penanganan Pandemi COVID-19.
“Teknologi digital, aplikasinya sudah sangat membantu dunia dan sangat membantu Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19. Kami juga mendiskusikan terkait dengan pertemuan para menteri digital di G20,” ujar Menkominfo usai mengadakan pertemuan bilateral dengan ITU Sekjen Houlin Zhau, setelah rangkaian pertemuan DEWG G20 di Nusa Dua, Bali, pada Rabu (31/8/2022).
Menteri Johnny menjelaskan, Haulin Zhau itu adalah orang pertama yang mengusulkan agar forum G20 perlu mengadakan pertemuan tingkat menteri (ministerial meeting) untuk melakukan pembahasan digital ekonomi yang diintrodusir ke negara G7.
Inisiasi itu menjadi cikal bakal pembentukan gugus tugas ekonomi digital (digital ekonomi task force) yang kemudian ditingkatkan menjadi Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau digital economy working group (DEWG).
“Kita sama-sama mengetahui bahwa isu-isu prioritas di Digital Economy Working Group Presidensi G20 Indonesia itu kita berhasil menyelesaikan dengan baik, namun besok masih ada satu rapat lagi yaitu digital ekonomi ministerial meeting (DEMM),” katanya.
Dia mengapresiasi ITU yang telah bersedia menjadi internasional knowledge partner di DEWG G20 untuk membantu Indonesia dalam pembahasan berbagai isu dalam forum terdsebut.
“Saya berterima kasih kepada ITU sebagai internasional knowledge partner yang telah membantu di banyak hal di dalam pembahasan (isu-isu) digital ekonomi working group termasuk gagasan tentang Smart Village dan Smart Island,” tuturnya.
Sekjen ITU Haolin Zhau mengatakan, DEWG G20 merupakan forum yang sangat penting bagi dunia pada saat ini dan berperan dalam menentukan masa depan bidang digital dunia.
Dia juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam DEWG dan sambal mengingat bahwa kunjungannya ke Bali terakhir dilakukan pada 1992 atau 30 tahun lalu.
“DEWG yang dipimpin Indonesia ini merupakan forum yang sangat penting dan kritis bagi masa depan dunia karena dinamika situasi geopolitik yang sedang bergolak. Indonesia telah berhasil menggelar pertemuan ini dengan sukses,” tandasnya.
Foto: Amiriyandi/InfoPublik