Masyarakat secara sukarela membantu masyarakat lain yang terkena dampak Covid-19. Bantuan mulai dari penyediaan tempat isoman hingga bahan makan, oksigen, dan obat-obatan.
Seorang anggota Whatsapp grup (WAG) mem-posting permintaan informasi tentang pihak yang dapat membantu pengadaan tabung oksigen di daerah Jakarta Timur atau Bekasi. Anggota WAG yang lain segera menginformasikan sederet pihak yang dimaksud. Tapi ada satu anggota yang menyarankan agar menghubungi Gerakan Indonesia Kita (GITA), lengkap dengan nomor kontaknya. Tak lama ada kabar bahwa mereka telah janjian untuk pengantaran tabung oksigen.
GITA adalah gerakan masyarakat untuk meringankan beban mereka yang sangat membutuhkan oksigen. GITA meminjamkan tabung oksigen gratis untuk warga. Dan sudah lebih dari 10 ribu pendaftar terhitung sejak 1--4 Juli 2021. GITA merupakan pelaksana dari Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia. Perkumpulan ini bisa ditemui di Jl Utan Kayu nomor 68 H, Matraman, Jakarta Timur.
GITA mungkin satu dari sekian banyak relawan yang membantu menyediakan tabung oksigen yang sempat langka. Kondisi sulit membuat swadaya warga dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 terbentuk, rakyat pun tergerak untuk bergerak saling membantu.
Ada sejumlah kelompok masyarakat yang menggerakkan bantuan masyarakat melalui media sosial. Ada pula yang bergerak langsung dari rumah ke rumah. Gerakan masyarakat secara online, antara lain, wargabantuwarga.com. Laman tersebut merupakan hasil inisiatif masyarakat Indonesia guna membantu satu sama lain.
Bantuan yang coba diberikan melalui laman tersebut adalah informasi terkait fasilitas dan alat kesehatan. Wargabantuwarga.com juga menghadirkan informasi mengenai beberapa fasilitas kesehatan yang masih tersedia. Berbagai kontak untuk mendapatkan vaksin, oksigen, dan peralatan kesehatan lain dapat ditemui dalam laman tersebut.
Tidak hanya itu, wargabantuwarga.com juga menyediakan panduan yang lengkap mengenai cara memilih dan menggunakan vaksin yang tepat, serta cara penggunaan fasilitas kesehatan lain. Selain itu ada juga bagirata.id. yang merupakan platform subsidi silang untuk membantu kondisi finansial para pekerja yang terkena dampak ekonomi di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19, dengan memfasilitasi proses redistribusi kekayaan ke pekerja yang terdampak agar mencapai dana minimum yang dibutuhkan. Di samping itu, masih banyak platform bantuan Covid-19 yang lain.
Sementara itu sebuah desa, kepedulian sosial muncul lewat program Telu Tulung Siji. Semangat gotong-royong itu tercipta tepatnya di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah.
Telu Tulung Siji juga menjadi implementasi program Jogo Tonggo, di mana tiga keluarga yang mampu akan berpartisipasi membantu satu keluarga prasejahtera yang terdampak ekonomi dari Covid-19. Sikap gotong-royong tersebut juga mendapatkan apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Menurutnya penanganan wabah Covid-19 tidak akan berhasil tanpa dukungan serta kesadaran dan partisipasi masyarakat.
Desa Krandegan tentu menjadi salah satu contoh, bagaimana sikap solidaritas sosial dan semangat gotong-royong menjadi jawaban dari kompleksnya permasalahan akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.
Bantu-membantu juga dilakukan di Padukuhan Karangtengah I dan Karangtengah II membuat banyak pihak terketuk hatinya untuk membantu. Salah satunya Forum Dukuh Kalurahan Sumberwungu Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta. Begitu juga Tim Penggerak PKK Kelurahan Sumberwungu yang turut ambil bagian dalam penanganan isolasi mandiri warga. Adanya tambahan warga yang melakukan isoman menjadi alasan bagi TP PKK untuk turut bergerak membantu.
Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan konsumsi harian berupa sembako, sayur-mayur, kebutuhan balita, bahan kebersihan, dan pakan ternak. TP PKK fokus kepada kebutuhan khusus, seperti kebutuhan balita atau kebutuhan yang tidak bisa dibantu oleh pemerintah kelurahan, seperti contohnya pakan ternak.
Sekelompok anak muda di Solo juga tak tinggal diam, bergerak membangun solidaritas. Adalah Rezananda Nur Setyo yang menjadi salah satu inisiator #GerakDuluAja. Bersama timnya, Reza memberikan bantuan kepada warga, terutama di Mojosongo Solo, yang memiliki keterbatasan gerak akibat tengah isoman. Jika membutuhkan sembako, popok, atau susu bayi langsung bisa menghubungi Reza dan akan diantar gratis.
Mereka pun mengundang warga untuk bersolidaritas sambil menginformasikan kepada warga yang membutuhkan bantuan mereka. Hal itu ditulis di selembar kertas dan diunggah di media sosial. Pesan itu pun belakangan menjadi viral.
Reza dan tim menuliskan pesan, “Jika solidaritas adalah senjata, mari kita kokang bersama. Ayo survive, kita bisa.” Di akhir kalimat itu tertulis, terbuka untuk donasi dan kontribusi. Hubungi Rezananda Nur Setyo.
Sekelompok relawan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memakai cara unik untuk berbagi. Relawan berbagi sayur-mayur dan sejumlah barang kebutuhan bagi warga. Berbagai kebutuhan tersebut dicantolkan di tembok yang biasa dilewati oleh warga. Cara unik ini disebut dapat mempermudah pengambilan barang yang dibutuhkan.
Kegiatan ini dinilai dapat meringankan beban warga di tengah pandemi. Aksi solidaritas yang tengah populer di tujuh desa ini nyatanya telah digaungkan sejak April 2020. Ia menambahkan beberapa desa menggunakan kupon sebagai alat tukar barang dan sayur-mayur.
Lain lagi yang dilakukan warga Perumahan Bogor Raya Permai RW 12 dan RW 13, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat. Secara swadaya, warga mendirikan pusat isolasi mandiri berbasis masyarakat. Pusat isolasi memakai tiga rumah yang memiliki 12 kamar. Pelaksanaan isoman di sana dikontrol langsung oleh dokter yang ada dari warga sekitar.
Di Kelurahan Kacapiring, Bandung, seorang warga memberikan secara sukarela tempat tinggalnya menjadi tempat isolasi mandiri (isoman) bagi warga sekitar yang terpapar Covid-19. Rumah isolasi itu diperuntukkan bagi warga setempat yang menjadi orang tanpa gejala (OTG) atau yang bergejala ringan dan sudah mendapatkan rekomendasi dari puskesmas untuk menajalankan isoman. Saat ini, sudah ada 508 rumah isoman yang tersebar di beberapa RW di Kota Bandung.
Sementara itu suster-suster dari Carolus Boromeus (CB) yang memiliki Asrama Syantikara di Yogyakarta menyediakan shelter unit isoman di asrama tersebut. Perawatan di sana tidak dipungut biaya dan asrama itu mulai menerima pasien isoman pada 1 Agustus 2021.
Pasien di sana tidak harus merupakan umat Katolik, tapi lintas batas dan lintas iman. Shelter itu terwujud dari kekuatan jejaring lintas institusi, baik swasta dan pemerintah, juga pluralitas. Antara lain, Srikandi Lintas Iman, Gusdurian, Solidaritas Perempuan, UIN, UNY, UAJY, USD, dan para alumni yang disatukan dalam keprihatinan yang sama untuk berbela rasa dan ambil bagian untuk Indonesia Sehat.
Shelter Syantikara berkapasitas 192 orang, gratis, karena dipersembahkan untuk isoman masyarakat kecil/sederhana/kesulitan ekonomi serta tenaga kesehatan agar bisa melayani dan melaksanakan tugas lagi.
Di Yogyakarta, sejumlah alumni aktivis Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) bergerak menggalang donasi untuk peti mati. Adalah Capung Hendrawan yang menjadi motor gerakan ini. Ia kemudian menjadi penyambung lidah bagi sesama alumni aktivis Gelanggang Mahasiswa UGM lainnya.
Juru bicara relawan alumni aktivis Gelanggang Mahasiswa UGM Herlambang Yudho Dharmo mengatakan, basis gerakan itu memang donasi untuk membelikan bahan baku pembuatan peti mati. Proses pembuatan peti dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam gerakan ini.
Herlambang mengatakan, gerakan ini mulanya sebagai respons atas krisis ketersediaan peti mati di RSUP Dr Sardjito yang kebutuhannya meningkat seiring tingginya angka kasus kematian Covid-19 belakangan ini. Karena peti mati tidak tersedia, proses pemakaman menjadi tertunda karena jenazah tertahan di rumah sakit. Sekarang peti-peti itu sudah didistribusikan ke RSUP Dr Sardjito dan RSA UGM.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari