Sebuah pabrik biodiesel beroperasi di kawasan Industri Batulicin. Di tempat yang sama, smelter bijih besi sedang direvitalisasi. Pemerintah terus mendorong peningkatan biodiesel.
Pada minggu ketiga Agustus 2021, Presiden Jokowi meresmikan pabrik biodiesel di kawasan industri Kota Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Pabrik yang berdiri di atas kawasan industri seluas 2.000 ha itu langsung terhubung ke bibir pantai. Pabrik itu mengolah minyak sawit mentah (CPO) menjadi 1.500 ton biodiesel per hari, dan dibangun dengan investasi Rp2 triliun.
Industri biofuel Batulicin dimiliki oleh Haji Isam, nama populer pengusaha Syamsudin Andi Arsyad, yang dikenal sebagai orang terkaya dan sekaligus raja batu bara Kalimantan Selatan. ‘’Saya bersedia datang ke sini karena industri ini bisa membuka kesempatan kerja yang besar,’’ ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Yang kedua, lanjutnya, industri hilir itu bisa menjaga stabilitas harga minyak sawit, baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Minyak sawit punya pasar yang lebih luas. ‘’Dengan begitu, harganya bisa lebih stabil. Jangan sampai barang kita punya, tapi pasar yang menentukan harganya,’’ kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyebut, inisiatif Jhonlin Group membangun pabrik biodiesel adalah sebuah langkah hilirisasi komoditas mentah yang harus didorong. Kepala negara berharap pula, PT Jhonlin dan group-group usaha lainnya, bisa melakukan hilirisasi secara lebih luas. ‘’Entah dijadikan minyak goreng, kosmetik, atau barang jadi lainnya. Saya menghargai yang dilakukan PT Jhonlin Group yang tentu memberikan nilai tambah besar," ujar Jokowi.
Potensinya minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Indonesia amat besar, kata Presiden Jokowi, dengan produksi 52 juta ton per tahunnya. “Hilirisasi dan industrialisasinya harus dilakukan, harus bisa kita paksa untuk dilakukan,” ujar Presiden Jokowi. Dengan memproduksi biodiesel itu untuk campuran minyak solar, impor soal pun turun drastis. ‘’Dalam catatan saya, di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp38 triliun, dan diperkirakan di tahun 2021 akan menghemat devisa Rp56 triliun,” ucap Presiden.
Kawasan Industri
Dalam laporannya kepada Presiden Jokowi, Komisaris PT Jhonlin Agro Raya Andi Amran Sulaiman, (mantan Menteri Pertanian RI 2014-2019), mengatakan bahwa industri biodiesel di Batulicin ini, dengan segala industri penunjangnya di hulunya, bisa menyerap tenaga kerja sampai 20.000 orang. Ada ribuan lainnya yang terkait bisnis industri itu secara tidak langsung.
Industri biodiesel itu juga diyakini bakal menggairahkan kembali pamor Kawasan Industri Batulicin yang redup. Kawasan industri itu sendiri ialah bagian dari bisnis PT Jhonlin Group. Menurut Amran, di kawasan itu akan beroperasi kembali smelter yang akan mengolah pasir besi (batu besi) menjadi besi billet untuk bahan industri baja. Bahan baku pasir besi dan batu besi itu sendiri cukup banyak di Kalimantan Selatan, terutama di Pulau Derawan, Pulau Sebuku, selain tersedia banyak lainnya di Sulawesi Tengah.
Industri smelter yang dimaksud Amran Sulaiman adalah milik PT Meratus Jaya Iron and Steel (MJIS), perusahaan patungan dua BUMN, yakni PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk. Smelter itu sempat beroperasi beberapa tahun sebelum akhirnya tutup pada 2015 karena anjloknya harga besi baja di pasaran. Menempati area seluas 120 ha di Batulicin, smelter milik PT Meratus Jaya itu kini sedang direvitalisasi dan diharapkan bisa kembali berproduksi pada 2023.
Kawasan Industri Batulicin merupakan salah satu dari 120 kawasan industri yang ada di Indonesia, dan satu-satunya yang ada di Kalimantan Selatan. Tak mengherankan bila Pemprov Kalimantan Selatan dan Pemkab Tanah Bumbu mendorong kawasan industri itu terus berkembang.
Saat ini, Pelabuhan Kotabaru di Batulicin telah masuk pada jaringan tol laut, dan menjadi salah satu dari 33 pelabuhan dalam jaringan tol laut yang dilengkapi infrastruktur 4.0 Inaportnet. Pelabuhan Kotabaru telah pula dilengkapi gudang-gudang, terminal penumpang, terminal peti kemas, dan bisa melayani kapal-kapal dengan tonase besar. Bandara Bersujud di Kota Batulicin juga telah memiliki runaway sepanjang 1.850 meter, hanya perlu tambahan 100--200 meter lagi untuk bisa didarati Boeing 737.
Namun, dibanding yang berdiri di Kalimantan Timur, Kawasan Industri Batulicin masih sepi. Di luar pabrik biodiesel, pabrik minyak goreng, dan smelter bijih besi yang kini sedang direstorasi dengan menggunakan teknologi terbaru, Kawasan Industri Batulicin itu hanya oleh dihuni segelintir pabrik berskala menengah. PT Jhonlin Group misalnya pun mengoperasikan industri pengolahan karet dan pelet kayu, dari limbah industri kayu, yang digunakan sebagai bahan bakar tungku penghangat di rumah-rumah empat musim. Pelet kayu itu diekspor ke Eropa.
Masih banyak industri yang bisa tertampung. Kebutuhan air bersih bagi industri mudah diperoleh. Pasokan listrik juga tersedia dalam jumlah cukup, tersedia dari jaringan listrik Barito, dengan tiang punggungnya PLTG Bengkanai yang ada di Kalimantan Tengah.
Presiden Jokowi juga mengingatkan pentingnya memegang teguh komitmen untuk meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Oleh karena itu, Presiden mendorong agar produksi biodiesel terus ditingkatkan. Andi Amran Sulaiman, selaku Komisaris Utama PT Jhonlin Agro Raya meyilakan pelaku industri masuk ke Batulicin.
Industri biodiesel sendiri akan terus berkembang di tanah air. “Tahun 2021 ini target kita mampu memproduksi dan menyalurkan 9,2 juta kiloliter, dan saya meminta nanti di tahun depan pun bisa meningkat lebih tinggi lagi,” ujar Presiden Jokowi. Pabrik biodiesel PT Jhonlin itu boleh jadi sedang menyongsong situasi bisnis yang cukup cerah.
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari