Rencananya, kegiatan F1 Powerboat 2024 akan diikuti sebanyak 18 pembalap dari sembilan negara.
Meski kondisi perekonomian global masih tidak baik-baik saja, tekad pemangku kepentingan di sektor pariwisata tetap membara. Mereka berniat mendatangkan tamu mancanegara di tahun ini sebanyak 14,3 juta wisatawan.
Sebuah ambisi yang tidak mudah, meskipun bukan hal yang mustahil juga. Dari total 14,3 kunjungan wisman itu, harapan devisa yang diraih pun tidak kecil, yakni USD15 miliar.
Sejumlah pekerjaan rumah dengan mempercantik destinasi wisata dan meningkatkan layanan pun dilakukan, termasuk menyediakan destinasi wisata premium serta sejumlah kegiatan berskala internasional.
Salah satunya, menggelar ajang balap perahu motor internasional F1 Powerboat pada 2--3 Maret di Danau Toba. InJourney akan menyelenggarakan hajatan ini untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya, BUMN sektor pariwisata itu menyelenggarakan acara sejenis di 2023.
Rencananya, kegiatan F1 Powerboat akan diikuti sebanyak 18 pembalap dari sembilan negara. Mereka akan berkompetisi untuk memperebutkan gelar juara dunia F1 Powerboat.
Sebelum mencapai puncak kejuaraan, peserta balap air itu akan memulainya dari babak kualifikasi, sprint race, dan grand prix. Balap jet air akan menjadi pembuka F1 Powerboat 2024 itu.
Ajang F1 Powerboat sudah menjadi kegiatan bagi para pecinta balap air sejak lama. Terhitung, balapan di atas air ini sudah mentas hampir setengah abad lamanya.
Debut F1 Powerboat pertama dilaksanakan pada 1981 dan sempat terhenti pada 1987--1989, serta 2020. Selama 36 tahun, sudah sekitar 297 seri yang diadakan di 39 negara berbeda
Harapan pemerintah dan Manajemen Injourney, event F1 Powerboat 2024 ditargetkan akan memberikan efek domino yang lebih besar karena tahun lalu dapat memberikan dampak ekonomi hingga Rp1,68 triliun.
“Kami berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk bersama-sama mendorong potensi Danau Toba, sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata superprioritas (DPSP), agar terus dikenal di kancah internasional. Salah satu upaya untuk mendorong sektor pariwisata di Danau Toba adalah dengan menjadikannya sebagai water sport tourism,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dikutip Jumat (9/2/2024).
Menurut Luhut, ajang berskala internasional berpotensi menjadi motor dan katalisator bagi daerah tersebut dalam melakukan promosi, sehingga pada akhirnya akan menciptakan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitarnya. Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun menambahkan bahwa pemerintah telah melakukan investasi besar-besaran di 5 DPSP, sehingga dibutuhkan acara yang berkelanjutan untuk terus meningkatkan trafik wisatawan.
Menurutnya, kehadiran F1 Powerboat telah terbukti memicu perekonomian masyarakat dan juga menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya jadi lebih besar.
“Harapannya F1 Powerboat tahun ini kita bisa memberikan dampak ekonomi lebih besar dari tahun lalu,” ungkap Sandiaga.
Sandiaga pun menjelaskan kisah sukses penyelenggaraan di 2023. Di mana ketika itu, ajang balap jet air telah berhasil mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia menjadi 11,7 juta. Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo berharap, ke depannya trafik wisatawan akan terus meningkat di seluruh 5 DPSP.
“Dukungan luar biasa tak lepas dari sinergi BUMN yang juga penuh usaha dalam mendukung untuk meningkatkan trafik wisatawan,” tambah Tiko.
Menurutnya InJourney yang pada 2023 sukses menyelenggarakan F1 Powerboat dan bersiap kembali untuk menyukseskan acara ajang balap di atas Danau Toba tersebut. Melalui beragam program dan event pada F1 Powerboat, InJourney akan menghadirkan water sport tourism yang akan menyedot banyak wisatawan.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria berharap acara ini terselenggara dengan lebih sukses. Dalam membangun pariwisata, tambahnya, InJourney melakukannya secara komprehensif, salah satunya dengan memastikan bahwa dalam mengadakan suatu event dapat memberikan dampak ekonomi yang luar biasa kepada masyarakat baik langsung maupun tidak langsung.
“Yang utama adalah bagaimana kita dapat mempromosikan destinasi pariwisata ke mata dunia sehingga hal tersebut dapat mendatangkan trafik wisatawan dan masyarakat sekitar yang akan merasakan dampaknya ekonominya,” jelasnya.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari