Pertumbuhan wisata olahraga atau sport tourism di Indonesia terus menanjak. Nilai ekonominya diprediksi mencapai Rp18,790 triliun pada 2024.
Kompetisi olah raga kini sudah menjadi bagian dari sektor pariwisata, atau sering disebut wisata olahraga atau sport tourism. Bahkan kegiatan itu kini semakin popular dan salah satu tren di sektor pariwisata karena wisatawan bisa berolahraga sembari menikmati dan menjelajahi pelbagai destinasi wisata.
Dalam konteks itu, bisa dibilang popularitas sport tourism menjadi awal yang baik bagi pariwisata Indonesia. Pasalnya, sport tourism kini sudah menjadi salah satu subsektor pariwisata yang diandalkan dan berkontribusi besar.
Tidak dipungkiri, dalam perjalanannya, pertumbuhan sport tourism kini semakin menjanjikan dan memiliki pasar yang cukup besar berkat banyaknya wisatawan mancanegara yang tertarik dengan program aktivitas olahraga sembari berwisata di Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dalam satu kesempatan, memprediksi pertumbuhan sport tourism di Indonesia terus menanjak, bahkan nilai ekonominya bisa mencapai Rp18,790 triliun pada 2024.
“Angka itu luar biasa dan menjadi angin segar bagi kebangkitan pariwisata dan ekonomi di Indonesia, sekaligus membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” ujarnya.
Masyarakat awam bisa jadi belum paham apa itu sport tourism. Dalam konteks pariwisata, pelaku sektor itu membagi dua jenis sport tourism yang cukup umum.
Pertama, hard tourism, sebagai acara perlombaan bersifat regular, seperti Asian Games, Sea Games, atau World Cup. Kedua, soft sport tourism, yang dikenal dengan pariwisata olahraga dan berkaitan dengan gaya hidup (lifestyle), seperti bersepeda, berlari, hingga berselancar.
Dalam konteks aktivitas wisata olahraga di Indonesia, minimal ada tujuh kompetisi olahraga besar dan menarik wisatawan mancanegara untuk mengikutinya. Bahkan beberapa di antaranya menjadi incaran para pemacu adrenalin olahragawan dunia sekaligus berwisata di Indonesia. Salah satunya, Tour de Singkarak.
Kompetisi sepedaan sejenis Tour de Singkarak kini semakin banyak diinisiasi masyarakat. Pasalnya, bersepeda sembari keliling kota atau desa tentu adalah hal yang menyenangkan. Tour de Singkarak yang diadakan sejak 2009 menjadi ajang balap sepeda incaran wisatawan dalam negeri maupun luar negeri pecinta olahraga bersepeda.
Kompetisi sepeda ini diadakan di sekitar Danau Singkarak, Sumatra Barat, yang memberikan pengalaman balapan mengasyikkan. Pasalnya, rutenya melewati pinggir pantai, danau, dan berbagai tikungan tajam.
Selain di Sumatra Barat, lomba balap sepeda bergengsi kelas dunia berikutnya adalah Tour de Banyuwangi Ijen. Diadakan sejak 2012, Tour de Banyuwangi Ijen menjadi ajang balap sepeda yang menjadi favorit para pemacu adrenalin dunia. Di Tour de Banyuwangi, peserta bersaing sambil menikmati keindahan lereng Gunung Ijen yang megah, sekaligus menjelajahi Kabupaten Banyuwangi dengan pesonanya tersendiri.
Selain lomba balap sepeda, jenis wisata olahraga lainnya adalah dalam bentuk lomba lari maraton. Lari menjadi salah satu olahraga yang sangat populer dan kerap dilakukan di berbagai destinasi wisata di Indonesia. Beberapa lomba maraton yang dikombinasikan dengan kepentingan sektor pariwisata seperti Borobudur Marathon, Bali 10 K, Belitong Geopark Ultra Run.
Kini “virus” wisata olahraga juga dikembangkan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Mereka mengadakan event Pontianak City Run, yang terbagi dalam tiga kategori, yakni 5 kilometer, 10 kilometer, dan 21 kilometer.
Berkaitan dengan itu, Menteri Salahuddin Uno mengapresiasi pelaksanaan Pontianak City Run, Minggu (25/2/2024) sebagai upaya mengembangkan potensi wisata olahraga di Kalimantan Barat, khususnya di Pontianak. "Ini adalah yang disebut sebagai sports tourism. Pariwisata berbasis olahraga yang ada dampak untuk kesehatan, pariwisata, dan juga akan ada dampak untuk ekonomi," kata Sandiaga di Alun-Alun Kota Pontianak.
Selain mengembangkan wisata olahraga di Pontianak, Sandiaga menilai, ajang itu juga mampu menggerakkan perekonomian UMKM di Pontianak. Harapannya, masyarakat dan pemerintah semakin kreatif dan inovatif, sehingga sektor pariwisata berbasis kearifan lokal semakin maju dan mendongkrak ekonomi bangsa.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari