Indonesia.go.id - Demi Ketahanan Pangan dan Air

Demi Ketahanan Pangan dan Air

  • Administrator
  • Rabu, 6 Maret 2024 | 07:34 WIB
IRIGASI
  Kementerian PUPR sudah tuntaskan 42 dari target 61 bendungan. Bendungan Cipanas di Jawa Barat adalah satu di antaranya. PUPR
Dalam kurun 2015--2023, sebanyak 42 bendungan dibangun untuk mendukung ketersediaan air baku dan sumber irigasi, serta berfungsi sebagai sumber energi listrik terbarukan, pengendalian banjir, konservasi air, serta pengembangan pariwisata.

Geger harga beras (harga beras premium di pasaran naik dari Rp13.500 ke Rp18.500 per kilogram) di Februari 2024, menggugah kembali ingatan pentingnya penyelesaian program ketahanan pangan dan ketahanan air. Program prioritas berupa pembangunan bendungan itu mematok target 61 buah sepanjang 2015--2024.

Adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang mengemban amanat penting itu. Kementerian yang dikomandani Menteri Basuki Hadimuljono itu pun terus melanjutkan upaya penyelesaian 61 bendungan multifungsi. Selain untuk  mendukung ketersediaan air baku dan sumber irigasi, juga bertujuan untuk sumber energi listrik terbarukan, pengendalian banjir, konservasi air, serta pengembangan pariwisata. Hasilnya?

Hingga awal 2024 ini, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, menyampaikan bahwa Kementerian PUPR sudah tuntaskan 42 dari target 61 bendungan. Pada 2023, telah diselesaikan enam bendungan, yakni Bendungan Cipanas (Jabar), Sepaku Semoi (Kalimantan Timur), Tiu Suntuk (NTB), Karian (Banten), Ameroro (Sulawesi Tenggara), dan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, yang diresmikan Presiden Jokowi pada 23 Februari 2024.

"Saat ini kita sedang upayakan sekuat tenaga untuk menyelesaikan sisa 19 bendungan hingga akhir tahun 2024 atau selambat-lambatnya di awal 2025," kata Jubir Endra.

Dengan penyelesaian ke-42 bendungan tersebut, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Adenan Rasyid menyebut, seluas 283.203 ha sawah atau setara empat kali luas wilayah Jakarta dapat terairi. Adapun produktivitas lahan untuk padi meningkat menjadi 4--5 juta ton per tahun dan menyediakan tambahan air baku sebesar 35,6 m3 per detik yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 10 juta jiwa penduduk.

Adenan mengatakan, untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan, pemerintah melakukan dua strategi utama yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman. "Dengan penyelesaian 61 bendungan sampai dengan tahun 2024, akan meningkatkan indeks pertanaman dari 125% menjadi 209%. Layanan air irigasi akan meningkat dari 229 bendungan eksisting sebesar 10,6% (761 ribu ha) pada 2015 menjadi 18,11%* (1,2 juta ha sawah irigasi) pada 2024," kata Adenan.

Selain untuk ketahanan air dan pangan, Adenan mengatakan bahwa tambahan 61 bendungan yang selesai juga berpotensi untuk membangkitkan tenaga listrik (PLTA) pada 43 bendungan dengan total kapasitas 255,2 MW, antara lain, Bendungan Way Sekampung (5,40 MW); Jatigede (110 MW) dan Leuwikeris (20 MW)" tutup Adenan.

Redaktur: Ratna Nuraini

Penulis: Dwitri waluyo