Permintaan ikan selama Maret dan April 2024 diprediksi mencapai 2,46 juta ton. Pasokan ikan dalam kurun waktu itu diperkirakan sebesar 3,10 juta ton.
Selain bahan pangan sumber karbohidrat, memasuki Ramadan dan jelang Idul Fitri, pemerintah juga peduli stok bahan pangan lain, khususnya bahan pangan yang mengandung protein. Yakni, telor, daging, dan ikan. Ketiganya merupakan sumber utama protein yang diincar dan banyak dikonsumsi warga.
Pemerintah yang diwakili Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menyebut ketersediaan ikan secara nasional selama Ramadan hingga Lebaran 2024 mencukupi. Hal itu berdasarkan data analisis kebutuhan yang diperkirakan permintaan ikan selama Maret dan April 2024 mencapai 2,46 juta ton, sementara itu pasokan ikan dalam kurun waktu tersebut diperkirakan sebesar 3,10 juta ton.
"Stok ikan aman. Kita perkirakan ada peningkatan permintaan 10 persen saat Ramadan dan 20 persen saat Lebaran," ungkap Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Peningkatan stok ikan tersebut, menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk mengonsumsi ikan selama Ramadan. Selain mudah diolah dan harga yang terjangkau, ikan juga mudah ditemui di berbagai pasar serta memiliki kandungan gizi luar biasa yang bermanfaat bagi kesehatan.
Merujuk hasil pendataan KKP di lapangan terhadap sekitar 200 gudang beku pada dua bulan terakhir menunjukkan stok aman. Bahkan, pada awal bulan Januari gudang beku secara nasional mengalami penumpukan pasokan dengan tingkat keterisian mencapai 70-100 persen dan harga mengalami penurunan.
Namun saat ini pasokan terdistribusi seiring meningkatnya permintaan menjelang Ramadan, sehingga tingkat keterisian gudang beku berkisar 50-80 persen dengan harga kembali normal dan relatif stabil.
Adapun stok ikan tangkapan nasional yang tersimpan di gudang beku saat pemantauan didominasi lemadang atau ikan belitug sebesar 34,20 persen, disusul kerapu 21,74 persen, tuna 6,90 persen, gabus 4,11 persen, layang 3,06 persen, cumi-cumi 2,72 persen, kakap 2,71 persen, cakalang 2,56 persen dan bandeng 1,86 persen.
Adapun harga rata-rata ikan tersebut per kg yakni lemadang Rp27.444, kerapu Rp61.854, tuna Rp49.259, gabus Rp14.987, layang Rp18.760, cumi-cumi Rp64.923, kakap Rp60.082 kg, dan bandeng Rp30.024.
Sementara itu, ikan budi daya yang juga diminati saat Ramadan dan Idul Fitri yakni udang, bandeng, gurameh, dan nila. "Jadi, kondisi stok ikan saat ini memasuki bulan Ramadan hingga lebaran dapat diyakini mencukupi dengan harga terjangkau dan stabil," pungkas Budi.
Mencegah Stunting
Peningkatan stok ikan bagi KKP dinilai sangat penting, bukan saja di masa perayaan hari besar agama, melainkan juga di masa mendatang. Hal ini terkait dengan peningkatan minat masyarakat mengkonsumsi ikan.
KKP mencatat angka konsumsi ikan hingga Oktober 2023 mencapai 58,48 kilogram per kapita dari target 60 kilogram per kapita di 2023. Capaian tersebut meningkat tipis dibanding angka konsumsi ikan secara nasional pada 2021, yang tercatat masih sebesar 55,16 kilogram per kapita.
Untuk mencapai target konsumsi 60 kilogram per kapita, demikian jelas Direktur Pemasaran Direktorat Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Erwin Dwiyana, dalam keterangan tertulis Kamis (5/10/2023), KKP meluncurkan program inovasi dan diversifikasi. Tujuannya adalah meningkatkan minat konsumsi ikan dan produk turunannya, khususnya bagi generasi milenial.
Langkah mendorong peningkatan konsumsi ikan sengaja dilakukan pemerintah sebagai upaya pencegahan stunting, lantaran ikan diketahui memiliki protein tinggi, yang dinilai mampu membantu memenuhi gizi anak.
"Ikan sebagai bahan pangan mengandung protein tinggi dan memiliki kandungan asam lemak, Omega 3, Omega 6, dan Omega 9, sangat relevan sebagai salah satu sumber gizi untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam kesempatan terpisah.
Selain itu, ikan juga mengandung vitamin dan mineral, yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu ikan termasuk komoditas mudah dikreasikan menjadi berbagai makanan olahan, sehingga lebih variatif saat dihidangkan.
Penulis: Dwitri waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari