Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, menjadi hub bagi rute penerbangan dari Sulawesi Tengah ke kota-kota wilayah Sulawesi, Jakarta, maupun Kalimantan.
Masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) kini memiliki Bandar Udara (Bandara) Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, yang lebih cantik, lengkap, dan modern. Bandara tersebut sudah bersalin rupa setelah tahun 2020 direnovasi pascagempa bumi yang meluluhlantakkan wilayah Palu dan sekitarnya.
Sejumlah bagian bandara telah dibangun ulang seperti pintu masuk bandara, lobi bandara, terminal keberangkatan bandara, gerai check in bandara, dan tiga unit mesin check in online di area bandara. Interior dan arsitektur di dalam terminal keberangkatan juga sudah didesain ulang dengan nuansa khas budaya lokal Sulteng.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufri memiliki panjang runway 2.510 x 45 meter. Landasan sepanjang itu mampu didarati pesawat terbesar Boeing 737-900ER. Sementara itu, gedung terminal penumpang berukuran 19.476 m2. Biaya rekonstruksi dan rehabilitasi bandara ini menelan biaya sekira Rp567 miliar.
Saat ini, terdapat beberapa maskapai yang beroperasi melayani beberapa rute penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri. Bandara ini menjadi hub bagi rute penerbangan dari Sulteng ke kota-kota wilayah Sulawesi, Jakarta maupun Kalimantan. Rute itu di antaranya Palu menuju Jakarta, Makassar, Luwuk, Toli-toli, Morowali, Balikpapan, Ampana, Poso, Seko, dan Pahuwato.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, adalah salah satu dari empat bandara di Sulawesi yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja ke Sulawesi Tengah. Tiga bandara lainnya adalah Bandara Banggai Laut di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah; Bandara Bolaang Mongondow di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara; dan Bandara Taman Bung Karno di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Peresmian keempat bandara tersebut dipusatkan di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, Selasa (26/3/2024). Presiden mengatakan bahwa beberapa tahun yang lalu telah terjadi gempa bumi di Kota Palu yang menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas umum, salah satunya bandara.
“Kita tahu kerusakan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri ini betul-betul sangat berat. Saat itu runway-nya juga rusak, terminalnya juga rusak. Sehingga kita lakukan rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk tiga bandara yang lainnya, baik yang berada di Sulawesi Tengah maupun Sulawesi Utara,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden juga menuturkan, saat kejadian gempa tersebut, dirinya merasakan betul betapa pentingnya sebuah bandara untuk mobilitas orang dan logistik, yang pada akhirnya ketika itu jadi terganggu.
Pascabencana 2018, transportasi udara merupakan salah satu sarana transportasi pilihan utama yang sangat penting keberadaannya di Kota Palu. Tidak hanya untuk mobilisasi orang tapi juga sebagai jalur masuk utama bagi bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya bisa dilakukan melalui transportasi udara.
Dengan dilakukannya pembangunan dan pengembangan sejumlah infrastruktur transportasi di Sulawesi Tengah ini diharapkan dapat memicu kebangkitan perekonomian dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Sulawesi Tengah pascabencana.
Sementara itu, Bandara Banggai Laut memiliki runway berukuran 1.200 meter x 30 meter dan bisa didarati oleh pesawat tipe ATR 72 terbatas. Luas terminal penumpang bandara ini adalah 1.400 meter persegi dan dapat menampung penumpang hingga 39 ribu orang setiap tahunnya.
Kemudian, Bandara Bolaang Mongondow memiliki runway berukuran 1.600 meter x 30 meter dan dapat didarati oleh pesawat tipe ATR 72. Dengan luas terminal penumpang sebesar 993 meter persegi, bandara ini mampu menampung penumpang hingga 52 ribu orang setiap tahunnya.
Adapun yang terakhir, Bandara Taman Bung Karno memiliki runway berukuran 1.400 meter x 30 meter dan dapat didarati oleh pesawat tipe ATR 72. Luas terminal penumpang bandara ini adalah 600 meter persegi dan dapat menampung penumpang hingga 27 ribu orang setiap tahunnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, realisasi pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi udara di wilayah Sulawesi tak lepas dari dukungan dari pemangku kepentingan, mulai dari Kementerian dan Lembaga, DPR RI, Forkopimda Provinsi, Kabupaten, dan Kota, Asian Development Bank, serta kepada masyarakat yang telah mendukung dan bersinergi dalam penyelesaian dan pemanfaatan bandara-bandara tersebut.
“Semoga kehadiran bandara-bandara ini dapat mendongkrak perekonomian dan meningkatkan konektivitas di wilayah Sulawesi,” tutur Menhub.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari