Indonesia.go.id - Bandara Baru Panua dan Destinasi Wisata Teluk Tomini

Bandara Baru Panua dan Destinasi Wisata Teluk Tomini

  • Administrator
  • Sabtu, 27 April 2024 | 07:02 WIB
KONEKTIVITAS
  Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Panua Pohuwato di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Berharap titik-titik ekonomi baru di kawasan itu, termasuk terbukanya destinasi wisata Teluk Tomini. SETPRES
Komitmen pemerintah memajukan daerah-daerah di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur tidak lagi boleh diragukan.

Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan Bandara Panua di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Senin (22/4/2024). Dengan peresmian bandara baru, harapannya akan muncul titik-titik ekonomi baru di kawasan itu, termasuk terbukanya destinasi wisata Teluk Tomini.

Pembangunan bandara baru, yakni Panua Pohuwato, menelan anggaran Rp437 miliar. Pembangunan bandara baru yang memiliki landas pacu sepanjang 1.200 x 30 meter itu utamanya ditujukan untuk membuka akses ekonomi ke Kabupaten Pohuwato.

Khusus terkait dengan panjang landas pacu di Bandara Panua, Presiden Jokowi meminta agar dilakukan penambahan panjang landasan. Agar, pesawat jenis ATR full bisa mendarat dan bisa lebih memperkuat fungsi bandara dalam mendukung aktivitas ekonomi lokal.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai negara besar—ada 514 kabupaten dan kota, 38 provinsi, dan 17.000 pulau di Nusantara--memerlukan infrastruktur yang memadai untuk mendukung konektivitas dan kompetisi ekonomi.

“Kalau tidak kita miliki, negara kita akan kalah bersaing, tidak bisa berkompetisi dengan negara lain, produk kita kalah bersaing dengan negara lain. Oleh sebab itu, yang namanya bandara itu sangat penting dalam rangka kita berkompetisi dengan negara lain,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa Bandara Panua Pohuwato merupakan bandara ke-25 dari sebanyak 27 pelabuhan udara yang dibangun. Dia mengatakan, pesawat terbesar yang bisa terbang dan mendarat di bandara ini adalah jenis ATR 72-600.

“Kami laporkan anggaran untuk membangun bandara ini tidak kecil, yaitu Rp437 miliar, karena tanahnya relatif tidak bagus, sehingga kita perlu melakukan improvement dari tanah ini,” jelasnya Budi.

Pembangunan Bandara Panua sendiri sudah dimulai sejak 2015 dan baru rampung pada 2024. Biaya pembangunan bandara perintis ini sebagian di antaranya berasal dari mekanisme Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Sebelum diresmikan Presiden Jokowi, penerbangan perintis perdana dari dan ke Bandara Panua sudah dilakukan pada 18 Februari 2024. Pesawat twin otter DHC 6-300 milik maskapai SAM Air sukses mendarat dan terbang dengan rute Gorontalo-Pohuwato-Palu pergi pulang (PP). Penerbangan perdana pesawat peristis itu menandai babak baru dunia aviasi di Pulau Sulawesi bagian utara.

Dengan peresmian bandara baru itu, komitmen pemerintah memajukan daerah-daerah di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur tidak diragukan lagi. Saat meresmikan operasional Bandara Panua Pohuwato, Presiden berharap akan muncul titik-titik ekonomi baru yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pohuwato.  “Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih baik, muncul titik-titik ekonomi yang baru,” tutup Presiden.

 

Pompa Kunjungan Wisata

Lebih jauh, kehadiran bandara tersebut juga diyakini mampu memompa kedatangan wisatawan ke Teluk Tomini. Pasalnya, lokasi Bandara Panua di Desa Imbodu, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, terbilang cukup strategis karena relatif dekat dari ibu kota kabupaten, Marisa.

Bahkan, hanya sekitar 90 km atau 2,5 jam perjalanan dari Pelabuhan Tilamuta di Kabupaten Boalemo, yang selama ini menjadi pintu gerbang wisata bahari Teluk Tomini. Di antara kedua kabupaten yang bersebelahan itu, terdapat gugusan pulau-pulau indah berpasir putih yang menanti untuk para pelancong, baik nasional maupun internasional. Antara lain, Pulau Lahe, Pulau Kima, Pulau Bitila, Lito Tumelo, Lito Duwalon, Pulau Mohupomba, Pulau Camar, hingga Pulau Cinta yang telah mendunia lantaran konsepnya mirip seperti resor di Maldives. Di Pulau Cinta, penginapan di atas laut didesain dengan bentuk hati yang menggunakan bahan kayu dan telah dilengkapi dengan panel surya lewat brand Boalemo Ecoresort.

Bertolak pada itu semua, maka keberadaan Bandara Panua Pohuwato diharapkan akan lebih mendekatkan dan mempercepat hubungan transportasi antardaerah. Sehingga, mobilitas masyarakat bisa meningkat, mendorong arus distribusi barang dan jasa, yang selanjutnya mendorong terbukanya lapangan-lapangan kerja baru.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari