Indonesia.go.id - Nyatakan Kasih Sayang dengan Sertifikat Vaksinasi

Nyatakan Kasih Sayang dengan Sertifikat Vaksinasi

  • Administrator
  • Minggu, 17 Oktober 2021 | 09:59 WIB
VAKSINASI COVID-19
  Petugas medis Puskesmas Kuta Alam (kanan) menyuntikkan vaksin COVID-19 untuk warga lanjut usia (lansia) di Banda Aceh, Aceh, Rabu (13/10/2021). ANTARA FOTO/ Irwansyah Putra
Cakupan vaksinasi lansia masih di bawah 30 persen. Pemerintah terus menyediakan tempat layanan vaksinasi yang lebih mudah dijangkau. Perlu dukungan keluarga agar lansia mendapatkan vaksin.

Memasuki paruh kedua Oktober 2021, cakupan vaksinasi sudah mencapai lebih dari 166 juta dosis. Untuk suntikan dosis pertama, cakupannya sudah melampaui 50,5 persen, dosis kedua 33,6 persen, dan dosis ketiga (khusus tenaga kesehatan) mencapai 74 persen. Namun, pada kelompok lansia di atas 60 tahun, cakupannya masih di bawah 30 persen. Masih jauh di bawah target.

Maka, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengharapkan, semua pihak terutama keluarga, ikut mendorong percepatan vaksinasi di kalangan lansia. Harapan itu disampaikannya saat Menteri Budi Gunadi meninjau vaksinasi umum untuk segala usia, di Bintaro Kota Tangerang Selatan, Sabtu (10/10/2021),

Vaksinasi yang digelar hari itu bisa melayani lebih dari seribu orang. Masing-masing mendapat satu dosis vaksin Pfizer. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang hadir bersama  bersama Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, menyatakan bahwa apresiasi atas pembukaan sentra vaksinasi itu sebagai bagian dari percepatan cakupan vaksinasi nasional.

Menteri Budi Gunasi Sadikin pun menyatakan kegembiraannya atas antusiasme masyarakat Tangsel untuk mendapatkan vaksin Covid-19. ''Saya titip buat Anda yang divaksin pada hari ini, jangan lupa bahwa vaksin ini sangat penting untuk melindungi kita, dan terutama yang usia lanjut,'' kata Menkes.

Kelompok lansia, menurut Menteri Budi Gunadi, menjadi prioritas vaksinasi karena rentan terpapar  Covid-19, dengan risiko tinggi. Vaksinasi pada lansia menjadi langkah penting dalam pengendalian pandemi, karena ini adalah mata rantai populasi yang paling rawan, rentan tertular, cenderung lebih mudah mengalami keparahan, dan pada ujungnya menjadi penyumbang angka kematian tertinggi.

Mengacu data dari Kementerian Kesehatan, menurut Menteri Budi Gunadi, kelompok lanjut usia itu menghadapi faktor risiko hingga 60 kali lipat lebih parah dibandingkan anak-anak di bawah 18 tahun. Selama pandemi, pasien yang manjalani perawatan di seluruh RS didominasi lansia. Dari 142,8 ribu korban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia, separuhnya adalah lansia.

“Dari data kita, mereka yang terpapar Covid-19, yang dirawat di RS, dan wafat, paling besar usianya yang di atas 60 tahun. Jadi, buat bapak ibu yang ada di sini, kalau ada kakek dan nenek, yang belum divaksin cepat-cepat diajak ke fasyankes atau sentra vaksinasi,” ujar Menkes.

Diungkapkan Menkes, sampai saat ini cakupan vaksinasi Covid-19 di kelompok lansia masih cukup rendah. Dari 21 juta sasaran baru (hampir) 7 juta lansia yang menjalani vaksinasi. Artinya, masih ada sekitar 14 juta sasaran lagi yang harus segera mendapatkan vaksin Covid-19.

“Masih banyak yang belum menjalani vaksinasi, ada yang memang takut ke RS, tidak diajak anggota keluarganya, atau enggan keluar rumah, sehingga mesti dibantu untuk diyakinkan agar mereka bisa segera divaksinasi,'' kata Menkes pula.

Dengan keterbatasan yang dimiliki, Kementerian Kesehatan terus berupaya mendekatkan layanan vaksinasi agar lebih mudah dijangkau oleh semua kalangan, terutama oleh kelompok lansia. Sentra-sentra vaksinasi dengan kapasitas 1.000-2.000 sasaran per hari terus diperbanyak di seluruh pelosok tanah air.

Menkes Budi Gunadi berharap para anggota keluarga yang muda terus proaktif mendorong orang tuanya, atau kakek-nenek  mereka, dan memberikan pemahaman serta keyakinan soal pentingnya vaksinasi. Pandemi belum berlalu. Badan Kesehatan Dunia WHO terus menyerukan kewaspadaan atas pandemi ini, dan tidak satu negara pun di dunia ini yang menyatakan telah keluar dari bahaya Covid-19.

Secara global pandemi terus menurun dan selama delapan minggu berturut-turut menunjukkan tren yang konsisten menyusut. Laporan COVID-19 Weekly Epidemiological Update yang dirilis oleh WHO pada Kamis (14 Oktober), menunjukkan gambaran yang menggembirakan itu. Puncak gelombang ketiga pandemi global 23 Agutus 2021, yang ditandai angka insidensi harian 700 ribu kasus terkonfirmasi positif Covid-19, telah turun ke level 400 ribu per hari.

Namun, beberapa negara yang masih mengalami kenaikan, salah satunya adalah Rusia. Di kawasan Asean, pandemi mulai melandai. Filipina, Thailand, dan Vietnam terus menunjukkan tren menurun. Di negeri jiran terdekat Singapura pun kurva pandeminya menunjukkan telah melewati puncaknya, dan mulai memperlihatkan penurunan sejak 10 Oktober 2021.

Namun, bagi Menkes Budi Gunadi Sadikin, melandainya kurva pandemi Covid-19, baik secara nasional, regional, dan global, bukanlah alasan untuk mengendorkan kewaspadaan. Akselerasi vaksinasi terus akan digenjot, termasuk prioritas pada kelompok lansia agar tidak menjadi klaster yang laten. Maka, segala edukasi, sosialisasi, dan bujuk rayu dari orang terdekat perlu dilakukan agar dapat menguatkan tekad mereka mendapatkan vaksin.

Kalau tidak percaya, kata Menkes, lihat contohnya Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin, yang kini berusia 78 tahun. “Pak Wapres paling senior di kabinet sudah divaksinasi, nyatanya aman dan sehat. Ini penting disampaikan karena banyak yang merasa nggak nyaman, dan takut ada apa-apa,’’ kata Menkes Budi Sadikin.

Menkes juga melihat bahwa sebagian lansia, terutama yang sepuh, mengalami kesulitan bila harus keluar rumah dan  menghadapi antrean di tempat vaksinasi. Karena itulah dukungan dari keluarga  yang muda diperlukan sebagai tanda bakti, cinta, serta kasih sayang, sampai para lansia menjalani suntikan dosis lengkap dan memperoleh sertifikat vaksinasi.

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari