Indonesia.go.id - Suara Optimistis pun Datang dari Tanah Papua

Suara Optimistis pun Datang dari Tanah Papua

  • Administrator
  • Rabu, 16 Oktober 2019 | 21:00 WIB
EKONOMI DIGITAL
  Kadis Kominfo Jayawijaya Isak SF Sawaki (kedua kiri), Asdep Telematika & Utilitas Kemenko Perekonomian Eddy Satriya (ketiga kiri), CEO Kitong Bisa Billy Mambrasar (kanan), VP Regulatory Management Telkomsel Edy Agus Akbar (kedua kanan), Dirut Bakti Anang Achmad Latif (ketiga kanan) dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 \"Menghitung Dampak Palapa Ring\" di Jakarta, Selasa (15/10/2019). Foto: IndonesiaGOID/Hermawan Susanto

Teknologi digital sudah menerobos batasan jarak dan waktu. Bahkan, internet yang cepat adalah keniscayaan yang harus dihadirkan di seluruh wilayah di Indonesia.

Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan pengoperasian jaringan Palapa Ring, Acara peresmian itu digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/10/2019). Beroperasinya secara resmi infrastruktur tol langit telah jadi tonggak sejarah baru bangsa ini sejak diwacanakan lebih satu dekade yang lalu.

Dalam rangka menguji kehandalan tol langit—istilah baru backbone Palapa Ring—Presiden juga menyempatkan melakukan video conference dengan sejumlah kepala daerah dari Sabang, Panajam Utara, Rote Ndao, Sorong, hingga Merauke.

Dari sejumlah kepala daerah itu, salah satunya adalah Bupati Asmat Provinsi Papua Elisa Kambu. Dalam kesempatan itu, Elisa menyampaikan rasa syukurnya dengan tuntasnya infrastruktur tol langit itu. 

Berkat adanya jaringan internet cepat, dia menjelaskan, di Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat, kini telah dapat turut berperan serta menggunakan infrastruktur itu. Misalnya, kini penyelenggaraan pemerintahan dan ekonomi bisa dilakukan secara online.

“Adanya infrastruktur itu, jelas telah meningkatkan kecepatan layanan kepada masyarakat. Sejak Agustus 2019, internet yang disediakan pemerintah juga sudah dinikmati di sekolah-sekolah dan puskesmas di daerah tersebut,” tutur Elisa.

Adanya testimoni itu tentu membuat Joko Widodo pun ikut bangga. Pasalnya, seperti disampaikan Presiden dalam sambutannya, dunia saat ini sudah berubah dari era analog ke era digital.

Teknologi digital sudah menerobos batasan jarak dan waktu. Bahkan, Kepala Negara juga mengungkapkan impresinya bahwa internet yang cepat adalah keniscayaan yang harus dihadirkan di seluruh wilayah di Indonesia.

Layanan internet yang cepat dan telah dihadirkan melalui infrastruktur tol langit merupakan wujud komitmen pemerintah. Tujuan infrastruktur itu tidak hanya memajukan sektor ekonomi, tapi juga sektor sosial budaya politik dan pemerintahan.

“Inilah yang akan menyambungkan negara kita. Dan, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan pengoperasian Palapa Ring ini," lanjut Joko Widodo.

Namun dengan adanya infrastruktur Palapa Ring, lantas kemudian layanan internet menjadi lebih mudah dan cepat? Berkaitan dengan itu, Menkominfo Rudiantara mengibaratkan Palapa Ring layaknya jalan tol yang membuat tersedianya internet dengan kecepatan tinggi.

Dengan dibangunnya Palapa Ring sebagai jalan tol, maka operator tinggal membangun infrastruktur jalan lanjutan setelah keluar dari jalan tol itu. "Dengan peresmian ini, maka 514 kabupaten kota sudah tidak ada yang tidak terhubung dengan jalan tol," kata Rudiantara.

Seperti disampaikan Menkominfo, untuk mengkoneksikan 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, kontraktor harus menggelar broadband infrastruktur Palapa Ring yang terdiri dari kabel laut dengan panjang mencapai 32.280 kilometer dan kabel daratan mencapai 21.807 kilometer.

Infrastruktur itu terbagi menjadi tiga segmen, Paket Barat, Tengah, dan Timur. Nilai investasinya pun tidak tanggung-tanggung, yakni mencapai Rp7,72 triliun. Bila dibedah lebih jauh lagi, panjang kabel serat optik yang membentang di Palapa Ring paket barat mencapai 2.275 Km dan sudah beroperasi sejak Maret 2018.

Begitu juga dengan Palapa Ring paket tengah. Di paket ini, panjang kabel mencapai 2.995 Km dan beroperasi pada Desember 2018. Selanjutnya, paket timur merupakan paket yang penuh dengan tantangan. Konsorsium PT Mora Telekomunikasi Indonesia (Moratelindo)—pemenang pengerjaan proyek paket timur.

Konsorsium itu harus menggelar kabel sepanjang 6.878 Km dengan medan yang masih perawan, termasuk di Pegunungan Jayawijaya. Namun, semua tantangan itu bisa diatasi dan tuntas dikerjakan pada Agustus 2019.

Suara dari Papua

Tentu saja, tol langit yang telah sukses digelar pemerintah tak ada artinya, bila manfaat ekonominya tak dirasakan bagi masyarakat, termasuk Papua, yang selama ini selalu dikonotasikan sebagai daerah terbelakang dan terluar negeri ini.

Asumsi itu jelas salah. Ungkapan dari Bupati Asmat Elisa Kambu di atas jadi bukti betapa besarnya manfaat dari keberadaan infrastruktur itu. Begitu juga cerita dari Billy Mambrasar, CEO KitongBisa.com juga menjadi satu realitas lain bahwa ada optimistis berkaitan dengan bisnis berbasis digital itu.

“Jelas, Palapa Ring makin memudahkan kami untuk menyatukan generasi muda Papua mengembangkan ide-ide kreatif dan dapat mengakses pasar global,” ujar Billy Mambrasar dengan penuh kenyakinan.

Billy merupakan salah satu putra Papua asal Serui, Kepulauan Yapen. Pria lulusan strata 1 dari ITB dan lulusan S2 dari Oxford juga tercatat sebagai Ketua Papua Muda Inspiratif, sebuah gerakan sosial muda-mudi Papua untuk mendorong tumbuhnya entrepreneurship di kalangan pemuda yang berasal dari tujuh suku besar di Papua.

Melalui Gerakan Papua Muda Inspiratif, Billy telah melahirkan 118 muda- mudi Papua memiliki usaha rintian (start-up). Nantinya, sebanyak 118 anak muda itu akan diseleksi lebih lanjut.

Mereka juga akan diberikan pembekalan atau pelatihan kepemimpinan dan nasionalisme pada 24-26 Oktober mendatang. Gerakan ini bertujuan untuk membuat sebuah Creative Youth and Innovation Hub.

“Kami terus berusaha melakukan perubahan dengan mendukung program pembangunan pemerintah di Provinsi Papua dan Papua Barat. Masyarakat Papua harus dilibatkan dari awal, tidak hanya menerima manfaat," ujarnya.

Tidak itu saja, melalui Papua Muda Inspiratif juga telah mengadakan pelatihan yang dihadiri oleh 200 muda-mudi Papua, yang berisi pembekalan keahlian kewirausahaan dan kepemimpinan di Sorong. Direncanakan, pada 18 Oktober mendatang, para anggota Papua Muda Inspiratif akan mengikuti Harvard Hackaton di Amerika Serikat.

"Mereka datang dengan Ide Fattery, yaitu mengubah lemak menjadi baterai atau power (kekuatan)," ucap Billy.

Selanjutnya, satu perusahaan rintisan binaan KatongBisa.com juga telah menjadi pemenang lomba 'Pameran Inovasi Start Up' yang diadakan oleh Kemenristekdikti pada pekan lalu. Startup itu menciptakan aplikasi Virtual Tour Guide, sebuah aplikasi yang dapat dengan rinci merencanakan dan menjadwalkan perjalanannya hingga mendapatkan guide lokal yang terpercaya.

"Adanya Palapa Ring akan makin memudahkan kita mengakses pasar global dan menangkap peluang dengan lebih baik. Generasi muda Papua dapat memanfaatkan akses internet dengan maksimal dan mengembangkan ekonomi digital," pungkasnya.

Suara yang sama juga diungkapkan Kepala Dinas Kominfo Jayawijaya Isak SF Sawaki. Menurutnya, sebenarnya mama-mama di Jayawijaya sudah terbiasa menggunakan peranti ponsel untuk melakukan transaksi barang.

"Dengan hadirnya Palapa Ring Paket Timur, kami percaya para generasi muda Papua dapat memanfaatkan akses internet dengan maksimal, khususnya mengembangkan ekonomi digital, sehingga tidak semua pemuda Papua hanya ingin menjadi PNS setelah selesai kuliah.”

Sebagai bagian pelaku ekonomi, mereka bisa jadi sangat menyakini inovasi merupakan mesin pertumbuhan ekonomi, dan kerusakan yang abadi bila kreativitas itu mati. Harapannya, lahirnya sejumlah kreasi berbasis ekonomi digital tentu menjadi berkah bagi bangsa ini, termasuk dari Papua tersebut. (F-1)