Pandemi belum lepas mencengkeram planet bumi. Bila akhir Maret silam laju penambahan kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 secara global sekitar 80-90 ribu per hari, pada pekan terakhir Juni 2020 ini lajunya meningkat ke level 160-180 ribu. Situation report yang dirilis WHO tiap hari bisa menunjukkan, secara global jumlah kasus baru terus menanjak. Angka reproduksi efektif masih di atas 1.
Pada situation report edisi ke-157 yang dirilis 26 Juni lalu terlihat bahwa secara regional peningkatan itu terjadi di kawasan Amerika (termasuk Amerika Selatan), Timur Tengah, serta Asia Selatan dan Tenggara. Wabah mulai menyusut di Eropa (tak semua negara), Australia, dan Asia Timur. Kalau dirinci per negara, maka laju penularan terlihat masih tinggi, di antara, lain di Rusia, Afrika Selatan, Mesir, Turki, Arab Saudi, Qatar, Irak, Iran, Pakistan, India, Bangladesh, dan Indonesia.
Namun, tidak berarti bahwa setiap jengkal tanah di bumi terancam Covid-19. Lonjakan kenaikan angka korban terjadi karena zona yang terpapar virus corona ini makin hari makin banyak. Namun, ada zona yang hanya mengalami wabah secara ringan atau sedang, dan tak sedikit yang terpapar serangan berat. Situasi itu terlihat pula pada masing-masing negara. Ada provinsi atau distrik yang terinfeksi berat atau sedang, dan ada pula yang ringan.
Variasi yang tajam itu juga terlihat di Indonesia. Secara umum, penambahan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 setiap hari berkisar pada angka 1.100--1.300 orang sepanjang akhir Juni ini. Angka ini tiga kali lipat dibanding periode pekan terakhir April lalu. Pada akhir Juni 2020, 448 kabupaten/kota (dari 514 yang ada se-Indonesia) telah terpapar Covid-19. Dua bulan lalu baru 282 kabupaten/kota. Zona sebaran semakin luas.
Di Indonesia, satuan areal terkecil yang berada dalam satu tata kelola kesehatan ialah kabupaten/kota. Kondisinya sejak awal bervariasi, mulai yang bebas sama sekali dari Covid-19, serangan ringan, sampai ke sedang dan berat. Kini, angka kasus konfirmasi positif itu tersebar di sekitar 450 zona di atas wilayah Indonesia, pada tanah daratan seluas hampir dua juta km2, di ribuan pulau, dengan luas wilayah perairan 3,25 juta km2.
Zona Empat Warna
Pemerintah melalui Gugus Tugas Nasional Covid-19 telah membuat pemetaan berdasarkan 15 kriteria. Dari 15 kriteria, yang 13 di antaranya mengacu pada indikator epidemiologis, dua lainnya merujuk pada kapasitas pelayanan kesehatan. Tim pakar dari Gugus Tugas Covid-19 telah membuat formulasi untuk menghitung skor setiap zona dengan memberi bobot pada masing-masing kriteria. Rincian kriterianya adalah sebagai berikut:
1. Penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu terakhir dari puncak terjadinya kasus penularan Covid-19.
2. Penurunan jumlah kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) pada dua minggu terakhir.
3. Penurunan jumlah kasus meninggal dari kasus positif selama dua minggu terakhir.
4. Penurunan jumlah kasus meninggal dari ODP dan PDP selama dua minggu terakhir.
5. Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di rumah sakit selama dua minggu terakhir.
6. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di rumah sakit selama dua minggu terakhir.
7. Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif selama dua minggu terakhir.
8. Kenaikan jumlah selesai pemantauan dan pengawasan dari ODP dan PDP selama dua minggu terakhir.
9. Laju insidensi kasus positif per 100 ribu penduduk.
10. Angka kematian per 100 ribu penduduk.
11. Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama dua minggu.
12. Positivity rate (kasus positif) lebih rendah dari lima persen atau diambil dari seluruh sampel yang diperiksa dengan proporsi positif hanya lima persen.
13. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20 persen jumlah pasien positif Covid-19.
14. Jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan mampu menampung sampai lebih dari 20 persen jumlah PDP, ODP, dan pasien positif Covid-19.
15. Rt atau angka reproduksi efektif lebih rendah dari satu.
Dari skor yang ada dapat dibuat peta pandemi secara nasional. Zona hijau adalah daerah aman, dengan indikator epidemiologis yang bagus, antara lain, sudah tak ada lagi kasus pasien positif Covid-19 selama dua pekan terakhir. ODP dan PDP menipis. Laju insidensi Covid-19 per 100 ribu populasi terjaga rendah, dan seterusnya.
Kabupaten/kota yang mengalami serangan tapi dengan indikator epidemiologis yang ringan, tergolong ke zona kuning. Bila serangannya di level sedang, mereka masuk zona oranye atau jingga. Adapun zona merah itu bagi daerah yang masih dijangkiti pandemi secara akut. Ada risiko tinggi, yakni menanggung probabilitas cukup besar untuk tertular, bagi warga yang melakukan kegiatan di luar rumah.
Peta Terbaru
Pada 7 Juni lalu, untuk kali pertama Gugus Tugas Nasional mengumumkan peta sebaran pandemi. Kala itu disebutkan, ada 136 daerah yang masuk dalam daftar kuning, serangan ringan, dan karenanya dapat menjalani tahapan transisi menuju new normal. Sebagian besar zona kuning itu di luar Jawa. Ditambah 90 daerah yang masuk zona hijau karena tidak terpapar Covid-19, berarti ada 226 kabupaten kota yang telah siap ke situasi produktif. Itu berarti 44 persen dari daerah yang ada di Indonesia.
Gugus Tugas Nasional Covid-19 kembali mengumumkan peta pandemi ini Kamis (25/6/2020). Pada hari itu tercatat ada 38 zona hijau baru, yang sebelumnya kuning. Sebagian besar ada di Sumatra, terutama di Aceh. DKI Jakarta menyumbang zona hijau dari Kabupaten Kepulauan Seribu, sedangkan Jawa Tengah berkontribusi dua, yakni Kota Pekalongan dan Wonogiri. Ditambah zona hijau yang masih bertahan dari periode sebelumnya, maka tercatat ada 112 zona hijau di seluruh Indonesia.
Pada hari itu pula dilaporkan bahwa ada 188 zona kuning, sebagian besar di Sumatra. Namun, di Jawa juga sudah bermunculan zona kuning. Di Provinsi Banten ada zona kuning di Kota Serang. Di Jawa Barat tercatat ada 20 (dari 27 kabupaten kota) termasuk ke zona kuning. Jawa Tengah mencatatkan 21 dari 35 kabupaten-kota ke zona kuning, sedangkan Jawa Timur baru dapat menyodorkan 9 dari 38 kabupaten kota yang ada.
Secara keseluruhan, ada 300 zona hijau dan kuning, atau 58% dari jumlah kabupaten/kota di Indonesia. Ada kemajuan yang signifikan dari posisi 7 Juni lalu. Namun, masih ada 157 kabupaten kota lainnya yang tertahan di zona oranye (jingga), bahkan 57 lagi masih berkubang dalam zona merah.
Zona Jingga dan Merah
Kota Makassar adalah zona merah. Dalam 14 hari terakhir, kasus Covid-19 meningkat dari 736 menjadi 2.006. Kota Makassar memberi kontribusi terbesar bagi terjangkitnya 4.469 kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan. Karuan saja, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah pun mencopot Plt Wali Kota Makassar Yusran Jusuf dan menggantinya dengan Rudi Djamaluddin, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemprov Sulawesi Selatan.
“Kita butuh strong leader, bisa merangkul semua elemen masyarakat, mengendalikan pemerintahan dan mengendalikan Covid-19. Jadi tidak ada hal yang khusus dari pergantian ini,” kata Gubernur Nurdin Abdullah usai pelantikan Plt wali kota yang baru, Jumat (26/6/2020). Gubernur Nurdin menekankan, bahwa plt wali kota adalah perpanjangan tangan gubernur sampai ada pejabat definitif. Oleh karena itu, koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi hal yang wajib dijalankan.
Tidak mengherankan bila Gubernur Nurdin gusar. Dalam 40 hari terakhir ada penambahan 2.500 kasus Covid-19 di wilayahnya. Sulawesi Selatan kini menjadi penyumbang terbesar ketiga kasus Covid-19 di bawah Jawa Timur dan DKI Jakarta. Ada beberapa zona merah di Sulawesi Selatan.
Sejumlah kota besar lain juga masih kesulitan keluar dari zona merah. Medan, Semarang, Banjarmasin, misalnya, dan yang terus menjadi sorotan ialah Surabaya. Pada Jumat (26/6/2020), Surabaya mencatatkan tambahan 192 kasus baru, hingga total ada 5.157 kasus. Sepanjang dua pekan, ada penambahan 1.413 orang. Surabaya Raya, termasuk Gresik dan Sidoarjo, menjadi zona merah menyala.
DKI Jakarta juga sulit beringsut ke zona kuning. Dengan angka reproduksi efektif 0,98, mestinya Jakarta bisa bergerak ke zona kuning. Namun dikepung oleh kota-kota yang masih tinggi tingkat kejangkitan virus corona, Jakarta tertahan di zona oranye (jingga), sama dengan daerah di sekelilingnya, yakni Bekasi, Tangerang, Depok, dan Kabupaten Bogor.
Namun, masa transisi sudah diberlakukan di banyak kota besar, seperti Jabodetabek, Surabaya Raya, dan Makassar. Tak mudah ditarik mundur. Sementara, protokol kesehatan tak sepenuhnya bisa dijalankan. Soal masker saja, 82 persen warga Surabaya Raya enggan memakainya. Itu yang dilaporkan Gubernur Khofifah Indar Parawansa kepada Presiden Joko Widodo yang mengunjungi Surabaya, Kamis (25/6/2020).
Dengan semakin banyaknya zona hijau dan kuning, kegiatan ekonomi akan berjalan lebih cepat. Hilir mudik orang dari satu ke tempat lain tak bisa dihindari, dan tak mustahil sebagai akan ke sana ke mari dengan membawa virus. Covid-19 menular dari manusia ke manusia.
Mau tak mau protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat. Tracing, testing, dan treating, jangan pula hanya jadi jargon. Kelengahan dapat membuat yang hijau jadi kuning dan yang kuning jadi jingga, bahkan merah. Normal baru akan menjauh.
Penulis: Putut Trihusodo
Editor: Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini