Indonesia.go.id - Trans-Sumatra, Ruas Pertama Tol di Serambi Mekah

Trans-Sumatra, Ruas Pertama Tol di Serambi Mekah

  • Administrator
  • Kamis, 2 Juli 2020 | 02:43 WIB
INFRASTRUKTUR
  Kendaraan pekerja melintasi jalan tol seksi IV Blangbintang-Indrapuri yang telah rampung di Aceh Besar, Aceh, Kamis (11/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Ruas pertama jalan tol segera beroperasi di Aceh. Panjang Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) akan mencapai 672 km.

Badai Covid-19 tak menghalangi para pekerja terus bergerak. Dengan buldozer, excavator belko, dump truck, dan truk molen, mereka beraksi menembus tanah perbukitan antara Indrapuri dan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km, yang dimulai awal 2019 itu, tidak terbengkalai karena pandemi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono memastikan, pada akhir Juni, paling lambat awal Juli 2020, seksi 4 Blang Bintang-Indrapuri sepanjang 14 km siap dioperasikan. ‘’Kita sedang lakukan uji laik fungsi sebagai syarat pengoperasian,” kata Menteri Basuki dalam rilisnya di laman berita Kementerian PUPR edisi pertengahan Juni lalu. Seksi 4 itu akan menjadi jalan tol pertama di Serambi Mekah.

Ruas tol Banda Aceh-Sigli itu dibangun oleh perusahaan BUMN PT Hutama Karya sebagai kontraktor utama. Jalan tol ini terbagi dalam enam seksi, melewati 10 kecamatan dan 78 gampong (desa). Secara keseluruhan lahan yang diperlukan 850 hektar. Berkat dukungan para pemuda adat dan para pimpinan daerah, pembebasan tanah berlangsung tanpa banyak hambatan dan hampir seluruhnya telah selesai. Kini telah tersedia lahan dengan lebar koridor 80 meter memanjang dari Banda Aceh ke Sigli, Ibu Kota Kabupaten Pidie.

Pandemi Covid-19 yang diikuti dengan krisis ekonomi ini tentu mengganggu anggaran pemerintah, dan berakibat pada menciutnya anggaran Kementerian PUPR. Namun, jalan tol Banda Aceh-Sigli termasuk prioritas. Selesai di seksi 4 ini, Hutama Karya siap terjun menggarap Seksi 6 Kuto Baro-Baitussalam 7,7 km dan Seksi 3 Jantho-Indrapuri 16 km. Target ruas Banda Aceh-Sigli selesai 2021 masih berlaku.

Sedianya, jalur tol seksi 4 Indragiri-Blang Bintang ini disiapkan untuk menyambut arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1441. Wabah virus corona membuyarkan semua. Toh, seksi 4 ini cukup membantu warga Indrapuri dan Banda Aceh mengakses Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, yang terletak di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Jalan menuju bandara lebih lempang.

Jalan tol Banda Aceh-Sigli ini juga akan menjadi nadi ekonomi bagi warga sekitar. Bank Indonesia (BI) pernah merilis hasil analisisnya bahwa kehadiran jalan tol ini bisa meningkatkan produktivitas warga di sekitarnya sampai 5 persen, dan akan terdongkrak lebih tinggi lagi bila jalan tol tersebut terkoneksi ke tol Trans-Sumatra dari Sigli-Lhokseumae (135 km), Lhokseumawe-Langsa (137 km) dan dari Langsa menembus batas ke Sumatra Utara ke kota Binjai (110 km) kemudian berlanjut ke Medan.

 

Ada 15 Ruas Baru

Seksi 4 dari ruas Banda Aceh-Sigli itu hanya satu segmen yang selesai di 2020 ini. Kementerian PUPR mengumumkan akan ada 15 ruas jalan tol yang diresmikan sepanjang 2020. Dikutip dari Antara, Rabu (17/6/2020), Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko  Widianto mengatakan, ada tiga  ruas tol yang sudah siap diresmikan Juni-Juli ini, dan 10 lainnya sampai akhir tahun.

Di luar Seksi 4 di ruas Banda Aceh-Sigli, menurut Trisasongko, ruas Pekanbaru-Kandis-Dumai Seksi 1-6  sepanjang 131 km, dan seksi 2 Depok-Antasari sepanjang 6 km, seksi 1A Cimanggis-Cibitung 3 km, dan seksi 1 dan 2A Manado-Bitung sepanjang 21 km. Ada 10 lainnya yang  bakal selesai sebelum akhir 2020. ‘’Jadi, ada 15 ruas sepanjang  297 km yang rampung tahun 2020 ini," kata Trisasongko.

Lebih jauh, Dirjen Bina Konstruksi ini menambahkan, pembangunan jalan tol ini akan berlanjut. “Jalan tol yang siap dilelangkan tahun 2020 sejumlah 12 ruas jalan, sepanjang 669 km dengan perkiraan biaya investasi sebesar Rp242 triliun," kata Trisasongko pula.

Beberapa ruas tol yang telah siap dilelang itu, antara lain, dari Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Jalan Akses Patimban, Jogja-Bawen, Solo-Yogyakarta-NYIA (New Yogyakarta International Airport), dan Harbour Toll Road Semarang.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo memang menempatkan infrastruktur, termasuk jalan tol, dalam daftar prioritas pembangunannya. Dalam lima tahun pertama pemerintahannya 2019, Presiden Jokowi telah membangun sekitar 1.120 km jalan tol, sehingga jaringan jalan tol di Indonesia mencapai panjang 1.863 km.

Pada periode kedua pemerintahannya, ada rencana untuk menambah 1.500 km jalan tol baru. Realisasi hingga pertengahan 2020, ada penambahan 297 km. Namun, bencana pandemi Covid-19 tahun 2020 ini tentu bisa menjadi kendala tersendiri. Dunia mengalami tekanan ekonomi dahsyat, termasuk Indonesia. Kemampuan fiskal pemerintah menyusut. Banyak anggaran yang dialihkan ke penanganan Covid-19.

Program infrastruktur tampaknya tetap menjadi prioritas sehingga Kementerian PUPR tetap melakukan lelang untuk 669 km jalan tol baru di 2020. Namun, skala investasi pemerintah ke jalan tol ini agaknya tidak bisa sebesar yang direncanakan. Target 1.500 km jalan tol baru, tidak mudah dicapai.

Trans-Sumatra sendiri panjangnya 2.818 km. Ada jalan poros yang membujur di sepanjang pulau, dari Banda Aceh, Sigli, Binjai, Medan, Kisaran, Rantau Prapat, Dumai, Pekanbaru, Jambi, Palembang, hingga ke Bakauhuni di Lampung. Ada pula jalan yang melintang dari Sibolga ke Tebing Tinggi, dari Padang ke Pekanbaru dan dari Bengkulu ke Palembang.

Dari 2.818 km itu, sampai tahun lalu baru 458 km yang selesai sampai 2019 yang ditandai rampungnya jalur tol Bakauheni-Palembang. Di Sumatra sejauh ini Trans-Sumatra baru berjalan 107 km. Namun, pada 2020 ini Trans-Sumatra akan bertambah panjang 214 km lagi. Jadi, dari 15 proyek jalan tol baru (297 km) yang akan diresmikan 2020 ini, sebagian besar adalah bagian dari Trans-Sumatra.

Kebijakan pembangunan tol Trans-Sumatra itu diputuskan di akhir era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhonono pada 2014. Yang akan diresmikan tahun ini ialah Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang 14 km, Seksi 1 Binjai-Langsa 7 km, Pekanbaru-Dumai 131 km, Kayuagung-Palembang 34 km, dan Padang-Sicincin 30km.

Dengan demikian, berkat tambahan 214 km jalan baru ini, pada akhir 2020 panjang Trans-Sumatra akan menjadi 672 km, dan belum seluruhnya saling terhubung. Dari panjang 672 km itu, 33 km yang pertama selesai dibangun 1989 di era Presiden Soeharto, yakni ruas Tanjung Morawa-Medan-Belawan. Jalan Tol Trans-Sumatra adalah pekerjaan besar, yang mungkin perlu dikerjakan beberapa presiden.

 

 

 

Penulis: Putut Trihusodo
Editor: Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini