Jakarta, InfoPublik - Rangkaian pertemuan Presidensi G20 Indonesia telah dimulai pada 1 Desember 2021 dan puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali pada tanggal 15-16 November 2022.
Namun para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya produk craft atau kerajinan dan food & baverage/ makanan dan minuman, sejak Agustus lalu sudah mendapatkan kenaikan pesanan sejumlah 70% dari biasanya.
Salah satu mitra binaan Pertamina yang mendapatkan pesanan cukup banyak adalah Uwais Craft.
Produk terlaris yang di produksi oleh Uwais Craft berupa pouch, tas laptop dan tote bag yang berbahan dasar kain tenun bali ini, menjadi salah satu produk yang paling banyak dipesan.
Meski begitu, pemilik dari Uwais Craft, Rossi, menuturkan dampak pandemi COVID-19 masih belum sepenuhnya pulih, sehingga ruang gerak penjualan di Pulau Dewata masih sulit.
Apalagi produk Uwais Craft merupakan produk premium yang segmentasi pasarnya terbatas, dan diperlukan pasar yang tepat untuk memasarkannya.
“Kami sangat terbantu sekali karena G20 diadakan di Pulau Bali, sebelumnya pesanan yang saya terima sekitar 50- 75 pcs, tapi setelah ada G20, pesanan saya meningkat menjadi 100 – 200 pcs untuk sekali pesanan, dan saya bisa menyelesaikannya selama 1 bulan,” ujar Rossi.
Mitra binaan Pertamina
Sejak bergabung menjadi mitra Binaan Pertamina melalui Rumah BUMN (RB) Klungkung Bali pada 2021, banyak dampak positif yang didapat oleh Rossi. Salah satunya adalah mendapatkan wawasan mengenai bagaimana cara untuk menjadi pengusaha, dan menentukan target market untuk memasarkan produknya, mengingat basic yang dimiliki oleh Rossi hanyalah sebagai penjahit rumahan biasa.
Bermodalkan tekad yang kuat, dan kemampuan menjahit yang digelutinya sejak masih bersekolah menengah atas, menjadikan Rossi membuka usaha sekaligus memperkenalkan kebudayaan Bali kepada khalayak luas, melalui kain tenun khas Bali.
“Setelah bergabung di RB Klungkung, saya diajarkan bagaimana cara menjual produk, karena sebagus apa pun produk yang saya hasilkan kalau tidak ada marketnya akan percuma,” urainya.
Sementara itu, SPV RB Klungkung Sri mengatakan, dengan diadakannya G20 di Bali, dampaknya sangat terasa.
Pariwisata Bali juga sudah kembali dibuka, sehingga para pelaku usaha terutama UMKM yang ada di Kabupaten Klungkung mulai kembali sibuk beraktivitas menyelesaikan pesanan.
“Bersyukur banget G20 bisa dilaksanakan di Pulau Bali, para mitra binaan banyak dapat order, sehingga omzet juga meningkat hingga 70%”, ujarnya.
Sedangkan Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) & SMEPP Management PT Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan Bali menjadi tuan rumah Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang, sehingga Pertamina melakukan sejumlah persiapan.
Salah satunya mendukung para pelaku UMKM untuk bisa memanfaatkan momen internasional ini untuk memperkenalkan produk – produk lokal, yang memiliki nilai seni, tradisi dan budaya yang khas serta diiringi dengan kualitas maupun kreativitas yang tidak kalah dengan produk dari brand besar.
“Bali sudah sangat dikenal di mancanegara, jadi tidak sulit untuk bisa memperkenalkan produk lokal kepada para wisatawan, tetapi jangan lengah karena kita juga harus bisa terus berinovasi serta mengembangkan ide baru agar produk yang dihasilkan jauh lebih bernilai dan berkualitas dari sebelumnya,” ujar Fajriyah.
“Pertamina terus berupaya memberikan dukungan dan juga pendampingan kepada para mitra binaan, dimana para pelaku UKM bisa melakukan transformasi melalui penerapan digital menuju Go Online dan Go Global,” tegasnya.
Pertamina senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya.
Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.
Melalui program–program UMKM dan semangat Energizing Your Future, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi.
Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap Mitra Binaan menjadi UMKM naik kelas dan Go Global.
(Foto: smesta.kemenkopukm.go.id)