Denpasar, InfoPublik - Sejak diresmikan pada 18 Desember 2021, Pasar Tradisional Galang Ayu terus menarik animo masyarakat berbelanja. Salah satu sebabnya adalah karena tidak hanya pembayaran tunai, pedagang juga menerima transaksi pembayaran non tunai melalui QRIS. Hal ini tentu memudahkan masyarakat.
"Jadi kita lihat animo masyarakat sangat bagus, tingkat kunjungan masyarakat untuk berbelanja ke pasar Galang Ayu juga terus meningkat," kata Operasional Manager Pasar Galang Ayu, I Komang Adnyana Sumitra, di Denpasar, Selasa (30/8/2022).
Menurut Komang, dengan tagline pasar mewah, murah, meriah, pasar Galang Ayu berkomitmen tidak hanya memudahkan transaksi, menjamin kualitas barang yang diperjual, tapu juga harga yang murah.
"Untuk harga kita buktikan ke masyarakat bahwa harga di sini murah, tempatnya mewah dan suasananya meriah," ujarnya.
Sistem pembayaran melalui QRIS telah diterapkan sejak pasar tersebut diresmikan, hanya saja baru sebatas transaksi di foodcourt. Barulah kemudian pada saat pencanangan program SIAP QRIS pada April 2022, seluruh lapak di pasar Galang Ayu sudah bisa menerima pembayaran non-tunai dengan menggunakan QRIS
"Kalau kita lihat respon dari pedagang kita pada awal penggunaan QRIS di pasar Galang Ayu itu cukup bagus. Sebelum kita luncurkan Pasar Galang Ayu SIAP QRIS, kita sudah melakukan sosialisasi kepada semua pedagang di sini, jadi pada saat peluncuran SIAP QRIS semua pedagang di pasar sudah siap dengan program yang ada sekarang. Saat ini sudah zaman digitalisasi, mau tidak mau masyarakat harus menerima perubahan itu, termasuk juga para pedagang," jelasnya.
Pasar Galang Ayu terdapat 108 lapak kering dan 36 lapak basah. Totalnya ada 144 lapak, dengan 78 lapak di antarnya masih kosong. Bagi masyarakat yang ingin memiliki lapak di Pasar Galang Ayu, cukup mudah.
"Sekarang juga kami ada program promosi, karena kita pasar baru, kita lagi lakukan promosi, yakni sewa lapak kita gratis hingga enam bulan ke depan. Jadi kita kasih gratis, terus hanya dikenakan biaya kebersihan dan listrik sebesar Rp100rb per bulan. Syaratnya mudah, cukup copy ktp," kata I Komang.
Ia pun optimis pasar tersebut akan terus berkembang, karena jadi satu-satunya pasar tradisional yang dikelola secara modern.
"Selain belanja, masyarakat juga bisa rekreasi, karena di sini disiapkan juga arena bermain anak dan food court," ujar I Komang.
Pada April 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggandeng Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali meresmikan ”Digitalisasi Pembayaran dan S.I.A.P (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS” di Pasar Galang Ayu, Pemogan, Kota Denpasar.
Implementasi Program Pasar S.I.A.P QRIS merupakan salah satu upaya dalam mendorong digitalisasi pembayaran guna mendukung inklusi ekonomi dan keuangan digital, khususnya pemberdayaan ekonomi UMKM.
Asisten Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta pada kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa UMKM akan menjadi motor penggerak dalam mengintegrasikan ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Akseptasi QRIS semakin meluas utamanya didukung oleh UMKM. Saat ini, jumlah merchant QRIS secara nasional telah mencapai lebih dari 16 Juta unit, dimana 90% di antaranya digunakan oleh pelaku usaha UMKM.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho juga menegaskan bahwa salah satu fokus implementasi QRIS dilakukan pada sektor perdagangan ritel, khususnya di pasar tradisional.
“Pasar tradisional merupakan jantung kegiatan ekonomi masyarakat yang menjadi salah satu prioritas perluasan digitalisasi karena urgensi opsi pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan handal seperti QRIS meningkat seiring dengan relaksasi pembatasan mobilitas antar manusia. Pasar Galang Ayu secara khusus dipilih dalam program S.I.A.P QRIS karena ekosistem digitalnya telah siap dan memadai, yakni meliputi penggunaan QRIS pada lebih dari 60% pedagang, kawasan kuliner, kawasan bermain anak hingga layanan parkir, semua kini sudah dilengkapi opsi pembayaran menggunakan QRIS,” ujarnya.
(Foto: Amiri Yandi/InfoPublik)